800 Juta Orang Miskin Keluar dari Kondisi Kemiskinan di China

China mengklaim telah menjadi teladan dalam pemberantas kemiskinan di dunia.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 01 Apr 2022, 07:30 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2022, 07:30 WIB
Pertunjukan Cahaya Ratusan Drone Terangi Langit Shenzhen
Foto pada 26 Agustus 2020 menampilkan pertunjukan cahaya yang digelar di Shenzhen, Provinsi Guangdong, China. Pertunjukan cahaya tersebut digelar dalam rangka memperingati 40 tahun pembentukan Zona Ekonomi Khusus Shenzhen. (Xinhua/Mao Siqian)

Liputan6.com, Beijing - Laporan dari Kementerian Keuangan China mengungkap bahwa negara tersebut berhasil menyelamatkan lebih dari setengah miliar orang dari kondisi kemiskinan. Jumlah itu adalah total selama 40 tahun terakhir. 

Berdasarkan laporan media pemerintah China, Xinhua, Jumat (1/4/2022), ada hampir 800 juta orang yang terangkat dari kemiskinan selama empat dekade terakhir. Angka itu setara dengan pengurangan kemiskinan 75 persen di dunia pada periode tersebut.

Hal itu tertuang pada laporan gabungan Kemenkeu, Pusat Penelitian Pembangunan dari Dewan Negara, dan Bank Dunia.

Laporan tersebut menyorot transformasi ekonomi China yang berhasil menambah peluang bagi rakyat miskin dan menambah pendapatan mereka. Ada juga kebijakan-kebijakan targeted untuk memberantas kemiskinan.

Wakil Menteri Keuangan Yu Weiping juga berjanji akan menerapkan kebijakan-kebijakan fiskal untuk mendukung daerah pedesaan, serta memperkuat kerja sama China dan Bank Dunia.

 

Kegagalan Maoisme

China Lockdown Sebagian Distrik Haidian
Pekerja melakukan sentuhan akhir pada tampilan Olimpiade Musim Dingin Beijing, dekat potret Mao Zedong di Gerbang Tiananmen di Beijing, China (18/1/2022). China telah mengunci sebagian distrik Haidian Beijing menyusul deteksi tiga kasus COVID-19. (AP Photo/Ng Han Guan)

Dulu, China sangat miskin ketika di masa pemerintahan Mao Zedong. Kebijakan-kebijakan Mao yang sangat anti-kapitalisme memicu bencana kelaparan di China.

Aliran Maoisme fokus kepada ekonomi bersama, sehingga memunculkan sentimen negatif terhadap para pebisnis. Kebijakan Lompatan Jauh ke Depan (The Great Leap Forward) dan Revolusi Budaya (The Cultural Revolution) yang menjadi andalan Mao malah memberikan hasil tragis kepada tatanan sosial-ekonomi China. 

Barulah pada 1980-an Presiden Deng Xiaoping mulai membuka diri kepada negara-negara Barat usai kematian Mao Zedong. Kebijakan ekonomi Deng yang berfokus pada kekayaan berhasil membuat roda ekonomi China kembali bergerak maju.

Saat ini, China merupakan negara dengan ekonomi terkuat di seantero Asia. Posisi China adalah ekonomi terbesar nomor dua di dunia setelah Amerika Serikat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya