5 Legenda hingga Mitos Jelang Gerhana Matahari 8 April 2024

Gerhana Matahari ini erat kaitannya dengan mitos. Berikut selengkapnya.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 04 Apr 2024, 20:10 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2024, 20:10 WIB
Ilustrasi gerhana matahari
Ilustrasi gerhana matahari. (Photo by Drew Rae on Pexels)

Liputan6.com, Ottawa - Gerhana Matahari yang diprediksi terjadi pada tanggal 8 April 2024 akan terlihat di sepanjang pantai Pasifik Meksiko dan melintasi Texas dan 14 negara bagian AS lainnya, sebelum keluar melalui Kanada.

Gerhana ini akan berlangsung hampir dua kali lebih lama, dibandingkan gerhana matahari total yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2017.

Bulan akan menyelubungi Matahari hingga 4 menit, 28 detik, sebuah tontonan yang biasanya terjadi di pelosok dunia namun kali ini melewati kota-kota besar seperti Dallas, Indianapolis, dan Cleveland.

Diperkirakan 44 juta orang hidup dalam jalur gerhana total, dan beberapa ratus juta lainnya berada dalam jarak 200 mil (320 kilometer), yang menjamin terjadinya gerhana matahari terbesar di benua ini.

Namun, Gerhana Matahari ini erat kaitannya dengan mitos. Dikutip dari berbagai sumber, Kamis (4/4/2024) berikut mitos terkait Gerhana Matahari:

1. Ulah Dewa Zeus

Penyair Yunani Kuno bernama Arkhilokhos dari abad 7 SM berkata gerhana matahari merupakan teror dari Dewa Zeus. Saat itu ada gerhana di pulau Paros, Yunani.

"Tidak ada lagi di dunia yang dapat mengejutkan saya. Sebab Zeus, sang bapak dari Olimpus, telah mengubah tengah hari menjadi malah yang hitam dengan cara menahan cahaya dari matahari, dan sekarang teror gelap berada di atas umat manusia. Segalanya bisa saja terjadi," tulisnya seperti dikutip BBC.

Kini, Pulau Paros menjadi tujuan wisata populer di Yunani.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


2. Hewan Makan Matahari

Arti Mimpi Melihat Gerhana Matahari
Ilustrasi Mimpi Gerhana Matahari Credit: unsplash.com/Jonathan

Mitos yang paling populer tentunya kasus hewan makan matahari. Catatan National Geographic, ada banyak mitologi dunia yang mengisahkan hal ini.

Di Korea, seekor anjing disebut berusaha memakan matahari. Di Vietnam, pelakunya malah katak atau kodok.

Menurut Britannica, legenda Choctaw menyebut ada tupai hitam yang ingin memakan Matahari.

Smithsonian juga menyebut ada legenda yang menyebut ada Kelelawar Abadi atau Jaguar Langit yang memakan matahari sebagai pertanda akhir dunia. Legenda itu berasal dari masyarakat Apapocuve-Guran di Paraguay Timur dan Brasil Utara.


3. Dimakan Naga Langit

Ilustrasi Gerhana Matahari Total
foto: pixabay

Tak kalah seru, legenda China menyebut matahari dimakan naga langit. Masyarakat China kuno pun membunyikan berbagai barang agar naga itu kabur.

China telah mencatat fenomena gerhana matahari sejak 4.000 tahun lalu.

Legenda serupa juga muncul di kisah rakyat Armenia. Menurut Smithsonian, gerhana matahari terjadi karena ada naga yang ingin memakan matahari dan bulan.

 


4. Legenda Viking

Gerhana Matahari
Ilustrasi Gerhana Matahari Credit: unsplash.com/Andrea

Lain cerita dengan legenda Viking. Para viking berkata gerhana matahari terjadi karena matahari dan bulan dikejar-kejar oleh sepasang serigala.

Gerhana pun terjadi ketika salah satu serigala itu berhasil menangkap bulan atau matahari.


5. Dewa Wisnu

Gerhana Matahari
Ilustrasi Gerhana Matahari Cincin Credit: pexels.com/Drew

Menurut mitologi Hindu, gerhana terjadi karena ada kepala tanpa tubuh yang ingin memakan matahari.

Kepala itu merupakan milik iblis Rahu yang mencuri ramuan keabadian. Matahari dan bulan melihat tindakan Rahu dan melaporkannya pada Dewa Wisnu.

Sebelum Rahu bisa menenggak ramuan itu, Wishnu memenggal kepalanya. Akibat kesal Rahu terus mengejar matahari dan bulan untuk dimakan.

Namun, kepala itu selalu gagal menelan bulan dan matahari karena tidak memiliki tenggorokan.

Infografis Gerhana Matahari Total, Tidak Buta karena Gerhana
Infografis Gerhana Matahari Total, Tidak Buta karena Gerhana (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya