Liputan6.com, Washington - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan dia berharap Presiden China Xi Jinping akan menghadiri KTT G20 di New Delhi, India, pekan depan, menyusul laporan bahwa Xi akan melewatkan pertemuan tersebut.
"Saya berharap dia hadir," kata Biden kepada wartawan pada Kamis 31 Agustus 2023 di Washington, seperti dikutip The Guardian, Jumat (1/9/2023).
Baca Juga
KTT G20 di India dipandang sebagai tempat yang memungkinkan pertemuan antara Xi Jinping dan Biden, ketika kedua negara adidaya berupaya menstabilkan hubungan yang memburuk akibat ketegangan perdagangan dan geopolitik.
Advertisement
Kemungkinan ketidakhadiran Xi dilaporkan oleh Reuters pada hari Kamis.
Analis yang dikutip oleh Reuters mengatakan setiap keputusan Xi untuk melewatkan pertemuan tersebut dapat dikaitkan dengan persaingan dengan tuan rumah G20 tahun ini, India.
Mereka mengatakan langkah tersebut bisa menjadi sinyal bahwa China enggan memberikan pengaruh kepada India sebagai negara tetangganya di wilayah selatan. Terlebih, India merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di tengah perlambatan ekonomi China.
Dua dari tiga sumber di China mengatakan mereka diberitahu oleh pejabat China mengenai perkiraan ketidakhadiran tersebut, namun mereka tidak mengetahui alasannya, lapor Reuters.
Xi telah menghadiri semua KTT G20 secara langsung sejak menjadi presiden pada tahun 2013, kecuali pada tahun 2021 selama pandemi COVID-19 ketika ia bergabung melalui tautan video.
Dua pejabat India, satu diplomat yang berbasis di China dan satu pejabat yang bekerja untuk pemerintah negara G20 lainnya mengatakan Perdana Menteri Li Qiang diharapkan mewakili Beijing pada pertemuan G20 di New Delhi, yang diselenggarakan pada 9-10 September 2023.
Li juga kemungkinan akan menghadiri pertemuan puncak para pemimpin Asia Timur dan Tenggara di Jakarta, Indonesia, pada tanggal 5-7 September 2023, menurut laporan dari Kyodo.
Masalah Terbaru India-China
Kedua negara mengalami bentrok pada pekan ini, setelah Beijing merilis peta yang menunjukkan Arunachal Pradesh dan Dataran Tinggi Doklam, yang pernah menjadi perselisihan kedua belah pihak di masa lalu, berada di dalam perbatasan Tiongkok.
India kemudian mengajukan keberatan resmi kepada Tiongkok terkait hal tersebut.
Menanggapi hal itu, Beijing mendesak India untuk "tetap tenang" mengenai peta tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin juga menyerukan negara-negara untuk menahan diri dan tidak "menafsirkan peta tersebut secara berlebihan", yang juga mengklaim wilayah yang disengketakan di Laut China Selatan.
Advertisement