Liputan6.com, London - Upacara koronasi atau penobatan bagi Raja Charles III akan digelar pada 6 Mei 2023. Terakhir kali Inggris melaksanakan upacara ini adalah pada Juni 1953 untuk Ratu Elizabeth II.Â
Saat ini, Charles memang sudah menjadi raja. Ketika raja atau ratu meninggal, otomatis anak tertua mereka menjadi pemimpin selanjutnya, namun upacara koronasi memang butuh waktu untuk dilaksanakan.
Advertisement
Baca Juga
Contohnya, upacara koronasi Ratu Elizabeth II dilaksanakan lebih dari setahun usai meninggalnya Raja George VI pada Februari 1952. Waktu itu, Charles turut menyaksikan upacara tersebut ketika dirinya berusia empat tahun.
Berdasarkan laporan BBC, Rabu (12/10/2022), acara koronasi Raja Charles III akan dilaksanakan di Westminster Abbey. Koronasi ini akan menjadi simbol masa kekuasaannya yang baru.
Ratu Camilla (Queen Consort) juga akan dinobatkan bersama sang suami. Mereka berdua akan dipakaikan mahkota, meski prosesi untuk Camilla akan lebih sederhana.
Ketika Ratu Elizabeth II dikoronasi, upacara berlangsung selama tiga jam. Sumber kerajaan menyebut upacara untuk Charles akan digelar dengan lebih singkat, tamu-tamunya pun akan lebih sedikit, namun undangan akan disebar ke berbagai kalangan berbeda.
Kapasitas Westminster Abbey adalah sekitar 2.200 orang, sehingga kemungkinan angka tersebut menjadi jumlah tamu yang diundang. Pada koronasi Elizabeth II, ada 8.000 orang yang diundang karena pihak kerajaan memasang panggung (stand) sementara.
Usia Raja Charles III akan menginjak 74 tahun saat upacara koronasi. Ia akan menjadi orang tertua di sejarah Inggris yang dinobatkan menjadi raja. Uskup Agung Canterbury akan mengurus pentasbihan Charles III.
Selama puluhan tahun, Charles menjabat sebagai Pangeran Wales mengingat Ratu Elizabeth IIÂ berkuasa hingga 70 tahun.
Â
Akankah Pangeran Harry dan Meghan Markle Diundang ke Koronasi Raja Charles III?
Hubungan Pangeran Harry dan Meghan Markle dengan keluarga kerajaan Inggris masih menimbulkan banyak tanda tanya setelah meninggalnya Ratu Elizabeth II. Prospek Pangeran Harry belum tentu lebih baik meski ayahnya kini menjadi raja.
Seorang mantan staf di Buckhingham Palace berkata ada kemungkinan Pangeran Harry-Meghan Markle akan diasingkan seperti Edward VIII-Wallis Simpson. Namun, Pangeran Harry diprediksi tetap bisa hadir di koronasi.
Bila hadir, Pangeran Harry kemungkinan tak dapat bangku utama.
"Harry dan Meghan akan mendapat undangan ke koronasi tetapi mereka akan secara tegas ditempatkan di bangku-bangku murah bersama Beatrice dan Eugenie sebagaimana saat pemakaman. Itu saja," ujar sumber tersebut kepada The Daily Beast, Senin (26/9).
Putri Beatrice dan Putri Eugenie adalah sepupu dari Pangeran Harry. Keduanya adalah anak perempuan Pangeran Andrew. Sewaktu pemakaman Ratu Elizabeth II, Pangeran Harry dan Meghan Markle duduk di sebelah Putri Beatrice di baris kedua.
Sumber itu juga berkata sang raja akan bersikap ruthless dalam melindungi takhta kerajaan Inggris. Itu berarti menjauhkan Pangeran Harry dan Meghan Markle sejauh mungkin dari pusat.
Sebelumnya, the Sun melaporkan bahwa Raja Charles III mengundang Pangeran Harry untuk makan malam di Birkhall setelah Ratu Elizabeth II meninggal, tetapi Meghan Markle tak boleh datang.
Birkhall adalah kediaman Raja Charles III di wilayah Balmoral. Ratu Camilla dan Pangeran William ikut makan malam tersebut. Pangeran Harry menolak datang dan memilih menetap di Kastil Balmoral bersama pamannya, Pangeran Edward.
Advertisement
Tulisan Tangan Raja Charles III di Peti Ratu Elizabeth II: Dalam Kenangan Penuh Kasih
Secarik pesan terliihat di atas peti mati Ratu Elizabeth II selama pemakamannya pada Senin 19 September 2022. Ternyata itu adalah pesan tulisan tangan dari putranya, Raja Charles III.
Dilansir CNN, Selasa (20/9), pesan itu berbunyi: "Dalam kenangan penuh kasih dan pengabdian. Charles R"."R" dalam gelar Raja Charles mengacu pada "Rex," yang merupakan bahasa Latin untuk raja.Â
Kebaktian di Westminster Abbey - dihadiri oleh sekitar 2.000 tamu - termasuk pembacaan Alkitab dan nyanyian pujian tradisional, serta khotbah dari Uskup Agung Canterbury, Justin Welby.
Raja Charles III bergabung dengan istrinya Camilla, Permaisuri Ratu, saudara kandungnya, anak-anak dan cucu-cucunya saat Inggris mengucapkan selamat tinggal kepada ratu yang paling lama memerintah di negara itu. Ratu meninggal pada 8 September pada usia 96 tahun.
Peti mati itu dibungkus dengan Royal Standard dan Instrumen Negara - Mahkota Negara Kekaisaran dan regalia - ditempatkan di atasnya bersama dengan karangan bunga.
Istana Buckingham mengatakan karangan bunga itu berisi bunga dan dedaunan yang dipotong dari taman Istana Buckingham, Clarence House dan Highgrove House atas permintaan Raja Charles III. Karangan bunga itu dirangkai dengan paduan English moss dan cabang pohon oak.
Â
Makna Bunga
Dedaunan itu dipilih karena simbolismenya - rosemary (untuk mengenang), myrtle (simbol kuno pernikahan yang bahagia), dan pohon oak Inggris (simbol kekuatan cinta), kata istana.
Bunga myrtle dipotong dari tanaman yang tumbuh dari setangkai myrtle yang ditampilkan dalam buket pernikahan Ratu ketika dia menikah dengan Pangeran Philip pada tahun 1947.
Menjelang pemakaman, Raja Charles berterima kasih kepada bangsa atas curahan dukungan dan kehangatan yang telah diterima keluarganya.
Raja baru ini mengatakan dalam sebuah pernyataan emosional bahwa dia dan Camilla "sangat tersentuh oleh semua orang yang bersusah payah datang dan memberikan penghormatan mereka atas pengabdian seumur hidup ibu saya tercinta, mendiang Ratu."
George di Kastil Windsor, tempat orang tuanya, saudara perempuannya, Putri Margaret, dan suaminya, Pangeran Philip, juga dimakamkan.
Advertisement