Dilarang Cuti Sakit oleh Atasan, Pegawai Pabrik di Thailand Meninggal

Atasannya menilai bahwa karyawan pabrik tersebut sudah terlalu lama mengambil cuti sakit.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 20 Sep 2024, 11:12 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2024, 11:12 WIB
Ilustrasi bekerja, kantor
Ilustrasi bekerja, kantor. (Photo by rivage on Unsplash)

Liputan6.com, Bangkok - Seorang karyawan pabrik di Thailand pingsan saat bekerja dan kemudian meninggal. Insiden ini terjadi sehari setelah manajernya diduga menolak memberinya cuti sakit lantaran ia tidak menyertakan surat keterangan dari dokter.

Wanita berusia 30 tahun yang diidentifikasi bernama May itu adalah seorang karyawan di sebuah pabrik elektronik di Bang Pu Industrial Estate di Distrik Muang, Provinsi Samut Prakan.

Dilansir Bangkok Post, Jumat (20/9/2024), sebuah unggahan di Facebook memuat tangkapan layar obrolan grup rekan kerjanya, dengan sebuah pesan yang mengumumkan kematiannya setelah ia tidak diizinkan mengambil cuti sakit. Postingan tersebut menuai komentar negatif yang luas tentang perusahaan tersebut di seluruh media sosial.

Menurut seorang teman, May pertama kali mengambil cuti dengan surat keterangan dokter dari tanggal 5 hingga 9 September, setelah ia didiagnosis menderita radang usus besar. Ia dirawat selama empat hari di rumah sakit.

Setelah meninggalkan rumah sakit, May memberi tahu temannya bahwa kondisinya tidak membaik. Ia kemudian memutuskan untuk mengambil cuti dua hari lagi.

Pada malam hari tanggal 12 September, May meminta cuti sakit kepada manajer untuk tanggal 13 September, dengan mengatakan kondisinya semakin memburuk.

Harus Memberikan Surat Dokter

Ilustrasi surat lamaran kerja
Ilustrasi surat lamaran kerja. (Photo created by pressfoto on www.freepik.com)

Manajer tersebut mengatakan bahwa May harus masuk kerja dan menyerahkan surat keterangan dokter terlebih dahulu, karena ia telah mengambil cuti sakit berkali-kali.

Padahal menurut teman-temannya, May tidak memiliki riwayat mengambil cuti sakit sebelum sakit baru-baru ini.

Karena takut kehilangan pekerjaan, May pergi bekerja pada tanggal 13 September meskipun masih merasa sangat sakit. Ia pun pingsan setelah bekerja hanya selama 20 menit, kata temannya.

May dilarikan ke rumah sakit dan segera dikirim untuk operasi darurat. Ia dinyatakan meninggal karena necrotising enterocolitis pada malam hari berikutnya.

Tanggapan Perusahaan

Ilustrasi Pabrik
Ilustrasi pabrik. (dok Pixabay.com/marcin049)

Pihak perusahaan, Delta Electronics Thailand, mengumumkan kematiannya di halaman Facebook-nya, dan menyampaikan belasungkawa.

"Kami sangat berduka atas kehilangan rekan kerja kami. Pikiran dan belasungkawa tulus kami sampaikan kepada keluarga dan orang-orang terkasihnya selama masa sulit ini," bunyi pengumuman tersebut.

"Saat ini, kami masih dalam proses menetapkan fakta-fakta seputar kematiannya dan telah memulai penyelidikan menyeluruh. Tujuan kami adalah untuk menciptakan pemahaman yang lebih baik tentang situasi tersebut sambil memastikan kami memberikan dukungan yang diperlukan kepada keluarganya."

"Kami tetap berkomitmen penuh untuk melakukan segala yang kami bisa untuk membantu selama masa yang penuh tantangan ini.

"Kami akan membagikan informasi terbaru saat informasi lebih lanjut tersedia. Terima kasih atas kesabaran dan pengertian Anda selama masa yang sensitif ini," tutupnya.

Infografis Jokowi Larang Pejabat dan Pegawai Pemerintah Gelar Buka Puasa Bersama. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Jokowi Larang Pejabat dan Pegawai Pemerintah Gelar Buka Puasa Bersama. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya