Banjir di Queensland Australia Sebabkan 1 Orang Meninggal, Terburuk dalam 60 Tahun?

Otoritas setempat telah mengeluarkan peringatan bagi warga untuk mengungsi, namun banyak yang bersikeras bertahan di rumah mereka.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 03 Feb 2025, 10:48 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2025, 10:48 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi banjir. (dok. pixabay/@hermann)... Selengkapnya

Liputan6.com, Canberra - Seorang perempuan meninggal dunia di Australia dan ribuan orang mengungsi setelah hujan lebat menyebabkan banjir di Queensland utara.

Pihak berwenang mengatakan air akan terus naik dan telah memperingatkan akan situasi yang 'berbahaya dan mengancam nyawa', dengan beberapa bagian wilayah tersebut tercatat mengalami curah hujan lebih dari 1.300 milimeter sejak Sabtu (1/2/2025).

"Hujan lebat ... diperkirakan akan terus berlanjut hingga Senin (3/2)," ungkap Perdana Menteri Queensland David Crisafulli seperti dikutip dari BBC.

Para ahli meteorologi mengungkap kemungkinan ini bisa menjadi banjir terburuk di wilayah itu dalam lebih dari 60 tahun.

Crisafulli menjelaskan kondisi ini merupakan sesuatu yang belum pernah dialami oleh Queensland utara selama ini.

"Bukan hanya intensitasnya, tetapi juga lamanya," kata Crisafulli kepada penyiar ABC Australia.

Perempuan yang meninggal dunia dilaporkan berada di atas perahu karet Layanan Darurat Negara (SES) yang menabrak pohon dan terbalik di Kota Ingham. Diperkirakan korban adalah warga sipil yang sedang diselamatkan saat kejadian, bukan petugas darurat. Lima orang lainnya di perahu berhasil menyelamatkan diri dan penyelidikan kini sedang dilakukan.

Sementara itu, tiga orang diselamatkan dari atap sebuah rumah di Cardwell, yang terletak di tengah-tengah antara Cairns dan Townsville.

Kelompok Manajemen Bencana Lokal Townsville menyatakan bahwa sekitar 2.000 rumah di kota tersebut berisiko terendam, dengan beberapa di antaranya kemungkinan akan terendam hingga mencapai lantai dua, seiring dengan meningkatnya tinggi permukaan air sungai.

Pada Minggu (2/2), ribuan warga di enam lingkungan di Townsville diberi peringatan untuk meninggalkan rumah mereka sebelum tengah hari. Namun, pejabat setempat melaporkan sekitar 10 persen dari penduduk memilih tetap tinggal meskipun ada ancaman banjir.

Wilayah yang sama juga terdampak parah saat banjir pada tahun 2019.

Crisafulli mengimbau warga mematuhi peringatan dengan mengatakan, "Pada akhirnya, rumah, mobil, dan perabotan itu semua bisa diganti. Keluarga Anda tidak."

Pada Minggu malam waktu setempat, sebuah pusat evakuasi baru dibuka - sementara pusat lainnya sudah mencapai kapasitas penuh.

Beberapa bagian jalan raya utama ambruk, menyulitkan upaya untuk mengirim tim penyelamat dan karung pasir ke area yang paling parah terdampak.

Banyak supermarket yang dilaporkan kekurangan pasokan makanan segar dan ribuan rumah mengalami pemadaman listrik, termasuk di Ingham dan komunitas adat Palm Island.

Selain itu, pihak berwenang mengeluarkan peringatan bagi warga untuk waspada terhadap kemunculan buaya yang bisa muncul di daerah-daerah banjir, yang biasanya jauh dari habitat mereka.

Terletak di wilayah tropis, Queensland utara rentan terhadap siklon destruktif, badai, dan banjir.

Namun, para ilmuwan iklim mengatakan bahwa laut yang lebih hangat dan planet yang semakin panas menciptakan kondisi bagi peristiwa hujan ekstrem yang lebih intens dan sering terjadi.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya