Fosil Naga Terbang Ditemukan di Gurun Chile

Penemuan pertama fosil naga terbang di Belahan Bumi Selatan.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Sep 2021, 20:10 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2021, 20:10 WIB
Fosil
Ilustrasi Fosil (Lisa Yount/Unsplash)

Liputan6.com, Santiago - Para ilmuwan telah mengidentifikasi sisa-sisa fosil kadal bersayap yang digali di Gurun Atacama Chile dan disebut sebagai flying dragon atau naga terbang. Penemuan naga terbang ini yang pertama dari jenisnya ditemukan di Belahan Bumi Selatan.

Dilansir dari Live Science, Senin (20/9/2021), kadal bersayap atau pterosaurus yang membubung di langit 160 juta tahun yang lalu itu memiliki lebar sayap 2 meter, ekor panjang dan runcing, dan gigi yang menonjol keluar. Fitur yang ia punyai memberi makhluk era Jurassic dengan julukan naga yang menakutkan.

Meskipun genus dan spesies kadal bersayap yang tepat tidak diketahui, para ilmuwan berpikir itu adalah anggota Rhamphorhynchinae, subfamili rhamphorhynchoids, yang merupakan salah satu dari dua jenis utama pterosaurus.

Dibandingkan dengan pterodactyloids, seperti genus pteranodon yang termasuk spesies dengan lebar sayap lebih dari 7 meter, Rhamphorhynchinae rata-rata lebih kecil.

Rhamphorhynchinae memiliki ekor yang lebih panjang dan rahang bergigi penuh, kemungkinan besar rahang bergigi penuh digunakan untuk menangkap ikan dan mamalia laut kecil dari laut. Penemuan ini adalah pertama kalinya anggota subfamili Rhamphorhynchinae ditemukan di bawah khatulistiwa.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Menurut Para Ilmuwan Mengenai Fosil Naga Terbang

Ilustrasi gurun
Ilustrasi gurun pasir (Wikipedia)

Jhonatan Alarcon seorang ilmuwan University of Chile mengatakan bahwa para ilmuwan adalah ahli paleontologi pertama yang mengungkapkan keberadaan subfamiliki rhamphorhynchinae di Belahan Bumi Selatan. Sebelum penemuan ini, diperkirakan bahwa pterosaurus tidak ada di garis lintang ini.

Fosil itu ditemukan pada tahun 2009 oleh Osvaldo Rojas, direktur Museum Sejarah Alam Gurun Atacama. Rojas membelah batu gurun yang membuatnya pesaran dan menemukan tulang-tulang reptil purba yang telah lama terawetkan di dalamnya. Sebuah analisis yang dilakukan oleh Alarcon mengungkapkan bahwa sisa-sisa kuno milik spesies yang tidak diketahui dalam subfamili rhamphorhynchinae.

Ketika kadal bersayap kuno masih hidup, sebagian besar daratan Belahan Bumi Selatan adalah bagian dari superbenua yang disebut Gondwana, yang terbentuk setelah superbenua Pangea yang lebih besar terbelah menjadi dua. Alarcon berspekulasi bahwa naga terbang Chile dapat melayang ke selatan dari superbenua utara Laurasia ke Gondwana, karena beberapa anggota rhamphorhynchinae telah ditemukan di sepanjang pantai Kuba Modern.

Langkah selanjutnya, para peneliti dengan hati-hati mengekstrak bagian akhir dari fosil yang tetap terperangkap di dalam batu. Kemudian, peneliti berencana untuk membuat oerbandingan lebih lanjut antara pterosaurus dengan yang lainnya dalam subfamili yang sama, tujuannya agar dapat mengetahui apakah ptreosaurus adalah spesies yang baru.

 

Penulis : Alicia Salsabila

 

Infografis Jangan Buang Sembarangan, Ini Cara Kelola Masker COVID-19 Bekas Pakai

Infografis Jangan Buang Sembarangan, Ini Cara Kelola Masker Covid-19 Bekas Pakai. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Jangan Buang Sembarangan, Ini Cara Kelola Masker Covid-19 Bekas Pakai. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya