Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Keamanan Sipil, Demokrasi, dan Hak Asasi Manusia Uzra Zeya, akan melakukan kunjungan ke Indonesia setelah melakukan perjalanan dari Seoul, Korea Selatan.Â
Rangkaian perjalanan pada 16-22 Maret ke Seoul lalu ke Jakarta ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi dalam demokrasi, mendukung hak asasi manusia dan kerja sama kemanusiaan global, serta memerangi korupsi serta perdagangan manusia.
Di Seoul, Wamenlu Zeya akan bergabung bersama Menteri Blinken dalam KTT Demokrasi Ketiga atau S4D3 yang diselenggarakan oleh Korea Selatan.Â
Advertisement
"Wamenlu akan memberikan sambutan pada upacara pembukaan di hari ke-2, tanggal 19 Maret, menekankan komitmen pemerintah AS untuk mendukung masyarakat sipil dan para pembela hak asasi manusia," ujar Kantor Juru Bicara, Departemen Luar Negeri AS dalam keterangan tertulis yang dikutip Selasa (19/3/2024).
Selain itu, Wamenlu Zeya juga dijadwalkan akan memberikan pidato utama dalam sebuah acara yang diadakan oleh Pemerintah Belanda dan Denmark, yang menyoroti pentingnya menjaga integritas informasi secara daring.
"Wamenlu Zeya akan membuka kegiatan hibrid yang menyoroti pentingnya kerja sama lintas sektor dalam mempromosikan anti-korupsi," jelas Kantor Juru Bicara, Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataan tertulisnya.
Adapun ketika berada di Seoul, Wamenlu Zeya juga berencana untuk bertemu dengan para pejabat senior, tokoh masyarakat sipil, dan pendidik guna memperdalam kerja sama dalam memajukan demokrasi dan hak asasi manusia. Upaya anti-perdagangan manusia serta upaya kemanusiaan global juga dibahas.
Â
Misi Kunjungan Wamenlu Zeya ke Jakarta
Di Jakarta, Wamenlu AS Zeya akan memperkuat kerja sama bilateral di bawah Kemitraan Strategis Komprehensif AS-Indonesia yang telah diumumkan oleh Presiden AS, Joe Biden dan Presiden Republik Indonesia, Jokowi, pada November 2023.Â
"Wamenlu juga akan mengunjungi American Space di Masjid Istiqlal dan Katedral Jakarta untuk mempromosikan dialog antaragama," imbuh Kantor Juru Bicara, Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataan tertulisnya.
Dalam kunjungannya tersebut, Wamenlu Zeya akan melibatkan pejabat senior pemerintah dan pemimpin masyarakat sipil dalam kemitraan untuk melindungi hak asasi manusia, memerangi perdagangan manusia, dan memperkuat supremasi hukum, terutama bagi kelompok marginal yang rentan dan terpinggirkan dalam masyarakat.
Sebelum ke Jakarta sebagai destinasi selanjutnya, Wamenlu Zeya sempat menceritakan pengalamannya setelah mengunjungi Korea Selatan dan menghadiri KTT Demokrasi Ketiga melalui akun X resmi miliknya, "Diskusi yang menarik dengan Korea dan organisasi masyarakat sipil tentang upaya untuk mengidentifikasi dan melindungi korban dan penyintas perdagangan orang di Korea. Berkomitmen untuk memperdalam kemitraan dengan pemerintah dan masyarakat sipil untuk memerangi kejahatan global ini," demikian mengutip dari laman X (Ttwitter) @UnderSecStateJ.
Â
Advertisement
Tengok Kembali Kerja Sama Bilateral AS-Indonesia
Adapun pada tahun 2015, hubungan bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat mencapai tingkat yang lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya dengan kesepakatan untuk memperluas dan meningkatkan kerja sama melalui Kemitraan Strategis.
Seperti dikutip dari kemlu.go.id, Senin (18/3/2024), kemitraan tersebut merupakan kerangka kerja untuk menangani isu-isu strategis di tingkat tertinggi, menciptakan peluang untuk meningkatkan kontribusi bersama dalam isu-isu bilateral, regional, dan global.
Fokus utamanya adalah pada enam bidang kerja sama, yaitu Kerja Sama Maritim, Kerja Sama Pertahanan, Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi, Kerja Sama Energi, Peningkatan Kerja Sama dalam Isu-isu Global dan Regional, serta Kontak Antar Masyarakat.
Kemitraan ini juga mengakui pentingnya kontribusi masyarakat sipil dan sektor swasta dengan membentuk Dewan Bersama untuk bekerja di Jalur II.
Selama kunjungan Presiden Joko Widodo ke AS, penandatanganan kesepakatan kerja sama senilai lebih dari $22 miliar atau sekitar Rp345 miliar juga disaksikan.
Lalu pada tanggal 13 November 2023, Presiden Biden dan Presiden Widodo berkomitmen untuk meningkatkan hubungan AS-Indonesia menuju Kemitraan Strategis Komprehensif.
Ketika berkunjung ke Jakarta pada bulan Maret ini, Wamenlu AS Zeya dikabarkan akan memperkuat kerja sama bilateral di bawah Kemitraan Strategis Komprehensif AS-Indonesia.
Memajukan Kemitraan Ekonomi Menjadi Salah Satu Komitmen
Sebelumnya diketahui bahwa Presiden Jokowi dan Presiden Biden sama-sama berkomitmen untuk memajukan kemitraan ekonomi melalui pengumuman Kemitraan Strategis yang dilakukan oleh kedua pemimpin pada November 2023.
Dala, pernyataan resmi dari Kedutaan Besar Amerika Serikat saat itu, disebutkan bahwa sebagai bagian dari komitmen kedua pemimpin untuk meningkatkan hubungan bilateral, Presiden Biden berencana mengumumkan serangkaian program untuk mendukung kemakmuran ekonomi yang inklusif.
Adapun program-program tersebut berfokus pada investasi dalam teknologi kunci yang sedang berkembang, dukungan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah, serta pembangunan yang berkelanjutan.
Program-program yang dimaksud berupa Diversifikasi Ekosistem Semikonduktor Global, Investasi pada Perusahaan-Perusahaan yang Berkembang di Indonesia, Peluncuran Kemitraan Pariwisata AS-Indonesia, serta Pemanfaatan Investasi Sektor Swasta AS.
Presiden Joe Biden berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo atas kepemimpinan Indonesia di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan menggarisbawahi komitmen AS untuk memperdalam kerja sama nya dengan negara Asia Tenggara dan Indonesia.
Advertisement