Penyanyi Ambon Sukses Memukau Warga AS di Lower Town Arts & Music Festival

Kelompok musik etnik asal Ambon, Kaihulu, berhasi memikat para penikmat musik AS.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Jun 2023, 09:04 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2023, 09:04 WIB
Kelompok musik etnik asal Ambon, Kaihulu. Foto: Ambon Music Office via VOA Indonesia
Kelompok musik etnik asal Ambon, Kaihulu. Foto: Ambon Music Office via VOA Indonesia

Liputan6.com, Kentucky - Kelompok musik dari Ambon berhasil memikat perhatian audiens di Amerika Serikat. Grup bernama Kaihulu itu tampil di acara Lower Town Arts & Music Festival.

Menurut situs theyeiser.org dan aku Facebook Lower Town Arts and Music Festival, tanggal festival tahun ini adalah Jumat 12 Mei dan Sabtu 13 Mei 2023.

Festival itu digelar di Kentucky, Amerika Serikat. Kaihulu berkolaborasi dengan musisi AS, serta membawakan lagu Bahasa Inggris dengan nuansa musik Ambon.

Dilaporkan VOA Indonesia, Kamis (7/6/2023), pada ajang Lower Town Arts & Music Festival, Kaihulu tampil membawakan lagu-lagu daerah Maluku, serta lagu berbahasa Inggris, bersama band The Wheelhouse Rousters. Mereka juga menyanyikan lagu berjudul “Song For peace,” yang khusus diciptakan oleh direktur Ambon Music Office, Ronny Loppies.

Mark Ufie dari Ambon Music Office, yang juga adalah road manager Kaihulu mengatakan bahwa ide membawa Kaihulu ke Paducah, Kentucky berawal dari kolaborasi secara spontan antara Kaihulu dan The Wheelhouse Rousters dalam acara Jinju World Folk Arts Biennale di Korea Selatan pada akhir tahun 2022.

Sejak itu, berbagai persiapan dilakukan secara intensif antara Ambon Music Office yang merupakan kantor representatif kota Ambon sebagai kota kreatif berbasis musik, dengan Yeiser Art Center.

Pihak penyelenggara menanggung semua akomodasi selama kegiatan berlangsung, serta menyediakan tiket kepulangan dari Paducah ke Jakarta. Sedangkan tim Kaihulu menanggung sisa biaya yang dibutuhkan.

"Syukur puji Tuhan gubernur kita memiliki komitmen untuk mendukung dan secara pribadi mendukung keberangkatan kami sehingga memfasilitasi kami untuk mempersiapkan diri dengan lebih baik," ujar Mark Ufie kepada VOA belum lama ini.

"Di samping itu, melalui skema pendanaan Dana Indonesiana FBKIB, kami mendapat sponsor untuk uang saku, kemudian tiket keberangkatan beberapa anggota kami dan juga tiket domestik," tambahnya.

Song for Peace

Kelompok musik etnik asal Ambon, Kaihulu. Foto: Ambon Music Office via VOA Indonesia.
Kelompok musik etnik asal Ambon, Kaihulu. Foto: Ambon Music Office via VOA Indonesia.

Selain tampil dalam acara festival, Kaihulu melakukan beberapa jamming session, rekaman beberapa lagu di studio, berbicara di kampus Paducah School of Art & Design, serta berkesempatan untuk mengenal lebih akrab masyarakat di sana. Hal ini memberikan kesan tersendiri bagi Jonah Gledy Marshal Quezon atau Celo, salah seorang personel Kaihulu.

“Kami bisa rekaman di Paducah, di Amerika, lagu "Song For Piece" yang diciptakan bapak Ronny Loppies. Kemudian ditambah dengan hospitality dari para panitia dan orang-orang di sana, mereka sangat ramah-ramah dengan kita, sangat welcome. Kami benar-benar merasakan seperti keluarga di Amerika,” jelas Celo.

Bukan hanya terhibur dengan penampilan musiknya, warga Paducah juga terkesan dengan keramahan rombongan dari Maluku ini.

“Merupakan pengalaman luar biasa bertemu Kaihulu minggu ini. Kami bergembira, mereka telah menjadi duta yang luar biasa bagi Ambon dan Indonesia. Mereka adalah penyanyi hebat, orang-orang yang menyenangkan dan warga Paducah mencintai mereka, kata Tony Tilton, warga Paducah yang hadir di festival tersebut.

Kekayaan Musik Nusantara

Lexie Millikan, Direktur Eksekutif Yeiser Art Center, mengatakan kehadiran Kaihulu membuka mata masyarakat Paducah akan kekayaan budaya musik Indonesia.

"Sungguh menakjubkan melihat bagaimana mereka terhubung dengan komunitas di sini, dan membuka mata orang-orang terhadap musik dari Indonesia yang benar-benar tidak akan mereka dengar jika bukan karena Kaihulu datang ke Paducah dan berkolaborasi dengan musisi di sini," ujar Lexie Millikan.

Pada bulan Oktober 2019, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menetapkan Kota Ambon, Maluku, sebagai salah satu kota kreatif berbasis musik. Paducah sudah lebih dulu ditetapkan UNESCO sebagai kota kreatif, pada 2013.

"Kedua kota kreatif Ambon dan Paducah melalui vocal point-nya masing-masing sepakat untuk menjadikan Kaihulu sebagai bagian dari festival ini di tahun yang akan datang. Diharapkan segala support dan persiapan dapat dilakukan lebih matang lagi hingga kolaborasi ini tetap berlanjut di tahun-tahun mendatang,” pungkas Mark Ufie.

Infografis 7 Momen Kamu Harus Pakai Masker
Infografis 7 Momen Kamu Harus Pakai Masker (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya