Liputan6.com, Seoul - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol memerintahkan agar bus ber-AC dan truk air dingin dikirimkan ke lokasi pelaksanaan Jambore Pramuka Dunia ke-25 di Saemangeum, Jeolla Utara, setelah ratusan peserta jatuh sakit akibat gelombang panas.
Setidaknya 600 orang di Jambore Pramuka Dunia ke-25, yang dimulai pada Selasa 1 Agustus, dirawat karena penyakit yang berhubungan dengan panas.
Baca Juga
"Presiden Yoon Suk Yeol meminta bus disediakan agar partisipan dapat beristirahat dan mendinginkan diri, sementara truk untuk menyediakan air," ungkap Sekretaris Pers Kim Eun Hye seperti dilansir The Guardian, Jumat (4/8/2023).
Advertisement
Selain itu, Presiden Yoon Suk Yeol juga memerintahkan untuk meningkatkan kualitas makanan bagi mereka yang menghadiri Jambore Pramuka Dunia ke-25.
"Semua departemen pemerintah harus melakukan upaya habis-habisan untuk segera menyelesaikan masalah di lokasi," sebut Kim Eun Hye mengutip Presiden Yoon Suk Yeol.
Gelaran Jambore Pramuka Dunia ke-25 bertepatan dengan peringatan suhu panas tingkat tertinggi dalam empat tahun, di mana suhu di beberapa bagian negara melebihi 38 derajat Celcius pekan ini.
Lebih dari 43.000 peserta, sebagian besar berusia antara 14 dan 18 tahun, menghadiri Jambore Pramuka Dunia ke-25. Itu merupakan jambore pertama sejak pandemi COVID-19.
Kantor berita Korea Selatan Yonhap melaporkan bahwa panitia penyelenggara Jambore Pramuka Dunia ke-25 menuai kritik pasca laporan kekurangan tempat tidur rumah sakit, banjir, dan nyamuk.
39 Orang Masih Dirawat Akibat Suhu Panas
Berbagai situasi menantang di lokasi pelaksanaan Jambore Pramuka Dunia ke-25 memicu diskusi tentang persiapan kegiatan tersebut.
"Situasi di lokasi sangat mengkhawatirkan, persiapan seharusnya dilakukan lebih baik lagi," ungkap anggota parlemen dari Partai Kekuatan Rakyat (PPP) Yun Jae Ok.
Yun Jae Ok menambahkan bahwa Musim Panas yang menyengat telah diramalkan dan lokasi pelaksanaan Jambore Pramuka Dunia ke-25 hanya memiliki sedikit pelindung alami.
Dalam jumpa pers pada Kamis, sekretaris jenderal panitia penyelenggara acara Choi Chang Haeng menyatakan bahwa semua penyakit yang berhubungan dengan panas berstatus ringan, dengan 39 orang masih dirawat di institusi medis.
"Untuk mencegah dan menanggulangi penyakit akibat suhu panas, kami telah mengamankan tenaga medis tambahan, termasuk sekitar 30 dokter dan 60 perawat," terang Choi Chang Haeng.
Perangkat pendingin tambahan, sebut Choi Chang Haeng, akan dipasang di klinik di lokasi Jambore Pramuka Dunia ke-25 dan lebih banyak tempat tidur disediakan untuk merawat pasien. Sementara itu, enam helikopter bersiaga.
"Kami akan memastikan para peserta dapat menikmati jambore dengan aman dan sehat," kata Choi Chang Haeng.
Simon Carter, kepala media Asosiasi Pramuka di Inggris, yang hadir dalam Jambore Pramuka Dunia ke-25 menyatakan bahwa masalah keamanan telah ditangani.
"Kami tidak akan membawa mereka ke sini jika kami pikir itu berbahaya. Agak panas? Ya. Apakah ini jenis pendekatan yang berbeda dengan ... perkemahan pada Musim Panas di Inggris? Ya. Tapi ini adalah bagian dari pengalaman budaya," ungkap Carter.
Dia menambahkan, "Perspektif kami adalah Anda hanya beradaptasi dengan kondisi dan memastikan Anda melakukan semua yang Anda bisa untuk menjaga anak-anak tetap aman."
"Jika Anda memberi anak muda banyak air untuk diminum, jika Anda mendorong mereka untuk menggunakan tempat berteduh yang disediakan, menghindari sinar matahari di pertengahan hari tiga sampai empat jam sehari, dan berkonsentrasi melakukan hal-hal di pagi dan sore hari, itu bisa dilewati dengan sempurna," imbuh Carter.
Jambore Pramuka Dunia ke-25 dijadwalkan berlangsung hingga 12 Agustus.
Â
Advertisement