Liputan6.com, Tel Aviv - Hamas dan kelompok militan Palestina lainnya mengaku mendalangi apa yang diduga merupakan serangan bom gagal di Kota Tel Aviv, Israel, yang menewaskan penyerang dan melukai satu orang.
Dalam pernyataan pada hari Senin (19/8/2024), Hamas mengatakan pihaknya dan kelompok Jihad Islam Palestina bertanggung jawab atas ledakan itu dan mengancam akan terus menyerang selama pembantaian, pemindahan warga sipil, dan kebijakan pembunuhan berlanjut oleh Israel.
Baca Juga
Pernyataan itu dinilai merujuk pada serangan baru-baru ini yang dikaitkan dengan Israel yang telah menewaskan petinggi senior mereka dan serangan ke Jalur Gaza.
Advertisement
Ledakan pada hari Minggu (18/8) malam terjadi saat para mediator berupaya menggenjot kesepakatan gencatan senjata atas konflik di Gaza. Bom tersebut diyakini meledak sebelum waktunya dan tidak jelas apakah penyerang berencana melakukan serangan bunuh diri atau menanam bahan peledak dan meledakkannya dari jarak jauh.
Komandan polisi Distrik Tel Aviv Wakil Komisaris Peretz Amar mengatakan bahwa ledakan terjadi beberapa meter dari sebuah sinagoge yang dipenuhi orang-orang yang sedang ibadah.
"Fakta bahwa bom tampaknya meledak sebelum waktunya, di luar di jalan, membantu menghindari tragedi yang sangat nyata yang dapat mengakibatkan banyak korban jiwa dan menimbulkan kerusakan besar," ujarnya seperti dilansir kantor berita AP, Selasa (20/8).
Amar menuturkan tersangka, yang terekam dalam rekaman keamanan berjalan sambil mengenakan ransel besar, tidak dikenal oleh polisi dan mereka berupaya mengidentifikasi dari mana asalnya serta apakah dia menerima dukungan tambahan.
Polisi Israel dan badan keamanan Shin Bet menyebutkan dalam pernyataan bersama bahwa ledakan itu merupakan serangan yang melibatkan bahan peledak yang kuat.
Militan Palestina melakukan sejumlah bom bunuh diri di Israel pada tahun 1990-an dan 2000-an, menewaskan ratusan orang di bus, restoran, dan tempat umum lainnya, serta memicu serangan balasan Israel.
Namun, Hamas dan kelompok lain sebagian besar telah meninggalkan taktik tersebut sejak saat itu, alih-alih menggunakan penembakan, penusukan, serangan penabrakan mobil, dan tembakan roket dari Jalur Gaza.