Liputan6.com, San Juan - Selasa 30 November 2021 dini hari waktu setempat Pulau Karibia Barbados secara resmi menjadi republik. Sejak itu kepala negaranya bukan Ratu Elizabeth II, karena tak lagi jadi bagian negara persemakmuran Inggris yang dipimpin sang ratu.
Seorang presiden pun kemudian dilantik sebagai kepala negara untuk menggantikan Ratu Inggris.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip VOA Indonesia, Rabu (1/12/2021), penyerahan kekuasaan itu dilakukan sebulan setelah parlemen bekas jajahan Inggris yang pernah dijuluki "Little England" itu memilih presiden pertamanya dengan suara mayoritas dua pertiga menyusul usahanya untuk menjadi republik sejak lebih dari dua dekade lalu.
Tamu paling terkenal, Pangeran Charles, tiba hari Minggu di Barbados, untuk mengikuti acara peresmian itu.
Ribuan orang menonton acara peresmian larut malam itu di televisi, mendengarkannya di radio atau melihatnya secara langsung di alun-alun rakyat di mana patung seorang penguasa Inggris yang terkenal disingkirkan tahun lalu di tengah dorongan dunia untuk menghapus simbol-simbol penindasan.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gubernur Jenderal Barbados Sandra Mason, yang ditunjuk oleh ratu, dilantik sebagai presiden tak lama setelah tengah malam atau tepatnya Selasa dini hari. Momen itu bertepatan dengan peringatan kemerdekaan ke-55 pulau itu dari Inggris.
Barbados perlahan-lahan menjauhkan diri dari masa lalu kolonialnya setelah memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada November 1966.
Negara pulau berpenduduk lebih dari 300.000 orang itu adalah salah satu negara terkaya di Karibia. Negara itu sangat bergantung pada industri pariwisata, manufaktur, dan keuangan.
Infografis 5 Tips Tidur Malam Berkualitas di Masa Pandemi COVID-19
Advertisement