Liputan6.com, Jakarta - Tiga bulan sudah Indonesia menjadi ketua ASEAN. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan bahwa fokusnya saat ini turut memperkuat tiga pilar.
Tiga pilar yang disampaikan Menlu Retno dalam press briefing Triwulan pertama keketuan ASEAN 2023 meliputi; Pilar ASEAN Matters, Pilar Epicentrum of Growth dan pilar Implementasi AOIP.
Baca Juga
"Sebagaimana diketahui di pilar ini, kapasitas ASEAN penting untuk diperkuat dan kita ingin menjadikan ASEAN dapat bekerja lebih efektif sehingga mampu mengatasi tantangan masa depan," ujar Retno Marsudi di press briefing Kemlu RI Rabu (5/4/2023).
Advertisement
"Oleh karenanya, kesatuan dan sentralitas ASEAN penting untuk terus dijaga agar ASEAN mampu terus menjadi lokomotif perdamaian dan stabilitas kawasan."
Di pilar ini juga, Menlu Retno Marsudi sampaikan beberapa isu juga masih terus menjadi prioritas dan sedang dibahas terus menerus di antaranya:
- Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) akibat penyalahgunaan teknologi.
- Percepatan negosiasi teks Code of Conduct (COC).Penguatan institusionalisasi Dialog HAM di ASEAN;
- Penyusunan Peta Jalan keanggotaan penuh Timor-Leste di ASEAN
- Penandatanganan Protokol SEANWFZ oleh Nuclear Weapon States (NWS) yang prosesnya terhenti pada 2012
Sementara untuk Pilar Epicentrum of Growth, beberapa prioritas yang sedang dibahas dalam 3 bulan terakhir antara lain:
- Penguatan arsitektur kesehatan
- Kemudian, penguatan ketahanan pangan kawasan melalui ketersediaan pangan regional di masa krisis
- Penguatan ketahanan energi termasuk melalui pembangunan ekosistem kendaraan listrik
- Upaya Penguatan stabilitas keuangan kawasan termasuk melalui penggunaan mata uang negara ASEAN dalam transaksi perdagangan dan konektivitas mekanisme pembayaran di kawasan ASEAN
Pilar Ketiga yang Dikuatkan yaitu Implementasi AOIP
Untuk pilar ketiga yaitu implementasi AOIP
"Selama keketuaan Indonesia, Indonesia ingin melihat penguatan kerja sama konkret, dari AOIP dengan penekanan pada prinsip inklusivitas dan kerja sama ekonomi serta ekonomi pembangunan," kata Retno Marsudi.
"Jadi approach atau penekanan implementasi dari AOIP, bahwa prinsip kerja samanya adalah inklusif dan juga memprioritaskan pada kerja sama ekonomi dan pembangunan."
"Oleh karena itu, sejalan dengan implementasi AOIP, Indonesia akan menjadi tuan rumah atau akan menyelenggarakan Flagship Event yaitu ASEAN-Indo-Pacific Forum."
Advertisement
Perkembangan 5 Poin Konsensus di DK PBB, Indonesia Perkuat Soliditas ASEAN untuk Akhiri Krisis Myanmar
Sementara itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengatakan bahwa Indonesia telah menyampaikan perkembangan mengenai Myanmar terkait implementasi 5 Points of Consensus (5PC), dalam pertemuan tertutup dengan Dewan Keamanan (DK) PBB pada 13 Maret 2023.
Indonesia yang memegang keketuaan ASEAN, menurut Menlu Retno, terus menegaskan dan memperkuat soliditas ASEAN dalam menangani isu Myanmar. Bahkan, dalam retreat Menlu ASEAN, pihaknya menyepakati bahwa ASEAN harus memiliki soliditas dalam mendekati atau menangani masalah Myanmar.
Dalam upayanya memperjuangkan isu Myanmar di kawasan, sambung Menlu Retno, Indonesia juga telah melakukan pertemuan dengan berbagai stakeholders atau pemangku kepentingan dengan tujuan untuk mendorong dapat dilakukannya dialog nasional yang inklusif.
"Engagements ini, engagement dengan berbagai stakeholders, dilakukan sesuai dengan mandat 5PC. Dari sisi jumlah engagement, maka engagements yang dilakukan selama keketuaan Indonesia telah dilakukan dengan sangat intensif," ungkap Menlu Retno dalam press briefing di Gedung Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI pada Rabu (5/4/2023).
Untuk kali pertama, Ketua ASEAN, kata Retno, juga telah lakukan pertemuan dengan sejumlah Special Envoys, termasuk Special Envoy Sekjen PBB, para Special Envoy dari negara tetangga Myanmar, dan juga Special Envoy dari negara lainnya.
"Kenapa hal ini dilakukan? Tujuan utamanya adalah untuk mendorong koordinasi dan sinergi sambil terus memperkuat sentralitas ASEAN," tambah Menlu Retno.
"Dari engagement kita dengan semua Special Envoy, tampak bahwa dukungan terhadap keketuaan Indonesia, sentralitas ASEAN, dan 5PC tampak sangat kuat," tegasnya lagi.
Tekankan Penghentian Kekerasan
Indonesia, menurut Menlu Retno, juga menekankan penghentian kekerasan yang didasarkan pada kekhawatiran akan semakin meningkatnya penggunaan kekerasan, yang tentunya mengakibatkan korban sipil terus bertambah.
"Dalam engagements dengan stakeholders di Myanmar, Indonesia terus menyampaikan call mengenai pentingnya penghentian tindak kekerasan dan use of force," kata Menlu Retno lagi.
Advertisement