Sepakat Akhiri Pemberontakan, Bos Wagner Bebas dari Dakwaan Pidana Rusia

Kasus pidana terhadap pemimpin kelompok paramiliter Wagner, Yevgeny Prigozhin, akan dibatalkan dan dia akan pergi ke Belarus, kata juru bicara pemerintah Rusia Dmitry Peskov pada Sabtu.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jun 2023, 12:01 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2023, 12:01 WIB
Pemandangan kubah Istana Senat di Kremlin, Moskow, Rusia, Rabu (3/5/2023), yang menjadi lokasi tempat drone meledak. Pihak berwenang Rusia menuduh Ukraina berusaha menyerang Kremlin dengan drone. (Dok. AP)
Pemandangan kubah Istana Senat di Kremlin, Moskow, Rusia, Rabu (3/5/2023), yang menjadi lokasi tempat drone meledak. Pihak berwenang Rusia menuduh Ukraina berusaha menyerang Kremlin dengan drone. (Dok. AP)

Liputan6.com, Moskow - Kasus pidana terhadap pemimpin kelompok paramiliter Wagner, Yevgeny Prigozhin, akan dibatalkan dan dia akan pergi ke Belarus, kata juru bicara pemerintah Rusia Dmitry Peskov pada Sabtu.

Peskov menambahkan bahwa Prigozhin mendapat jaminan dari Presiden Vladimir Putin untuk meninggalkan Rusia --Anadolu mewartakan dikutip dari Antara (25/6/2023).

Pihak berwenang tidak akan memidanakan para anggota Wagner yang ikut memberontak karena jasa-jasa mereka di medan tempur Ukraina, kata Peskov.

Dia menambahkan bahwa pasukan Wagner yang tidak ikut dalam pemberontakan bersenjata dapat menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia.

Peskov juga menekankan bahwa "operasi militer khusus" di Ukraina akan terus berlanjut.

Semua tank, alat berat, dan pasukan Wagner telah meninggalkan wilayah di dekat markas besar Distrik Militer Selatan di Rostov-on-Don, menurut laporan media pemerintah Rusia.

 

Pemberontakan 24 Jam

Thumbnail tentara bayaran wagner berontak
Thumbnail tentara bayaran wagner berontak

Pada Jumat (23/6), Wagner menuding pasukan Rusia menyerang para petempurnya sehingga kelompok paramiliter itu terdesak dari Ukraina ke Kota Rostov-on-Don di Rusia.

Badan Keamanan Federal Rusia lantas membuka kasus pidana terhadap kelompok Wagner atas tuduhan pemberontakan bersenjata. Putin menyebut pemberontakan itu sebagai tindakan "pengkhianatan".

Prigozhin mengatakan akan mengerahkan pasukannya ke Moskow, yang mendorong Kremlin --sebutan bagi pemerintah Rusia-- untuk meningkatkan keamanan di berbagai wilayah negara itu.

Namun, dia kemudian menyatakan bahwa dia menarik mundur pasukannya untuk menghindari pertumpahan darah di Rusia ketika mereka berada sekitar 200 kilometer dari Moskow --kurang lebih 24 jam setelah rencana pemberontakan itu diumumkan.

Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengatakan bahwa atas persetujuan Putin, dia telah berbicara dengan pemimpin Wagner.

Dia menambahkan bahwa Prigozhin bersepakat untuk mengurangi ketegangan (deeskalasi).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya