IMF Setujui Pendanaan Rp13,7 Triliun untuk Ukraina

Dana Moneter Internasional (IMF), pada Kamis (22/2), mengatakan bahwa pihaknya akan mengucurkan dana US$880 juta atau setara Rp13,7 triliun ke Ukraina.

oleh Tim Global diperbarui 24 Feb 2024, 08:03 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2024, 08:03 WIB
Pesan Damai Seniman Jalanan TvBoy untuk Korban Perang Rusia - Ukraina
Sebuah tank Rusia yang hancur bergambarkan burung merpati dengan cabang zaitun karya seniman jalanan terkenal TvBoy di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina di Desa Dmytrivka, luar Kyiv, Ukraina, 30 Januari 2023. Karya seni yang dibuat untuk menghormati para korban perang Rusia-Ukraina tersebut mengandung pesan kelahiran kembali dan harapan serta berharap agar konflik segera berakhir. (AP Photo/Efrem Lukatsky)

Liputan6.com, Jakarta - Dana Moneter Internasional (IMF), pada Kamis (22/2), mengatakan bahwa pihaknya akan mengucurkan dana US$880 juta atau setara Rp13,7 triliun ke Ukraina dalam tahap ketiga dari paket bantuan senilai $15,6 miliar yang disetujui tahun lalu sementara Ukraina memerangi invasi Rusia.

Bantuan itu, yang diumumkan hampir dua tahun setelah pasukan Rusia dikerahkan ke Ukraina, masih harus disetujui oleh dewan eksekutif IMF, dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabtu (24/2/2024).

“Kinerja program ini sangat baik meskipun ada tantangan perang,” kata Gavin Gray, ketua tim IMF yang baru-baru ini bertemu para pejabat Ukraina di Warsawa, Polandia.

Tim tersebut menilai tujuan yang ditetapkan setahun lalu ketika paket bantuan empat tahun itu disetujui.

“Pihak berwenang memenuhi semua kecuali satu kriteria kinerja kuantitatif – kurang sedikit dalam pendapatan pajak karena blokade perbatasan – dan keempat tolok ukur struktural siap untuk ditinjau,” kata Gray.

Tim IMF mengatakan Ukraina memerlukan US$486 miliar untuk membangun kembali negara itu setelah perang.

2 Tahun Konflik Rusia Vs Ukraina, Dubes Vasyl Hamianin: Tanya ke Putin Kapan Perang Berakhir

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin dalam  Peringatan 2 Tahun Invasi Penuh Rusia di Ukraina, yang digelar di Kedutaan Besar Polandia, Jakarta, Selasa (20/2/2024). (Liputan6/Benedikta Miranti)
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin dalam Peringatan 2 Tahun Invasi Penuh Rusia di Ukraina, yang digelar di Kedutaan Besar Polandia, Jakarta, Selasa (20/2/2024). (Liputan6/Benedikta Miranti)

Dua tahun telah berlalu sejak perang Rusia Vs Ukraina dimulai pada Februari 2022. Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin mengungkap bahwa masa perang bergantung pada pemimpin Rusia, yaitu Vladimir Putin.

"Jangan tanya Ukraina. Kapan ini akan berakhir, tanyakan pada Putin dan Rusia mengapa mereka masih bisa melanjutkan ini semua," kata Hamianin dalam acara Peringatan Dua Tahun Invasi Penuh Rusia di Ukraina, yang digelar di Kedutaan Besar Polandia, Jakarta, Selasa (20/2/2024).

"Jika Rusia menghentikan perang, itu adalah satu-satunya cara agar perang ini berhenti," katanya.

Di hadapan para duta besar sejumlah negara Uni Eropa, Hamianin pun turut menggalang dukungan untuk membantu perjuangan Ukraina untuk meraih kemerdekaannya.

Hal ini, sebut Hamianin dapat dilakukan melalui koalisi gabungan.

"Saya ingin mengundang pemerintah-pemerintah di seluruh dunia untuk bergabung dalam koalisi kelompok kerja internasional," ujar dia.

"Saya juga menyerukan kepada pemerintah Indonesia untuk mempertimbangkannya (untuk terlibat). Ini adalah inisiatif kemanusiaan. Ini adalah sesuatu yang penting bagi dunia."

Dukungan dari Polandia

Duta Besar Polandia untuk Indonesia Beata Stoczyńska dalam Peringatan 2 Tahun Invasi Penuh Rusia di Ukraina, yang digelar di Kedutaan Besar Polandia, Jakarta, Selasa (20/2/2024). (Liputan6/Benedikta Miranti)
Duta Besar Polandia untuk Indonesia Beata Stoczyńska dalam Peringatan 2 Tahun Invasi Penuh Rusia di Ukraina, yang digelar di Kedutaan Besar Polandia, Jakarta, Selasa (20/2/2024). (Liputan6/Benedikta Miranti)

Polandia menyatakan dukungan mereka terhadap Ukraina.

"Saya ingin menggarisbawahi dukungan berkelanjutan dari Polandia. Masyarakat Polandia menyediakan tempat penampungan bagi jutaan pengungsi, mengirim persenjataan dan bantuan militer ke Ukraina," kata Duta Besar Polandia untuk Indonesia Beata Stoczyńska.

"Apa yang dilakukan pemerintah Rusia tidak hanya mengakibatkan kehancuran fisik, namun juga meninggalkan bekas luka abadi pada jiwa manusia," lanjut dia.

Beata pun turut menyampaikan penghormatannya kepada pemerintah dan rakyat Ukraina atas perjuangan yang mereka lakukan selama ini.

Uni Eropa Serukan Hal Sama

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Denis Chaibi dalam Peringatan 2 Tahun Invasi Penuh Rusia di Ukraina, yang digelar di Kedutaan Besar Polandia, Jakarta, Selasa (20/2/2024). (Liputan6/Benedikta Miranti)
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Denis Chaibi dalam Peringatan 2 Tahun Invasi Penuh Rusia di Ukraina, yang digelar di Kedutaan Besar Polandia, Jakarta, Selasa (20/2/2024). (Liputan6/Benedikta Miranti)

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Denis Chaibi pun menyampaikan hal senada. Ia menekankan bahwa tak ada pembenaran atas apa yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina.

"Kami telah melihat secara dekat korban perang saudara, sekitar lebih dari 10 ribu warga sipil menjadi korban," katanya.

"Menurut saya, tidak ada pembenaran untuk jumlah korban sebesar itu."

Infografis Presiden Ukraina Geram Ditolak NATO
Infografis Presiden Ukraina Geram Ditolak NATO (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya