Kota Xi'an China Berlakukan Lockdown di Tengah Kebangkitan COVID-19

Sebanyak 127 orang China dinyatakan positif terkena virus selama pengujian pertama di seluruh kota Xi'an.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 23 Des 2021, 15:55 WIB
Diterbitkan 23 Des 2021, 15:55 WIB
Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)
Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)

Liputan6.com, Jakarta - Xi'an, ibu kota Provinsi Shaanxi China barat laut, memberlakukan penguncian atau lockdown seluruh kota. Kebijakan ini efektif mulai Kamis (23/12/2021) dalam upaya untuk mengekang penyebaran dan kebangkitan kasus COVID-19 terbaru.

Dikutip dari laman Xinhua, Kamis (23/12/2021) sebanyak 127 orang China dinyatakan positif terkena virus selama pengujian pertama di seluruh kota.

Semua kasus positif COVID-19 telah dipindahkan ke institusi medis yang ditunjuk untuk melakukan perawatan. Semua komunitas, desa, dan unit kerja telah ditutup dan warga diminta untuk tidak meninggalkan kota kecuali sangat diperlukan.

Jalur angkutan penumpang jarak jauh telah dihentikan, kecuali kendaraan barang yang mengangkut bahan makanan dan kebutuhan sehari-hari. Taksi dan kendaraan ojek online dilarang memasuki area berisiko sedang dan tinggi atau bepergian ke luar kota.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

China Tak Laporkan Kasus Omicron

FOTO: China Kembali Deteksi Kasus COVID-19 Varian Omicron
Para komuter yang mengenakan masker untuk melindungi diri dari COVID-19 menyeberang jalan di Beijing, China, Rabu (15/12/2021). China mendeteksi kasus kedua varian omicron pada seorang pria berusia 67 tahun yang dinyatakan positif setelah lebih dari dua minggu karantina. (AP Photo/Mark Schiefelbein)

Pejabat Kesehatan di China mengatakan bahwa pihaknya belum mendeteksi kasus varian Omicron COVID-19 sejauh ini.

Pada Selasa (30/11/2021), kasus varian Omicron telah dilaporkan di sejumlah negara dan wilayah, demikian dikutip dari Xinhua.

Negara-negara tersebut termasuk Afrika Selatan, Israel, Belgia, Italia, Australia, Kanada, dan Hong Kong China, kata Xu Wenbo, seorang pejabat di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, di sebuah konferensi pers.

Menurut Qian Zhaohui, seorang ahli di Chinese Academy of Medical Sciences, varian Omicron menyebar sangat cepat berdasarkan data epidemiologi terbaru yang dilaporkan di Afrika Selatan.

Namun, masih terlalu dini untuk mengatakan apakah Omicron akan menggantikan Delta sebagai varian yang paling umum.

Qian mencatat dan menambahkan bahwa orang harus benar-benar memperhatikan jenis baru dari varian COVID-19 ini.

Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin?

Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin? (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin? (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya