Liputan6.com, Washington - Setidaknya delapan orang tewas dan lebih dari 50 orang lainnya terluka akibat penembakan selama pekan perayaan Halloween di Amerika Serikat (AS).
Dilansir The Guardian, Senin (30/10/2023), di Texas, tiga orang tewas dan tiga lainnya terluka dalam pesta pada Sabtu (28/10) malam di kota kecil Texarkana, setelah penembakan terjadi setelah adanya baku hantam. Menurut departemen kepolisian Texarkana, tersangka yang merupakan pria berusia 20 tahun, saat ini masih menjadi buronan.
Baca Juga
Sementara di Indianapolis, seorang wanita tewas dan delapan lainnya mengalami luka-luka dalam pesta pada Sabtu (28/10) tengah malam. Korban berusia anatara 16 hingga 22 tahun. Usai kejadian, beberapa orang telah ditahan untuk diinterogasi dan beberapa senjata api ditemukan di lokasi kejadian.
Advertisement
Lain lagi, di sebuah klub malam di Wichita, Kansas, satu orang tewas dan dua lainnya terluka setelah seorang pria bersenjata masuk dan melepaskan beberapa tembakan. Menurut berita setempat, pelaku belum ditemukan.
Sementara di Florida, setidaknya dua orang tewas dan 18 orang dirawat di rumah sakit ketika baku tembak terjadi selama perayaan Halloween di Tampa.
Dalam kasus yang berbeda, enam remaja berusia 15 hingga 19 tahun menderita luka tembak saat sedang berpesta di rumah di Louisiana, menyebabkan salah satu korban berada dalam kondisi kritis.
Kasus Penembakan Lainnya
Serentetan penembakan di Chicago, kota terbesar ketiga di Amerika, menyebabkan sedikitnya 25 orang terluka dan satu orang tewas. Dalam penembakan massal terburuk selama akhir pekan, setidaknya 15 orang terluka dalam penembakan massal di pesta Halloween pada Minggu dini hari yang menyebabkan dua pengunjung pesta terluka parah.
Enam wanita berusia antara 26 dan 32 tahun, dan sembilan pria berusia antara 26 dan 52 tahun terluka dalam penembakan tersebut. Menurut seorang saksi yang diwawancarai oleh media berita lokal, insiden itu terjadi tepat setelah pukul 01.00 ketika terjadi perkelahian dan pelaku penembakan dilarang masuk ke dalam sebuah pesta.
Laporan awal polisi menunjukkan bahwa dua orang menderita luka kritis. Seorang perempuan berusia 26 tahun mengalami luka tembak di pinggul kiri dan bokong kanan, serta laki-laki berusia 48 tahun mengalami luka tembak di pinggul kanan, paha, dan dua luka tembak di paha kiri.
Seorang tersangka laki-laki ditahan ketika mencoba melarikan diri dari tempat kejadian dengan berjalan kaki, menurut departemen kepolisian Chicago.
Terduga penembak membawa pistol ketika ditangkap di dekat pesta di North Lawndale, sebuah lingkungan di barat daya Chicago, menurut polisi.
Polisi Chicago mengatakan penyelidikan sedang berlangsung.
Tingkat pembunuhan dengan senjata api di Chicago enam kali lebih tinggi dibandingkan di New York dan tiga kali lebih tinggi dibandingkan di Los Angeles.
Advertisement
Masalah Kekerasan Bersenjata di AS
AS masih terus bergulat dengan tingginya tingkat kekerasan bersenjata yang mematikan. Masalah ini menjadi sebuah krisis yang kompleks, disebabkan oleh mudahnya akses senjata api dan kontrol senjata yang buruk, serta ketidakadilan rasial, faktor sosial, dan ekonomi.
Anggota parlemen juga telah gagal menerapkan kontrol senjata federal yang lebih ketat meskipun setidaknya terjadi 579 penembakan massal pada tahun 2023 saja.
Sepanjang tahun ini, setidaknya 15.704 orang di AS telah terbunuh akibat kekerasan senjata, sementara hampir 31.000 lainnya menderita luka tembak yang tidak fatal, menurut Gun Violence Archive.
Korban tewas akibat penembakan pada tahun 2023 mencakup 1.421 anak-anak.
128 Penembakan Terjadi di AS dalam 3 Bulan Pertama 2023
Amerika Serikat (AS) telah menghadapi setidaknya 128 penembakan massal sepanjang tahun 2023, menurut Gun Violence Archive (GVA) atau Arsip Kekerasan Senjata.
Ini berarti lebih banyak penembakan massal daripada hari-hari di tahun 2023 hingga waktu tersebut.
Penembakan massal didefinisikan sebagai insiden di mana empat atau lebih korban ditembak atau dibunuh, menurut arsip tersebut.
Meskipun penembakan massal tidak menjadi mayoritas insiden kekerasan senjata di AS, dampaknya terhadap masyarakat dan korban terlihat jelas.
Insiden seperti penembakan massal di Buffalo, New York, dan Uvalde, Texas, terus membuat kota-kota di AS berkabung dan memicu seruan berulang kali untuk reformasi senjata.
Di Nashville, Tennessee, penembakan sekolah massal paling terbaru terjadi pada Senin, 27 Maret 2023, menewaskan enam orang yang terdiri dari tiga anak dan tiga anggota staf.
Sekitar 12 penembakan, salah satunya dapat didefinisikan sebagai penembakan massal, telah terjadi di kampus sekolah K-12 sepanjang tahun ini, menyebabkan sedikitnya 10 orang tewas dan belasan luka-luka, menurut GVA dan laporan lokal.
GVA melacak lebih dari 647 penembakan massal pada 2022 dan 690 pada 2021.
Advertisement