Liputan6.com, Roma - Paus Fransiskus pada Kamis 28 Maret 2024 membasuh kaki 12 wanita di sebuah penjara di Roma, dalam sebuah upacara yang menekankan kerendahan hati. Ini adalah pertama kalinya Paus membasuh kaki perempuan hanya pada saat kebaktian khusus tahunan.
Adapun Paus berusia 87 tahun, yang baru-baru ini mengalami kesulitan kesehatan dan mobilitas, memimpin kebaktian di penjara Rebibbia di Roma, membasuh kaki setiap wanita dari kursi rodanya. Banyak di antara mereka menangis saat Paus Fransiskus melakukannya.
Baca Juga
Mengutip CNN, Jumat (29/2/2024), ritual basuh atau cuci kaki berlangsung pada hari Kamis (28/3) sebelum Paskah dan berupaya meniru cara Yesus Kristus membasuh kaki murid-muridnya pada malam sebelum dia meninggal.
Advertisement
Sejak terpilih, Paus telah melakukan upacara ini di luar wilayah Vatikan dan merayakannya dengan membasuh kaki para tahanan, pengungsi, dan orang dengan disabilitas.
Selama bertahun-tahun, Paus Fransiskus telah membasuh kaki perempuan dan umat Islam. Namun, Michael Walsh, seorang sejarawan dan penulis gereja terkemuka, dan Pastor Anthony Ruff, seorang ahli liturgi, mengatakan kepada CNN bahwa mereka yakin ini adalah pertama kalinya seorang Paus membasuh kaki perempuan secara eksklusif pada upacara tersebut.
Nadia Fontana, direktur penjara wanita di Roma tempat momen pencucian kaki tersebut berlangsung, mengatakan ini adalah pertama kalinya seorang Paus memasuki penjara tersebut, yang menurutnya menahan 360 tahanan dan satu anak.
Pada tahun-tahun awal masa kepausannya, Paus Fransiskus mengubah peraturan gereja untuk secara resmi menyertakan perempuan dalam upacara tersebut, sebuah langkah yang mendapat perlawanan dari Vatikan.
Pendahulu Paus Fransiskus
Pendahulunya, Benediktus XVI, hanya membasuh kaki laki-laki, dan kemudian beralih hanya membasuh kaki para pendeta.
Paus Fransiskus secara tidak terduga melewatkan penyampaian homilinya pada kebaktian Misa Minggu Palma di Vatikan pekan lalu, meskipun ia dapat memimpin kebaktian tersebut dan kemudian dibawa berkeliling dengan mobil paus.
Ibadah tersebut menandai dimulainya Pekan Suci, minggu paling suci dalam kalender gereja ketika umat Kristiani di seluruh dunia bersiap merayakan Paskah, dan keputusannya untuk melewatkan homili, atau refleksi, merupakan sebuah kejutan.
Paus Fransiskus dalam beberapa pekan terakhir telah meminta para ajudannya untuk membacakan beberapa pidatonya karena menderita sakit. Pada 28 Februari, dia dirawat di rumah sakit untuk menjalani tes. Selama bulan-bulan musim dingin, Paus Fransiskus juga dilaporkan berjuang melawan serangan bronkitis, pilek, dan flu.
Advertisement