Kamboja Mulai Pembangunan Kanal Kontroversial Funan Techo pada Agustus

Kritikus menilai bahwa kanal Funan Techo akan menguntungkan China.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 31 Mei 2024, 12:02 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2024, 12:02 WIB
Melihat Pembangunan Jalur Kereta China - Laos
Foto udara pada 24 Juli 2020 memperlihatkan Jembatan Super Utama Sungai Mekong Ban Ladhan di Jalur Kereta China-Laos di Laos. Jalur kereta tersebut membentang sepanjang 400 km lebih dari gerbang perbatasan Boten di Laos utara, yang berbatasan dengan China, hingga Vientiane. (Xinhua/Pan Longzhu)

Liputan6.com, Phnom Penh - Kamboja akan mulai mengerjakan pembangunan kanal kontroversial senilai USD 1,7 miliar yang menghubungkan ibu kota Phnom Penh ke laut pada bulan Agustus. Demikian disampaikan Perdana Menteri Hun Manet pada Kamis (30/5/2024).

Kanal Funan Techo yang didukung China telah memicu kekhawatiran negara tetangga, Vietnam, bahwa kanal tersebut dapat digunakan oleh kapal perang China dan mengurangi ketergantungan Kamboja pada pelabuhan Vietnam.

Para pemerhati lingkungan juga khawatir kanal sepanjang 180 km akan berpotensi mengurangi aliran air ke Sungai Mekong, salah satu sungai dengan keanekaragaman hayati paling tinggi di dunia. Demikian seperti dilansir CNA, Jumat (31/5).

Kamboja menerima miliaran dolar dari China dalam bentuk investasi infrastruktur sebagai salah satu sekutu regional terdekat Beijing di bawah mantan pemimpin Hun Sen.

Hun Manet, putranya, mengklaim Kanal Funan Techo sebagian besar didanai oleh warga Kamboja dan pemerintah sedang melakukan pembicaraan dengan perusahaan China untuk investasi lebih lanjut.

"Kami akan melakukannya sekarang, kami tidak bisa menunggu siapa pun lebih lama lagi," kata Hun Manet dalam pidatonya pada hari Kamis.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bantahan Kamboja

Ilustrasi Kamboja
Ilustrasi Kamboja. (Dok. Jorono/Pixabay)

Tokoh oposisi Kamboja Sam Rainsy, yang tinggal di pengasingan, menuduh proyek tersebut akan menguntungkan kepentingan China.

Jalur air ini merupakan bagian dari Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative) yang dicanangkan Beijing, sebuah skema infrastruktur besar-besaran di seluruh Asia, namun Hun Manet bersikeras bahwa jalur tersebut hanya akan melayani Kamboja.

"(Kami) melakukannya di wilayah Kamboja untuk rakyat Kamboja dan kepentingan Kamboja," ujarnya.

"Kami akan mengadakan upacara peletakan batu pertama pada bulan Agustus ini."

Kanal – dengan lebar 100m dan kedalaman 5,4m – akan menghubungkan Phnom Penh dengan pelabuhan Kamboja di Teluk Thailand.

Dalam perkembangan lainnya, Kamboja dan China juga menyelesaikan latihan militer tahunan terbesar mereka pada hari Kamis. Latihan itu melibatkan beberapa kapal perang China dan ratusan personel militer China.

Pada Desember, dua kapal perang China melakukan kunjungan pertama ke pangkalan Angkatan Laut Kamboja yang menurut Amerika Serikat dapat digunakan untuk meningkatkan pengaruh China di Teluk Thailand.

Para pejabat Kamboja telah berulang kali membantah bahwa pangkalan itu, yang terletak di dekat kota pelabuhan Sihanoukville, digunakan oleh kekuatan asing.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya