Pemimpin Kristen dan Yahudi Dukung Azan Berkumandang 5 Kali dalam Sehari Melalui Pengeras Suara di Minneapolis AS

Minneapolis tercatat sejarah sebagai kota besar pertama di Amerika Serikat yang mengizinkan masjid mengumandangkan azan lima waktu melalui pengeras suara.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 17 Apr 2023, 19:40 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2023, 19:40 WIB
Ilustrasi sholat di masjid. (Dok. Pixabay)
Ilustrasi sholat di masjid. (Dok. Pixabay)

Liputan6.com, Washington - Azan akan segera bergema di jalan-jalan Minneapolis, setelah wilayah itu menjadi kota besar pertama di Amerika Serikat (AS) yang mengizinkan masjid mengumandangkan azan lima waktu melalui pengeras suara setiap harinya.

"Ini adalah kemenangan bersejarah bagi kebebasan beragama dan pluralisme seluruh bangsa kita," ujar Direktur Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR) Jaylani Hussein pasca pemungutan suara oleh Dewan Kota Minneapolis seperti dikutip dari Al Jazeera pada Senin (17/4/2023).

"Kami berterima kasih kepada anggota Dewan Kota Minneapolis karena memberikan contoh yang luar biasa dan kami mendesak kota-kota lainnya untuk mengikuti langkah ini."

Wali kota Minneapolis nantinya akan menandatangani resolusi tersebut untuk mengesahkannya.

"Minneapolis telah menjadi kota bagi semua agama," ungkap Imam Masjid An-nur di Minneapolis Mohammed Dukuly.

Resolusi yang mengizinkan kumandang azan selama lima waktu melalui pengeras suara tersebut mendapat dukungan dari berbagai agama di komunitas tersebut, termasuk para pemimpin Kristen dan Yahudi.

Tahun lalu, kota itu mengizinkan azan dikumandangkan sepanjang tahun, namun hanya antara pukul 07.00 dan 22.00, yang artinya tidak termasuk Sholat Subuh dan Magrib.

Tidak Ada Penolakan

Ilustrasi masjid
Ilustrasi masjid. (Photo by Snowscat on Unsplash)

Sejak tahun 1990-an, Minneapolis telah memiliki komunitas imigran dari Afrika Timur dan masjid telah menjadi pemandangan lazim di seluruh kota, di mana tiga dari 13 anggota dewan kota mengidentifikasi diri sebagai muslim.

Upaya untuk meloloskan resolusi dilaporkan tidak menghadapi penentangan publik, terutama di negara di mana upaya untuk mempromosikan aktivitas masjid terkadang menjadi sasaran Islamofobia dan retorika anti-muslim.

Pada tahun 2010, upaya untuk membangun masjid dan ruang komunitas di dekat Ground Zero, lokasi serangan 9/11 di New York, mendapat penolakan keras dari kelompok anti-muslim.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya