Liputan6.com, Jakarta - Air bersih merupakan kebutuhan primer yang dipakai setiap harinya. Untuk konsumsi, mandi, mencuci, menyiram, dan lain-lain. Walaupun banyak orang di ibukota dapat memakai air tanpa berkira-kira, terdapat 3,6 miliar orang masih mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih setidaknya sebulan tiap tahunnya.
Disadur dari Mashable, Sabtu (25/03/2023) Menjelang KTT air pertama PBB sejak tahun 1977, sebuah Laporan Pengembangan Air Dunia PBB baru dirilis memperingatkan bahwa umat manusia sedang menuju arah di mana akan kehilangan sumber dayanya yang paling berharga karena "konsumsi berlebihan".
Laporan tersebut menyatakan bahwa penyebab terbesar krisis air adalah perubahan iklim dan meningkatnya pemakaian dalam industri dan perkotaan, serta pengelolaan yang tidak berkelanjutan dari sektor pertanian yang terus berkembang, yang menggunakan 70 persen pasokan air tawar dunia.
Advertisement
Sebelumnya, Panel Perubahan Iklim Antarpemerintah (IPCC), memperingatkan bahwa umat manusia mendekati kesempatan terakhirnya untuk menjinakkan "bom waktu yang berdetak".
Terlepas memberikan peringatan serious, Laporan Pembangunan Air juga berfokus pada beberapa solusi untuk menghadapi masalah ini.
Krisis air global akan segera terjadi jika tidak ditangani tepat waktu, dan kabar baiknya adalah kita sudah memiliki banyak proyek dan inisiatif yang berlangsung dalam mengatasi hal tersebut.
Ada baiknya kita tetap melek terhadap inisiatif yang dilakukan pemerintah dalam menangani hal ini, namun tidak semua solusi datang dari pemerintah.
Kita juga bertanggung jawab untuk melestarikan air yang kita butuhkan. Berikut adalah beberapa beberapa solusi konservasi air dan manajemen banjir.
1. Pembuatan Sungai Liar di Taman Nasional
Seminggu sebelum rilisnya laporan air PBB, Albania mengumumkan Sungai Vjosa sebagai taman nasional, menjadikannya yang pertama dari jenisnya di Eropa.
Keputusan tersebut membuat 'sungai liar terakhir' di benua itu tetap terlindungi dari pembangunan di masa depan yang merusak ekosistem, yang sebelumnya pernah terancam oleh rencana oleh rencana negara Balkan untuk membangun pembangkit listrik tenaga air di daerah tersebut.
Berita itu membawa harapan bagi penyelenggara iklim, karena pelestarian sungai Vjosa tidak akan mungkin terjadi jika bukan karena kampanye selama bertahun-tahun oleh LSM dan kelompok lingkungan.
2. Bendungan Pasir
Dalam beberapa tahun terakhir, kekeringan besar dan bersejarah adalah salah satu bencana iklim yang mendatangkan malapetaka bagi banyak negara, mulai dari Kenya hingga AS dan China.
Tahun 2023 baru saja dimulai, tetapi musim dingin yang kering dan hangat di Eropa telah menyebabkan tingkat air yang sangat rendah di kanal-kanal bersejarah Venesia pada awal tahun di bulan Februari.
Pada tahun kemarin, wilayah Afrika bagian timur mengalami kekeringan yang sangat parah, menyebabkan 16 juta orang untuk mengungsi.
Menurut Mashable, bendungan pasir dapat menawarkan bantuan lokal yang berkelanjutan bagi masyarakat di Kabupaten Turkana Kenya.
Advertisement
3. Pengumpulan Kabut
Di dekat pegunungan Maroko, masyarakat setempat menghadapi pengungsian permanen karena kekeringan yang semakin sering terjadi.
Untuk menawarkan solusi, Water Foundation telah bekerja sama dengan Aqualonis untuk memasang jaring pengumpul kabut yang disebut CloudFisher.
Jaring ini berfungsi untuk menangkap tetesan air hujan di perbukitan Gunung Boutmezguida, dan mengubah kabut menjadi air yang dapat diminum oleh masyarakat setempat.
4. Desalinasi berkelanjutan
Beberapa komunitas memiliki akses sulit ke air minum, tetapi dikelilingi oleh air laut dalam jumlah yang melimpah. Desalinasi bisa membuat air laut bisa dikonsumsi.
Konsep desalinasi air bukanlah hal yang baru. Negara-negara di Timur Tengah telah menggunakannya selama bertahun-tahun. Namun keberlanjutannya dalam industri adalah konsep yang relatif baru.
Pada tahun 2021, Desolenator, perusahaan Belanda/Inggris mengandalkan tenaga surya untuk mengurangi konsumsi energi dan menghilangkan produk sampingan kimia.
5. Arsitektur Pengumpul Hujan
Solusi berskala kecil dan individual juga penting.
Seperti kisah Sekolah Putri Diana Kellogg di gurun Thar, mereka menggunakan fitur menakjubkan yaitu teknik pemanenan hujan kuno, untuk memastikan pasokan air bagi seluruh bangunannya.
Banjir Juga Merupakan Bagian dari Krisis Air
Walaupun terdengar aneh, tetapi kekeringan yang parah sering kali menyebabkan banjir yang parah.
Hal tersebut karena kekeringan dapat mengeringkan tanah hingga tidak dapat lagi meresap air.
Terlepas dari kekeringan, permeabilitas permukaan merupakan faktor utama apakah suatu tempat banjir atau tidak. Tanah yang sehat adalah spons alami yang dapat dengan mudah menyerap air dalam jumlah besar.
Namun, di kota-kota modern, tanah, apalagi yang sehat, itu jarang.
Seiring meningkatnya jumlah dan intensitas banjir perkotaan, para arsitek dan perencana kota di seluruh dunia berusaha untuk mengganti beton dengan tanaman hijau.
Ini menunjukkan bahwa alam telah memiliki semua solusi yang kita butuhkan untuk masa depan yang lebih ramah lingkungan dan adil.
Advertisement