Liputan6.com, Darwin, Australia - Sejumlah truk yang didesain mobil berpenumpang khusus memasuki kawasan Adelaide River, di Beatrice Hill, 2915 Arhhem Hwy, Middle Point NT, Darwin, Australia. Satu per satu turis yang berperawakan orang Eropa turun dari dalam kendaraan tersebut. Mereka langsung menujut dermaga, yang menjadi bersandarnya kapal yang bertuliskan Spectaculer Crocodile Cruise.
Liputan6.com berkesempatan mengunjungi tempat tersebut, Rabu 9 April 2025 lalu. Berkat undangan dari Tourism Northern Territory (TNT) dan AirAsia, rombongan tur terbang dari Jakarta menuju Denpasar dengan AirAsia QZ 802, dan dilanjut ke Australia dengan AirAsia QZ 540. Tiba di Bandara Darwin, perjalanan langsung berlanjut menuju Hotel Courtyard By Marriot, untuk bermalam.
Perjalanan menuju Adelaide River ditempuh selama 60 menit dari Kota Darwin. Para pelancong menyambangi tempat ini dengan beragam moda transportasi. Mereka ada yang menggunakan mobil pribadi, juga ada jenis kendaraan lainnya.
Advertisement
Menurut Ritu Parna dari Tourism Northern Territory, para turis yang mengunjungi destinasi wisata tersebut tidak menggunakan bus pariwisata layaknya di Indonesia. Kontur tanah yang tidak merata, menjadi alasan pelayanan bagi para turis menggunakan jenis mobil yang tahan untuk semua medan.
"Truk-truk digunakan untuk para turis di sini, karena bisa digunakan di medan offroad. Tidak hanya jalan yang mendatar," kata dia.
Dia mengungkapkan, para turis yang datang ke Australia kebanyakan dari Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan Jepang. Mereka menghabiskan waktunya untuk berlibur.
Di destinasi wisata ini, para pelancong diajak untuk menikmati pengalaman spektakuler dari atas kapal. Mereka dapat menyaksikan lebih dekat dan secara langsung aksi buaya yang melontarkan diri secara vertikal saat diberi makan oleh pemandu wisata.
Sebelum dapat menyaksikan pertunjukan tersebut, para wisatawan dewasa harus membeli tiket seharag A$50. Sedangkan untuk anak dengan usia 4 hingga 14 tahun, dikenakan tiket sebesar A$35. Mereka membelinya di loket yang tersedia di dekat dermaga.
Setelah itu, para pelancong menaiki kapal yang bersandar di dermaga. Tak lama, kapal itu pun melaju menuju ke tengah sungai dan menyusuri Adelaide River.
Ukuran Buaya Capai 5 Meter
Usai berlayar sebentar, kapal terhenti tak jauh dari dermaga. Seekor reptil buas itu pun terlihat mendekati bawah badan kapal. Ukurannya cukup besar. Panjangnya sekitar 5 meter dengan berat 700 kilogram. Insting liar hewan itu terus mengarahkan badannya untuk memburu makanan favoritnya.
Pemandu wisata yang berdiri di sisi kapal, mengarahkan gumpalan daging di dekat kepalanya. Ada tiga gumpalan daging kecil diikat dengan seutas tali, yang kemudian dikaitkan di ujung sebuah gala bambu yang panjangnya sekitar lima meter. Pemandu wisata itu sengaja mengangkat gala tatkala buaya mencoba meraihnya dengan gerakan kepala ke atas. Perburuan makanan itu pun gagal.
Dengan tenang, buaya itu mencoba menghampiri makanannya secara perlahan. Pemandu wisata itu pun masih tetap pada posisinya. Dia selalu terkesiap tatkala sang buaya berusaha menangkap daging. Namun hup.. satu gumpalan itu pun berhasil dilahap sang buaya. Tepuk tangah wisatawan pun terdengar dari atas kapal.
Usai buaya tersebut berhasil mencomot makanannya, kapal berpenumpang para pelancong pun kembali berjalan. Perlahan laju kapal itu kembali berhenti untuk melakukan hal yang. Satu gumpalan lainnya berhasil disantap sang buaya.
Dalam penjelasannya, pemandu wisata menuturkan, hewan buas ini mengandalkan lingkungan mereka untuk mengatur suhu tubuhnya. Ketika berada di darat, mereka akan bergerak sangat lambat karena menikmati sinar matahari.
"Pada waktu tertentu dalam setahun, kita tidak melihat hal ini karena suhu air sekitar 30°, sehingga mereka dapat mengatur suhu tubuh mereka dengan tetap berada di sungai," ujar pemandu wisata tersebut.
Dia menyebut, buaya-buaya itu tidak perlu berjemur pada waktu tertentu dalam setahun, sehingga mereka lebih sulit ditemukan karena sebagian besar berada di bawah air, mencoba untuk tetap dingin. "Apakah mereka membuat sarang di air seperti ini? Tidak, tapi mereka membuat sarang di air yang lebih dangkal," katanya.
"Mereka akan membuat sarang yang besar, sekitar 1 meter tingginya, dan kemudian mereka akan meletakkan telur-telur mereka di atasnya, dan kemudian menutupinya dengan tanah atau bahan lainnya," dia menambahkan.
Di Adelide River ini, dia mengungkapkan, ada 1.200 spesies buaya air asin. Dari jumlah itu, sebanyak 80 persen berjenis kelamin betina. Sementara untuk bentuk dan beratnya bervariasi. "Yang terbesar berukuran 5,3 meter dengan berat 800 kilogram," ujar dia.
Advertisement
Terbang dari Denpasar ke Darwin
Sebelumnya AirAsia meresmikan penerbangan perdana dari Denpasar menuju Darwin. Rute ini menjadi rute ketiga menuju Australia setelah Perth dan Cairns. Menurut Northern Territory Minister for Tourism and Hospitality, Hon Marie-Clare Boothby, rute Denpasar–Darwin ini tidak hanya memperkuat konektivitas antara Indonesia dan Australia Utara, tetapi juga mempererat hubungan sejarah, budaya, dan ekonomi di kedua wilayah.
"Kami berharap rute ini semakin meningkatkan kedatangan wisatawan, memperluas mobilitas bisnis, serta membuka peluang kolaborasi di berbagai sektor,” kata dia di Darwin Sabtu (22/3).
"Rute penerbangan baru ini merupakan langkah penting untuk menjadikan Northern Territory sebagai destinasi terbaik di negara ini untuk dikunjungi, ditinggali, bekerja, dan berinvestasi," tambah Boothby.
Dia mengungkapkan, peningkatan konektivitas mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dengan membuka lebih banyak peluang bisnis dan menarik wisatawan, sehingga semakin banyak orang dapat merasakan semua yang ditawarkan oleh Northern Territory.
"Penambahan penerbangan akan memperkuat sektor pariwisata, menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat Northern Territory, serta mempermudah perjalanan untuk bertemu orang-orang terkasih,” tutup Minister Boothby.
Sedangkan Direktur Utama Indonesia AirAsia, Veranita Yosephine menambahkan, Denpasar dan Darwin memiliki hubungan historis dan budaya yang erat serta menjadi destinasi favorit bagi wisatawan Australia yang ingin menikmati keindahan Bali, maupun bagi warga Indonesia yang ingin menjelajahi Australia Utara.
"Dengan pembukaan rute ini, Kami berharap dapat semakin meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali, yang juga berfungsi sebagai hub dengan konektivitas luas ke lebih dari 130 destinasi di Asia dan sekitarnya melalui jaringan Grup AirAsia," kata dia.
Sementara itu, Konsul Jenderal Republik Indonesia untuk Australia Utara, Bagus Hendraning Kobarsih menambahkan, dibukanya rute Denpasar–Darwin oleh Indonesia AirAsia tidak hanya memperkuat konektivitas antara Indonesia dan Australia Utara, tetapi juga memperdalam hubungan sejarah, budaya, dan ekonomi antara kedua wilayah.”
“Kami berharap rute ini dapat semakin meningkatkan kedatangan wisatawan, memperluas mobilitas bisnis serta peluang kolaborasi di berbagai sektor. Ini merupakan pengembangan strategis yang akan membawa manfaat jangka panjang bagi kedua negara,” ujar Kepala Perwakilan, Konsulat Republik Indonesia (Northern Territory) Bagus Hendraning Kobarsih.
Infografis
Advertisement
