Liputan6.com, Jakarta - Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) akan menyelenggarakan Indonesia Net-Zero Summit (INZS) pada Sabtu, 24 Agustus 2024 di Djakarta Theater, Jakarta Pusat.
INZS merupakan konferensi iklim dan menjadi ruang pertemuan bersama bagi menteri, pejabat, diplomat, aktivis, selebriti, pemuda, masyarakat sipil, dan berbagai kalangan lainnya untuk membicarakan isu iklim, khususnya di Indonesia.
Baca Juga
Inisiatif ini dimaksudkan untuk menghimpun dan mengukuhkan komitmen Indonesia dalam menyelamatkan masa depan bangsa dari krisis iklim.
Advertisement
Pendiri FPCI Dino Patti Djalal dalam pernyataan pers INZS mengatakan bahwa ini menjadi forum perubahan iklim terbesar di Indonesia.
"Ini adalah forum pertemuan perubahan iklim terbesar di Indonesia dan tujuan dari konferensi ini adalah mempertemukan semua stakeholder," kata Dino Patti Djalal.
"Apakah itu menteri, pejabat, pakat, aktivis, jurnalis dan lainnya. Untuk membahas update terkait kebijakan perubahan iklim dan kita juga sengaja ikut sertakan dengan tim Prabowo-Gibran untuk ikut diskusi ini," katanya.
Tahun ini, tema yang diangkat dalam INZS 2024 adalah "S.O.S. Neraka Bocor: Climate Avengers Assemble!" dipilih untuk meyerukan darurat kondisi Bumi yang suhunya semakin mendekati neraka (melewati titik kritis 1,5°C) dan menekankan pentingnya aksi nyata serta gotong royong dari para "Climate Avengers" untuk mencegah bencana dan kehancuran.
Dino menyebut, FPCI sengaja menggunakan S.O.S Neraka Bocor lantaran istilah ini lebih bisa dipahami oleh orang awam.
"Semua orang tahu apa itu neraka, semua orang takut pada neraka dan neraka bocor itu artinya panas sudah mulai kita rasakan di Bumi kita. S.O.S ini sifatnya urgent, tidak bisa menunggu dengan santai dan harus lakukan aksi segera," kata Dino.
INZS Program Tahunan FPCI
INZS adalah program tahunan FPCI yang bekerja sama dengan lebih dari 100 organisasi dan komunitas yang fokus pada gerakan perubahan iklim.
Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2021, konferensi ini telah menjadi wadah untuk diskusi mendalam tentang berbagai tantangan perubahan iklim dan lingkungan di Indonesia. Tahun ini, sejumlah topik menarik akan dibahas dal im konferensi sehari penuh ini, termasuk:
1. Dari Ambisi Jadi Aksi: Strategi Iklim Menuju Indonesia Emas 2045!
2. Can We Get Serious Now? Percepat Transisi Energi Terbarukan Sekarang!
3. Mampukah Indonesia Mendanai Jalan Keluar dari Krisis Iklim?
4. Surga yang Terancam atau Terlindungi?: Kekayaan Alam Indonesia sebagai Solusi Iklim?
5. Walking the Talk. Siapa Negara-Negara yang Paling Juara Melakukan Aksi Melawan Perubahan Iklim?
6. Pricing Carbon Right: Mau Dibawa ke Mana Kebijakan Emisi Karbon Kita?
7. Malapetaka Dimana-mana: Memahami Dampak Krisis Iklim Bagi Kita Semua
8. Teknologi Hijau yang Dapat Menyelamatkan Umat Manusia
9. Indonesia di Tengah Pertarungan Geopolitik Perubahan Iklim
10. People, Planet, Profit: Mengubah Mindset Pengusaha Indonesia untuk Sukses Bersaing dalam Era Ekonomi Hijau
Â
Advertisement
Hadirkan Tokoh-tokoh Terkemuka
INZS juga merupakan acara puncak yang mengumpulkan pemangku kepentingan dar berbagai sektor untuk berdiskusi dan membangun komitmen bersama dalam mencapal target net-zero emissions di Indonesia pada tahun 2050.
Sesi-sesi diskusi akan diisi oleh deretan pembicara terkemuka, antara lain:
- Prof. Mari Elka Pangestu
- Alue Dohong, Ph.D.
- Pahala Nugraha Mansury
- Budisatrio Djiwandono
- Ridwan Kamil
- Arcandra Tahar
- Dr. Dino Patti Djalal
- Mikha Tambayong Mahenra
- Abigail Limuria
- Nadine Chandrawinata
- Fabby Tumiwa
- Tiza Mafira
- Gita Syahrani
- Agus Sari
- Anindya N. Bakrie
- Dr. Ridha Wirakusumah
- Shinta W. Kamdani
- Rachmat Kaimuddin
- Dr. Nani Hendiarti
- Prof. Eniya Listiani Dewi
- Innandya Kusumawardhani
- Nadia Hadad
- Laetania Belai Djandam
Â
Penghargaan untuk Menteri Keuangan Sri Mulayani
Bersamaan dengan kegiatan INZS 2024, FPCI bersama dengan komunitas dan organisasi masyarakat yang bergerak di bidang perubahan iklim dan lingkungan menganugerahkan penghargaan "Climate Hero Award" kepada Ibu Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan RI).
Penghargaan ini diberikan setiap tahun kepada individu yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam memperjuangkan agenda iklim Indonesia.
Tahun lalu, "Climate Hero Award" dianugerahkan kepada Prof. Emil Salim.
FPCI dan komunitas iklim mengapresiasi kepemimpinan Sri Mulyani dalam mendorong isu dekarbonisasi dan pertumbuhan ekonomi hijau di Indonesia.
Ia dianggap sebagai tokoh pemerintah pertama yang mengangkat ancaman perubahan iklim sebagai tantangan yang lebih besar daripada pandemi COVID-19 dan berperan besar membentuk kebijakan yang telah memperkuat tata kelola finansial Indonesia dalam transisi menuju net-zero.
Hal ini termasuk upaya Sri Mulyani dalam menerbitkan pajak karbon, membangun pasar karbon, serta mewujudkan Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform di Indonesia, dan partisipasi aktifnya dalam berbagai platform internasional, termasuk pada Koalisi Menteri Keuangan untuk Aksi Iklim (Coalition of Finance Ministers for Climate Action), untuk menggalang dukungan pendanaan transisi iklim nasional.
Â
Advertisement
Usulan untuk Tim Prabowo-Gibran
Bersamaan dengan proses Indonesia Net Zero Summit 2024, Dino Patti Djalal menyebut FPCI telah melakukan Forum Group Discussion (FGD) dimana kita mengumpulkan Climate Activist untuk berkumpul dari berbagai kalangan, bertemu dengan tim pak Prabowo-Gibran.
"Kita sudah tiga kali bertemu membahas berbagai aspek dari kebijakan perubahan iklim ke depan," kata Dino.
"Renewable energi, NDC (Nationally Determined Contribution) target penurunan emisi nasional dan juga Nature-based Solutions (NbS). Dari tiga hal ini, sudah ada usulan dan rekomendasi. Dan besok akan disampaikan kepada pak Prof. Burhan Penasehat Senior Ekonomi dari Tim Prabowo-Gibran," katanya.
"Jadi ada policy-nya. Untuk Net Zero Summit itu tujuannya menjaga awarness (kesadaran) dari masyarakat untuk perubahan iklim dan momentum politiknya. Karena kita melihat di berbagai negara, bisa aja tujuannya bagus mengurangi emisi, tetapi politiknya tidak nyambung."
Menurut Dini pernah terjadi di Amerika Serikat. Ketika mereka sudah menadatangani Perjanjian Paris tiba-tiba Donald Trump memerintahkan untuk keluar dari perjanjian itu dan mengeluarkan kebijakan yang bertentangan dengan sustainability.