Liputan6.com, Bogota - Empat anak yang telantar berminggu-minggu sendirian di Hutan Amazon Kolombia telah dipersatukan kembali dengan keluarga, kata para pejabat.
Mereka hilang setelah pesawat yang ditumpangi jatuh pada 1 Mei 2023. Ibu dan dua pilot mereka tewas dalam kecelakaan itu.
Baca Juga
Para kakak beradik itu (berusia 13, sembilan, lima dan satu tahun) sedang memulihkan diri di rumah sakit di Bogota, ibukota Kolombia
Advertisement
Mereka "sangat lemah" tetapi "senang melihat keluarga mereka", kata kakek mereka, Fidencio Valencia dikutip dari BBC (11/6/2023).
Keempat anak itu ditemukan setelah lebih dari sebulan pencarian oleh militer dan penduduk setempat.
Tim penyelamat melacak mereka setelah melihat tanda-tanda di hutan, termasuk jejak kaki dan buah yang telah digigit.
Dua anak, bayi berusia satu tahun dan lima tahun, menghabiskan hari ulang tahun mereka di hutan. Lesly si saudara tertua (13) membimbing mereka melalui cobaan berat.
Mereka selamat dengan mengonsumsi tepung yang mereka temukan di puing-puing pesawat dan kemudian biji-bijian, kata Valencia.
Menteri Pertahanan Kolombia Ivan Velasquez, yang mengunjungi mereka di rumah sakit bersama Presiden Gustavo Petro pada Sabtu 10 Juni, memuji Lesly karena merawat adik-adiknya.
"Berkat dia dan nilai kepemimpinannya, tiga orang lainnya mampu bertahan hidup, dengan perawatannya, pengetahuannya tentang hutan," kata Velasquez.
"Keduanya dalam keadaan relatif sehat. Menurut laporan medis, mereka bisa selamat dari bahaya."
Dokter militer Carlos Rincon mengatakan mereka memiliki "kekurangan nutrisi" tetapi selamat dengan hanya "beberapa cedera jaringan lunak, gigitan, dan iritasi kulit".
Mereka belum bisa makan, katanya, menambahkan: "Kami akan memulai proses memasukkan makanan ketika kami menyelesaikan proses pemeriksaan klinis yang akan dilakukan hari ini. Jika semuanya berjalan dengan baik, kami yakin mereka akan tinggal di rumah sakit selama dua hingga tiga minggu."
Astrid Caceres, direktur umum Institut Kesejahteraan Keluarga Kolombia, mengatakan anak-anak itu "tidak berbicara sebanyak yang kita inginkan" dan perlu waktu untuk pulih.
Namun dia mengatakan dua anak telah mulai bermain-main.
Anak-anak itu termasuk dalam kelompok adat Huitoto. Jenderal Pedro Sanchez, yang memimpin operasi pencarian, memuji penduduk asli yang secara sukarela membantu upaya penyelamatan.
Nenek anak-anak itu, Fatima Valencia, mengatakan setelah penyelamatan mereka: "Saya sangat berterima kasih, dan kepada ibu pertiwi juga, bahwa mereka dibebaskan."
Dia mengatakan anak tertua dari empat bersaudara itu terbiasa merawat tiga lainnya ketika ibu mereka sedang bekerja, dan ini membantu mereka bertahan hidup di hutan.
"Dia memberi mereka tepung dan roti singkong, buah apa pun di semak-semak, mereka tahu apa yang harus mereka konsumsi," kata Valencia dalam rekaman yang diperoleh EVN.
Â
Kecelakaan Pesawat
Sebelum celaka, pesawat Cessna 206 yang ditumpangi anak-anak dan ibu mereka terbang dari Araracuara, di provinsi Amazonas, ke San Jose del Guaviare. Namun saat penerbangan, pesawar mengeluarkan peringatan mayday karena kegagalan mesin.
Mayat ketiga orang dewasa itu ditemukan di lokasi kecelakaan oleh tentara, tetapi anak-anak itu telah melarikan diri dari reruntuhan dan berjalan ke hutan hujan untuk mencari bantuan.
Pada Mei, tim penyelamat menemukan barang-barang yang ditinggalkan oleh anak-anak, termasuk botol minum anak, gunting, ikat rambut dan tempat penampungan darurat.
Jejak kaki kecil juga ditemukan, yang membuat tim pencari percaya bahwa anak-anak itu masih hidup di hutan hujan, yang merupakan rumah bagi jaguar, ular, dan predator lainnya.
Anggota komunitas anak-anak berharap bahwa pengetahuan mereka tentang buah-buahan dan keterampilan bertahan hidup di hutan akan memberi mereka kesempatan yang lebih baik untuk tetap hidup.
Penduduk asli bergabung dalam pencarian dan helikopter menyiarkan pesan dari nenek anak-anak itu, yang direkam dalam bahasa Huitoto, mendesak mereka untuk berhenti bergerak agar lebih mudah ditemukan.
Advertisement