Unik, Monyet di Desa Upla India Punya Tanah Seluas 32 Hektar

Upla, sebuah desa berpenduduk 1.600 orang dan ada sekitar 100 monyet jenis Rhesus yang tinggal.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 19 Okt 2022, 21:00 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2022, 21:00 WIB
Ilustrasi monyet
Ilustrasi monyet (Dok. Unsplash)

Liputan6.com, Upla - Orang-orang di Upla -- sebuah desa kecil di negara bagian Maharashtra India -- sangat menjunjung tinggi populasi monyet lokal sehingga mereka memiliki tanah yang terdaftar atas nama hewan tersebut.

Tanah ini dianggap sangat berharga di India, negara di mana sengketa tanah antara manusia cukup umum terjadi.

Namun ada pengecualian di Upla, sebuah desa berpenduduk 1.600 orang dan ada sekitar 100 monyet jenis Rhesus yang tinggal.

Dikutip dari laman Oddity Central, Rabu (19/10/2022), masyarakat India selalu menjunjung tinggi keberadaan monyet.

Memberi mereka makan dan mengikutsertakan monyet dalam berbagai ritual. Tetapi masyarakat di Upla melampaui aturan itu.

Mereka sudah mendaftarkan 32 hektar tanah di Upla atas nama kera, sebuah fakta yang diakui oleh kepala desa setempat.

“Sementara dokumen dengan jelas menyatakan bahwa tanah itu milik monyet, tidak diketahui siapa yang membuat ketentuan untuk hewan ini dan kapan itu dilakukan,” kata sarpanch (kepala desa) bernama Bappa Padwal.

“Desa ini adalah rumah bagi hampir 100 monyet sekarang, dan jumlah mereka telah berkurang selama bertahun-tahun karena hewan-hewan itu tidak tinggal lama di satu tempat.”

Menurut Times of India, penduduk desa memberi makan monyet setiap kali mereka muncul di depan pintu rumah dan beberapa masih mengikuti tradisi menawarkan hadiah kepada monyet selama upacara pernikahan, dan kemudian melanjutkan prosesnya.

Pernah, beberapa outlet berita melaporkan bahwa sekitar 300 kera meneror penduduk setempat, mencuri makanan mereka, memasuki rumah tanpa diundang, dan bahkan menyerang manusia secara fisik.

“Tanaman banyak petani dirusak oleh gerombolan monyet dalam kelompok besar. Orang-orang bahkan takut untuk berjalan di desa,” kata seorang penduduk setempat saat itu.

“Jika kita mencoba mengusir mereka, monyet itu akan menyerang kita.”

Saya kira banyak yang berubah di Upla selama beberapa tahun terakhir.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sekelompok Monyet Jepang Lukai 42 Orang

Kera Jepang umum ditemukan di sebagian besar negara (Foto: AFP/File/YOSHIKAZU TSUNO)
Kera Jepang umum ditemukan di sebagian besar negara (Foto: AFP/File/YOSHIKAZU TSUNO)

Pemerintah Kota Yamaguchi, Jepang kini tengah menghadapi kawanan monyet perampok yang telah melukai 42 orang dalam beberapa pekan terakhir. Mereka kini menggunakan senjata dengan obat penenang untuk melumpuhkan kawanan monyet yang kerap dianggap hama itu.

Dilansir Channel News Asia, kera Jepang terlihat umum di sebagian besar negara, dan merupakan hama di beberapa daerah, memakan tanaman dan bahkan memasuki rumah. Tetapi serentetan serangan monyet di kota di Jepang barat yang tidak biasa kini terjadi, dengan orang dewasa dan anak-anak menderita luka termasuk goresan dan gigitan.

"Seluruh kota Yamaguchi dikelilingi oleh pegunungan dan tidak jarang melihat monyet," kata seorang pejabat kota dari departemen pertanian kepada AFP, yang menolak menyebutkan namanya.

"Tapi jarang melihat serangan sebanyak ini dalam waktu singkat."

Cedera yang diderita korban sejauh ini sebagian besar ringan. Pihak berwenang pun mulai beralih menggunakan senjata dengan penenang setelah jebakan yang mereka pasang gagal menjerat primata itu.

"Awalnya hanya anak-anak dan wanita yang diserang. Baru-baru ini orang tua dan pria dewasa juga menjadi sasaran," kata pejabat itu.


Serangan Monyet

Monyet Salju
Kera Jepang atau monyet salju (Macaca fuscata) terlihat sedang asyik mandi di pemandian air panas buatan, di Jigokudani Hot Spring, Prefektur Nagano, Jepang. Gambar diambil pada 14 Februari 2005. (Wikimedia/Creative Commons)

Kota ini bahkan tidak yakin apakah serangan itu dilakukan oleh banyak monyet atau satu individu yang agresif. Para monyet penyusup dalam beberapa kasus masuk dengan menggeser pintu kasa terbuka, atau masuk melalui jendela.

Pejabat kota dan polisi telah berpatroli di daerah itu sejak serangan pertama sekitar 8 Juli, tetapi belum menangkap monyet.

Cerita tersebut telah menjadi berita utama di Jepang dalam beberapa minggu terakhir, dengan penduduk setempat melaporkan invasi reguler.

"Saya mendengar tangisan datang dari lantai dasar, jadi saya bergegas turun," kata seorang ayah setempat kepada harian Mainichi Shimbun.

"Lalu saya melihat seekor monyet membungkuk di atas anak saya."


Teror Monyet Kecil

Arti Mimpi Digigit Monyet
Ilustrasi monyet/credit:unsplash.com/jamie

Di sisi lain, pejabat Jepang mengatakan seekor monyet liar meneror sebuah kota kecil di barat daya Jepang. Hewan primata itu dilaporkan membobol rumah untuk menggigit dan mencakar penduduk.

Kini binatang itu tengah dalam perburuan.

Sekitar 20 orang di daerah Ogori Yamaguchi telah diserang oleh monyet liar itu sejak 8 Juli, dengan sebagian besar mengalami luka ringan, menurut kantor administrasi kota.

Korban termuda adalah seorang bayi berusia 10 bulan, yang kakinya dicakar monyet setelah masuk melalui pintu kasa di lantai satu rumahnya.

Pada Selasa malam, monyet itu menyerang sebuah sekolah dasar, menggigit seorang anak laki-laki berusia 10 tahun di lengan dan kedua tangannya.

Monyet itu menyerang dua orang lagi pada Selasa malam dan Rabu pagi: seorang wanita berusia 60-an dan seorang wanita berusia 80-an, keduanya berada di luar saat itu.

Dalam serangan lain baru-baru ini, monyet itu menggigit seorang pria yang sedang mengeringkan pakaian di luar dan wanita yang pintu kasa balkonnya terbuka.

Binatang itu juga menyerang dua saudara laki-laki balita setelah naik ke rumah mereka melalui jendela, portal berita Jepang NHK melaporkan.

Infografis Gejala dan Pencegahan Cacar Monyet
Infografis Gejala dan Pencegahan Cacar Monyet (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya