Keren, Koki Amatir Ini Ubah Gunung Api Jadi Oven untuk Masak Pizza

Mario David Garcia Mansilla, seorang koki amatir menggunakan gunung berapi aktif sebagai oven.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jul 2021, 18:35 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2021, 18:35 WIB
Ilustrasi Gunung Berapi Pacaya (unsplash)
Ilustrasi Gunung Berapi Pacaya (unsplash)

Liputan6.com, Guatemala - Seorang koki amatir di Guatemala menjadi terkenal karena mengubah gunung berapi Pacaya menjadi restoran pizza pop-up. Menyajikan menu pizza panggang vulkanik segar pada turis.

Mario David Garcia Mansilla tumbuh dalam bayang-bayang Gunung Pacaya, salah satu gunung berapi paling aktif di Guatemala. Ia begitu mencintai kampung halamannya dan tahu tidak akan pernah ingin pergi.

Namun, tak pernah dibayangkannya jika suatu hari nanti gunung berapi tersebut akan menjadi oven pizza baginya, demikian dikutip dari Oddity Central, Jumat (16/7/2021).

Saat ini, Pizza Pacaya ala nya sedang naik daun dan menjadi sorotan bagi siapa pun yang mengunjungi Gunung Pacaya. Turis pun rela membayar mahar supaya Mansilla memasak pizza lezat tepat di atas batu vulkanik yang membara, di sebelah sungai lava yang mengalir.

Berasal dari San Vincente Pacaya, salah satu dari 21 pemukiman kecil di sekitar Gunung Berapi Pacaya, Mansilla selalu terpersona dengan gunung berapi.

Ide memanfaatkan panas luar biasa dari gunung berapi untuk memasak pizza baru muncul tahun 2014. Suatu hari, Mansilla pergi mendaki gunung untuk mellihat apa yang terjadi. Secara tidak sengaja, dilihatnya sekumpulan turis sedang memanggang marshmallow di atas lava. Dari sanalah ide tersebut berasal.

Percobaan Demi Percobaan

pizza-kezo
Ilustrasi pizza (pixabay)

Mario Mansilla, seorang akuntan terlatih menyadari bahwa ia dapat memasak secara harafiah di gunung berapi. Tidak hanya memungkinnya untuk mengikuti hasrat dalam berkuliner, ia juga dapat menghasilkan uang dari sana. Namun, awalnya tidak mudah.

Koki amatir itu pertama kali mencoba memanggang steak atau merebus ayam. Tak lama kemudian, disadarinya bahwa ia membawa terlalu banyak peralatan untuk menyiapkan dan menyajikan makanannya. Kemudian ia melihat struktur yang terbentuk dari lava kering dan pizza langsung terbesit di pikirannya.

Percobaan pertama saat Mansilla menggunakan panas gunung berapi yang terpancar untuk memasak pizza menghasilkan pizza yang terlalu garing. Percobaan kedua, sama buruknya dengan percobaan pertama.

Akhirnya, pada percobaan ketiga Mansilla berhasil. Pizza mahakaryanya dimasak dengan sempurna. Warna kerak emas dan lapisan keju yang meleleh. Ia telah menemukan hidangan yang sempurna untuk dimasak di Pacaya.

Cara Masak Ekstrem

Semburan Lava Gunung Pacaya di Guatemala
Ilustrasi Gunung Berapi Pacaya (AFP)

Mario David Garcia Mansilla membutuhkan waktu kurang lebih 5 tahun untuk mengubah kecintaannya pada pizza menjadi bisnis. Pizza Pacaya akhirnya dibuka tahun 2019. Untungnya tidak butuh waktu lama bagi Mansilla merealisasikan idenya.

Sekarang, hampir setiap hari Mansilla mendaki Gunung Pacaya sambil membawa ransel sekitar 60 pon atau setara dengan 27 kilogram yang diisi dengan peralatan masak dan bahan-bahan memasak.

Mansilla memilki dua cara terkenal untuk memasak pizza vulkanik. Pertama, ia menempatkan nampan di salah satu dari banyak gua yang berbentuk seperti oven di Pacaya. Kedua, ia meletakkan nampan di atas lava mengeras di sebelah sungai batu yang meleleh perlahan.

Cara kedua lebih berat karena bahkan dengan menggunakan sepatu bot ala militer, masih akan merasakan panas yang ekstrem.

Dengan ratusan jumlah pengunjung Gunung Berapi Pacaya setiap hari, Pizza Pacaya Mansilla hampir tidak pernah sepi. Mansilla merasa puas karena selain berpenghasilan, hal tersebut juga memuaskan hasratnya akan seni kuliner.

Kira-kira berapa lama waktu yang diperlukan untuk memasak pizza di gunung berapi aktif?

Menurut Mansilla, panasnya begitu luar biasa sehingga setiap nampan hanya membutuhkan waktu tidak lebih dari 10 menit untuk dimasak.

 

Reporter: Ielyfia Prasetio

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya