Liputan6.com, Washington D.C - Manuel Rocha yang merupakan pensiunan duta besar Amerika Serikat mengaku bersalah setelah dituduh menjadi agen rahasia mata-mata Kuba.
Ia membenarkan apa yang digambarkan oleh Departemen Kehakiman sebagai salah satu infiltrasi paling serius terhadap pemerintah Amerika Serikat dalam sejarah.
Dikutip dari laman Washington Post, Jumat (1/3/2024) Rocha (73) mengatakan kepada hakim federal bahwa dia akan mengaku bersalah setelah menjadi agen pemerintah asing, lapor Associated Press.
Advertisement
Rocha diperkirakan akan dipanggil ke pengadilan pada 12 April 2024.
Jaksa pada Desember 2023 menuduh Rocha, mantan pegawai Departemen Luar Negeri yang bertugas di Dewan Keamanan Nasional dan duta besar AS untuk Bolivia, memata-matai AS selama lebih dari 40 tahun sebagai agen Kuba.
Dia ditangkap setelah operasi tangkap tangan FBI selama setahun, di mana Rocha mengaku bekerja selama puluhan tahun sebagai agen rahasia dan menyebut Amerika Serikat sebagai “musuh.”
Rocha lahir di Kolombia dan menjadi warga negara AS yang dinaturalisasi pada tahun 1978.
Ia memulai kampanye selama puluhan tahun untuk naik pangkat di Departemen Luar Negeri demi melayani agen mata-mata Kuba mulai tahun 1981, demikian dugaan Departemen Kehakiman.
Rocha memegang berbagai peran di Departemen Luar Negeri yang memberikan akses terhadap informasi rahasia, menurut jaksa.
Riwayat Kerja Manuel Rocha
Ia bekerja di kedutaan besar AS untuk Republik Dominika, Honduras, Argentina, dan Meksiko sebelum menjabat sebagai direktur urusan antar-Amerika di Dewan Keamanan Nasional dari tahun 1994 hingga 1995, sebuah posisi yang mencakup tanggung jawab atas Kuba.
Rocha juga menjabat sebagai duta besar untuk Bolivia antara tahun 2000 dan 2002.
Jaksa mengatakan, setelah meninggalkan Departemen Luar Negeri, Rocha menjabat sebagai penasihat kepala Komando Selatan AS, yang mengawasi operasi militer di wilayah yang mencakup Kuba, dari tahun 2006 hingga 2012.
Advertisement
FBI Kuak Penghianatan Rocha
FBI diberitahu tentang pengkhianatan Rocha setelah menerima informasi pada tahun 2022 dan menggunakan agen yang menyamar sebagai mata-mata lain, untuk merekam percakapan di mana Rocha mengungkapkan identitasnya sebagai agen Kuba.
Dalam beberapa pertemuan selama tahun 2022 dan 2023, Rocha mengatakan kepada agen yang menyamar tersebut bahwa dia bekerja untuk agen mata-mata Kuba, demikian tuduhan jaksa.
Mantan rekan Rocha mengatakan kepada The Washington Post bahwa mereka terkejut dengan tuduhan tersebut. John Feeley yang bekerja dengan Rocha di Republik Dominika, mengatakan bahwa dia adalah pakar Amerika Latin yang keren dan ambisius.