Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI Pahala Mansury menyebut Afrika sebagai mitra yang sejajar dan memiliki arti strategis bagi Indonesia.
Ia memaparkan bahwa Afrika memiliki arti strategis bagi Indonesia sebagai kawasan diversifikasi pasar, investasi, komoditas, dan untuk memperluas pengaruh global Indonesia.
Lebih jauh, ia juga menegaskan bahwa Afrika memiliki kedekatan historis yang kuat sebagai negara Global South, yang dimulai dari lahirnya 'Bandung Spirit' saat Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955.
Advertisement
"Ke depannya, Afrika akan semakin memainkan peran penting karena merupakan salah satu sumber komoditas utama dunia, serta memiliki cadangan minyak, gas, dan mineral kritis di dunia," kata Pahala dalam pernyataan pers, Kamis (8/8/2024).
Pahala menggarisbawahi bahwa, bagi Indonesia, Afrika merupakan mitra yang sejajar, bagian dari Global South, yang memiliki peran penting dalam upaya transisi pembangunan yang berkelanjutan.
Kemitraan strategis Indonesia dan Afrika terlihat melalui kerja sama mencapai visi yang dimiliki keduanya, Visi Indonesia Emas 2045 dan Africa's Agenda 2063. Kedua entitas memiliki potensi kerja sama yang luar biasa, dengan GDP gabungan sebesar USD 4,4 triliun dan populasi sebanyak 1,7 milyar.
Pahala juga memaparkan rencana pelaksanaan Indonesia-Africa Forum ke-2 2024 yang akan digelar 1-3 September 2024.
Forum yang mengangkat tema "Bandung Spirit for Africa's Agenda 2063" itu akan berfokus pada isu terkait transformasi ekonomi, energi dan pertambangan, ketahanan pangan, kesehatan, dan kerja sama pembangunan.
Produk Andalan Indonesia
Sejumlah produk dalam negeri yang akan menjadi andalan Indonesia dalam forum tersebut meliputi alat teknologi sektor pertanian hingga pertambangan.
"Indonesia mempunyai kelebihan dalam hal ini, karena pengalaman kami, saya di Duta Besar di Dakar, meng-cover 8 negara Afrika Barat, itu mereka memerlukan teknologi pertanian dari Indonesia seperti mesin pemandan, padi, kemudian traktor. Nah, ini kita punya," ujar Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu RI) Dindin Wahyudin dalam press briefing menjelang Indonesia-Africa Forum 2024 secara virtual, Kamis (1/8).
Selain itu, produk lain yang juga akan dipamerkan Indonesia dalam forum tersebut adalah produk terkait industry strategis seperti pesawat CN-235 buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI).
"Nah mereka membutuhkan teknologi seperti bagaimana pemeliharaan pesawat, kemudian juga tadi bagaimana meng-assembling mesin-mesin pertanian. Nah ini mungkin teknologi yang tepat guna, yang saya kira di IAF ke-2 ini akan sangat diperlukan oleh Afrika dalam rangka mereka membangun ekonominya dan termasuk alih teknologinya," lanjut Dindin.
Advertisement
Kesempatan Besar bagi Produk Indonesia
Lebih lanjut, teknologi bidang pertambangan juga akan turut menjadi produk Indonesia yang diunggulkan.
"Produk Indonesia termasuk proyek salah satu di negara Afrika, yaitu di perbatasan Senegal dan Mauritania, itu ada produk Indonesia yaitu offshore equipment, jadi alat-alat lepas pantai itu ternyata buatan Indonesia," tambah dia.
"Jadi Indonesia ini betul-betul sudah masuk ke Afrika dalam membangun ekonomi Afrika ini."
Dindin menyebut bahwa alat keperluan sehari-hari buatan Indonesia seperti biskuit, mie instan hingga minyak goreng sawit, juga menjadi salah satu kebutuhan utama masyarakat Afrika.
" Jadi sekali lagi ini betul-betul kesempatan besar bagi produk-produk Indonesia untuk masuk ke Afrika. Kita sebagai pemerintah hadir untuk memfasilitasi pengusaha-pengusaha Indonesia untuk masuk ke Afrika," tambahnya.