Studi: Tidak Masturbasi Meningkatkan Risiko Masalah Kesehatan Mental

Masturbasi dan seks mendorong pelepasan hormon perasaan senang, seperti oksitosin dan endorfin, yang dapat meningkatkan suasana hati.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 20 Mar 2023, 11:21 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2023, 01:00 WIB
Ilustrasi pria masturbasi (iStockphoto)
Ilustrasi pria masturbasi (iStockphoto)

Liputan6.com, Washington - Para peneliti dari University of California, Los Angeles, (UCLA) menemukan bahwa tidak melakukan masturbasi dapat menyebabkan masalah kesehatan mental.

Penelitian tersebut mereka lakukan terhadap 587 pria yang berpartisipasi dalam gerakan "NoFap", yaitu kampanye untuk menghindari masturbasi demi meningkatkan rasa percaya diri, fokus, dan bahkan menyembuhkan disfungsi ereksi. Mereka yang mematuhi praktik tersebut menyebut dirinya "Fapstronauts".

Melalui hasil penelitian terhadap ratusan pria tersebut, para peneliti menemukan, mereka merasa tidak berharga, malu, sedih, dan dalam beberapa kasus ingin bunuh diri. Selain itu, mereka juga lebih cenderung melaporkan disfungsi ereksi.

Tidak ada angka yang ditentukan secara ilmiah untuk seberapa sering seorang pria atau wanita harus melakukan masturbasi atau seks, namun para ahli mengatakan itu diperlukan sesekali demi sejumlah manfaat kesehatan seperti membantu mengurangi stres, meningkatkan harga diri dan bahkan, bagi pria, mengurangi risiko kanker prostat.

Sebuah studi oleh Harvard University menemukan bahwa pria yang ejakulasi setidaknya 21 kali dalam sebulan memangkas risiko kanker prostat hingga sepertiga.

Masturbasi dan seks mendorong pelepasan "hormon bahagia", seperti oksitosin dan endorfin, yang dapat meningkatkan suasana hati.

Soal seks, para ahli menyarankan seminggu sekali adalah yang terbaik.

Bagian dari daya pikat kampanye NoFap adalah klaimnya untuk mengobati 'kecanduan pornografi'. Sementara itu, para ilmuwan UCLA mengatakan, tidak ada dukungan medis atas klaim tersebut.

"Sementara niat NoFap adalah untuk mengurangi tekanan, penelitian kualitatif secara konsisten menunjukkan bahwa itu secara paradoks menyebabkan lebih banyak tekanan," ujar Nicole Prause, ahli saraf di University of California, Los Angeles, yang memimpin penelitian seperti dilansir Daily Mail, Senin (20/3/2023).

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Gerakan NoFap

Masturbasi
Ilustrasi pria muda sedang melakukan masturbasi sambil menikmati pornografi online. (Sumber newhealthadvisor.com)

NoFap dapat ditelusuri kembali di Reddit pada tahun 2011 setelah percakapan antara orang-orang yang berhenti masturbasi.

Gerakan NoFap mengklaim bahwa menghentikan masturbasi dan dugaan kecanduan pornografi dapat memberi banyak manfaat bagi orang-orang.

Sekilas grup NoFap di Facebook menunjukkan peserta menuduh masturbasi memberi mereka 'kerusakan otak' dan berhenti melakukannya membuat mereka merasa 'seperti manusia super'.

Dalam sebuah unggahan di mana seorang pengguna merasa 'malu' karena melakukan masturbasi, pengguna lain berkomentar dengan mengatakan agar mereka 'menghukum diri sendiri' dan 'menghentikan kebiasaan itu selangkah demi selangkah'.

Tidak ada angka yang jelas berapa banyak orang Amerika Serikat yang mengikuti kampanye NoFap, tetapi jumlahnya disebut mencapai ribuan.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya