Liputan6.com, Jakarta - Media Korea Selatan melaporkan bahwa Jakarta menjadi tempat diskusi trilateral pada hari Selasa ini untuk membahas nuklir Korea Utara. Diskusi ini melibatkan Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.
Kedutaan Besar Amerika Serikat dikabarkan menjadi tuan rumah dari pertemuan ini.
Advertisement
Baca Juga
Dilaporkan Yonhap, Selasa (13/12/2022), kepala negosiator nuklir Korea Utara Kim Gunn disebut bertemu dengan negosiator Takehiro Funakoshi dari Jepang dan Sung Kim dan Amerika Serikat.
Sung Kim juga merupakan Duta Besar Amerika Serikat di Indonesia.
Pertemuan ini kabarnya digelar di tengah adanya spekulasi Korea Utara akan melakukan uji nuklir yang bersifat provokatif. Pada 2022, Korea Utara telah menembak lebih dari 60 rudal balistik.
Liputan6.com telah menghubungi juru bicara Kedutaan Besar AS di Jakarta untuk meminta keterangan terkait pertemuan ini.
Selain menggelar pertemuan trilateral, Kim Gunn juga akan bertemu secara bilateral dengan Funakoshi hari ini. Pertemuan trilateral ini sebelumnya digelar di Tokyo pada September lalu.
Para pejabat disebut berbagi asesmen terkait keamanan regional dan mendiskusikan cara-cara supaya Korea Utara bisa kembali berdialog. Isu sanksi pada tes nuklir yang ke tujuh juga dibahas.
Sebelumnya, utusan khusus Amerika Serikat untuk Korea Utara Sung Kim telah menyampaikan keprihatinannya kepada mitranya dari China Liu Xiaoming atas uji coba rudal balistik oleh Korea Utara pada tahun ini dalam "jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya".
Kim menekankan perlunya untuk menegakkan sanksi sepenuhnya terhadap Pyongyang, kata Departemen Luar Negeri AS pada Kamis 8 Desember.
Kekhawatiran itu diungkapkan selama konferensi video pada Rabu yang bertujuan untuk membahas "perilaku Korea Utara yang semakin tidak stabil dan meningkat," kata Deplu AS dalam sebuah siaran pers.
AS Kecam Peluncuran Rudal Korut
Utusan AS Kim mengecam keras peluncuran rudal Korea Utara, termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM). Dia mengatakan bahwa peluncuran rudal oleh Pyongyang telah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang bertujuan untuk membatasi program nuklir dan rudal Korut.
Perwakilan khusus AS untuk Korea Utara itu juga menekankan perlunya "semua negara anggota PBB untuk memenuhi kewajiban mereka" dalam menerapkan sanksi, kata Departemen Luar Negeri AS.
Namun, Kim juga menegaskan kembali bahwa Amerika Serikat berkomitmen untuk diplomasi dan siap untuk bertemu dengan Korea Utara "kapan saja" untuk perundingan menuju denuklirisasi.
Selain melakukan rentetan uji coba rudal balistik pada tahun ini, Korea Utara dikhawatirkan bersiap melakukan uji coba nuklir pertamanya sejak September 2017 dan yang ketujuh secara keseluruhan.
Advertisement
Pakar Prediksi Korea Utara Akan Terus Menyebar Ancaman pada 2021
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un kemungkinan akan memaparkan rencananya untuk memenuhi tujuan pemerintahnya guna memiliki "kekuatan strategis paling kuat di dunia" pada pertemuan pleno Komite Sentral Partai Buruh Korea yang berkuasa pada akhir bulan ini, demikian menurut para ahli.
Pada tahun ini, Korea Utara telah meningkatkan ketegangan di wilayah Semenanjung Korea dengan meluncurkan sejumlah rudal, termasuk menembakkan beberapa rudal balistik antarbenua (ICBM) dan meluncurkan rudal balistik jarak menengah (IRBM) yang melintas di atas wilayah Jepang.
Pada minggu ini, Pyongyang menembakkan sejumlah artileri ke zona penyangga maritim dengan Korea Selatan, seperti yang dilakukannya pada bulan November.
Para ahli mengatakan, tahun depan, pola peningkatan ancaman ini kemungkinan akan berlanjut karena Korea Utara berupaya memajukan program persenjataannya, dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (9/12/2022).
Bruce Klingner, rekan peneliti senior di The Heritage Foundation, mengatakan, "Tidak ada indikasi bahwa Kim akan mengubah arah pencarian tanpa henti untuk mengembangkan dan meningkatkan kekuatan nuklir dan misil Korea Utara sambil terus mengancam negara tetangganya, mempertahankan kebijakan ekonomi sosialis yang gagal, dan menindas warganya."
Agenda 2023
Kim pada 1 Desember lalu mengumumkan bahwa Komite Sentral Partai Buruh Korea akan mengadakan rapat pleno pada akhir Desember untuk membahas rencana rezim untuk tahun 2023.
Kim menyebut tahun 2023 sebagai tahun yang "bersejarah" karena menandai peringatan 75 tahun rezim tersebut dan peringatan 70 tahun gencatan senjata yang mengakhiri pertempuran dalam Perang Korea. Kim juga mengatakan 2023 akan menjadi tahun penting dalam mencapai rencana lima tahun yang digariskan pada Januari 2021.
Dalam rencana itu, Korea Utara memaparkan tujuannya untuk mengembangkan persenjataan canggih termasuk senjata hipersonik, kapal selam bertenaga nuklir, senjata nuklir strategis yang dapat diluncurkan di bawah air, serta drone pengintai dan satelit.
Advertisement