Liputan6.com, Ramallah - Tentara Israel (IDF) menjatuhkan tiga jasad warga Palestina dari atap-atap selama penyerbuan di bagian utara Tepi Barat yang diduduki pada hari Kamis (19/9/2024). Hal tersebut diungkapkan jurnalis Associated Press (AP) yang berada di tempat kejadian.
Jurnalis AP di Kota Qabatiya menyaksikan tiga tentara menjatuhkan jasad-jasad tersebut dari atap gedung-gedung bertingkat yang berdekatan. Itu adalah yang terbaru dalam serangkaian dugaan pelanggaran oleh pasukan Israel sejak dimulainya perang Israel Vs Hamas yang menurut kelompok-kelompok hak asasi manusia menunjukkan pola kekerasan keji terhadap warga Palestina.
Baca Juga
"Ini adalah insiden serius yang tidak sesuai dengan nilai-nilai IDF dan harapan dari tentara IDF," kata militer Israel seperti dilansir AP, Jumat (20/9). "Insiden tersebut sedang ditinjau."
Advertisement
Dalam video yang diperoleh AP, tiga tentara Israel terlihat mengangkat tubuh yang tampak kaku lalu menyeretnya ke tepi atap sebelum menjatuhkannya. Terhadap jasad lainnya, mereka tidak hanya mengangkatnya, namun juga mendorongnya dengan kaki hingga jatuh.
Identitas korban tewas dan penyebab kematian mereka tidak segera diketahui.
Israel mengatakan pasukannya telah menewaskan empat militan selama operasi di Qabatiya pada hari Kamis.
Kementerian Kesehatan Palestina di Ramallah tidak segera mengonfirmasi jumlah kematian, namun mengatakan satu orang tewas di kota itu dan bahwa tembakan Israel mengirim 10 warga Palestina ke rumah sakit.
Korban Sipil Palestina Juga Berjatuhan di Tepi Barat
Ketika menarik diri dari penyerbuan, menurut laporan AP, tentara Israel biasanya meninggalkan warga Palestina yang tewas. Kadang-kadang mereka membawa jasadnya ke Israel.
Berdasarkan hukum internasional, tentara seharusnya memastikan jasad, termasuk kombatan musuh, diperlakukan dengan baik.
"Tidak ada kebutuhan militer untuk melakukan ini. Itu hanyalah cara biadab dalam memperlakukan jasad warga Palestina," kata Direktur Kelompok Hak Asasi Palestina Al-Haq, Shawan Jabarin, setelah menonton rekaman tersebut.
Jabarin mengatakan video itu mengguncang, namun tidak mengejutkan, dan dia ragu Israel akan menyelidiki insiden itu dengan benar. Militer Israel jarang mengadili tentara dalam kasus-kasus yang dilaporkan merugikan warga Palestina.
"Yang paling akan terjadi adalah tentara akan didisiplinkan, tetapi tidak akan ada penyelidikan nyata dan tidak ada penuntutan nyata," ujar Jabarin.
Ketika perhatian dunia terfokus pada perang yang jauh lebih mematikan di Jalur Gaza, sejumlah besar warga Palestina dibunuh, ditembak, dan ditangkap di Tepi Barat, tempat militer Israel juga telah melancarkan tindakan keras selama berbulan-bulan.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, lebih dari 700 warga Palestina di Tepi Barat tewas di tangan Israel sejak perang di Jalur Gaza meletus pada 7 Oktober 2023. Tepi Barat utara dilaporkan telah mengalami beberapa kekerasan terburuk sejak pecahnya perang.
Israel mengatakan penggerebekan itu diperlukan untuk memberantas militansi, yang telah berkobar sejak 7 Oktober. Awal bulan ini, Israel melancarkan serangan paling mematikan ke Tepi Barat utara sejak perang dimulai, menewaskan sedikitnya 33 orang.
Advertisement