Liputan6.com, Kabul - Afghanistan pernah dilanda badai salju dahsyat yang menyebabkan longsor dan menewaskan seratusan orang.
"Longsoran salju yang disebabkan oleh salju musim dingin yang lebat menewaskan sedikitnya 124 orang di Afghanistan timur laut," kata seorang pihak berwenang dari tim darurat hari nahas itu, Rabu 25 Februari 2015, mengutip Associated Press (AP).
Advertisement
Tim penyelamat terus berupaya mencari korban yang tertimbun dengan menggunakan tangan kosong dan sekop.
Advertisement
"Longsor tersebut menimbun rumah-rumah di empat provinsi di timur laut. Provinsi Panjshir menjadi wilayah yang paling terdampak, dengan sekitar 100 rumah mengalami kerusakan atau hancur," kata Deputi Direktur Otoritas Penanggulangan Bencana Alam Afghanistan, Mohammad Aslam Syas.
Sebagai informasi, Panjshir terletak sekitar 96 kilometer timur laut ibu kota Kabul.
Pelaksana tugas Gubernur Panjshir, Abdul Rahman Kabiri, menyebutkan bahwa para penyelamat harus menggali reruntuhan dengan tangan kosong untuk mencapai korban selamat.
"Tim penyelamat telah dikirim ke daerah yang terkena dampak, dan korban diperkirakan akan meningkat," jelas Deputi Direktur Otoritas Penanggulangan Bencana Alam Afghanistan, Mohammad Aslam Syas.
Upaya penyelamatan terhambat oleh badai salju lebat yang mulai turun pada Selasa (24/2) pagi. Ketebalan salju di beberapa tempat mencapai 3 kaki sekitar 91 cm, sementara pohon tumbang menghalangi akses ke Lembah Panjshir.
Kepala Polisi Provinsi Panjshir, Jenderal Abdul Aziz Ghirat, mengatakan bahwa jumlah korban tewas kemungkinan bertambah seiring dengan dilanjutkannya upaya penyelamatan pada Kamis (26/2) pagi.
Longsor yang terjadi di Distrik Dara, Panjshir, berdampak pada sekitar 600 keluarga. Beberapa orang yang mencoba mencapai lokasi bencana untuk membantu penyelamatan mengatakan bahwa banyak korban masih tertimbun salju.
"Saya diberitahu bahwa dua kerabat saya tewas, sementara delapan lainnya masih tertimbun salju," kata seorang warga bernama Sharafudin. "Saya dan anak saya sedang berusaha mencapai lokasi untuk membantu menemukan jenazah mereka. Namun, perjalanan akan memakan waktu setidaknya tiga hingga empat jam karena jalan sangat sempit dan mobil tidak bisa melewati jalur yang tertutup salju. Jadi kami harus jalan kaki."
"Hingga kini, kami belum menerima bantuan dari pemerintah. Tidak ada pasokan obat-obatan maupun alat berat untuk membuka jalan menuju rumah-rumah yang tertimbun," ujar Sharafudin.
Kondisi Korban dan Kekhawatiran Warga
Seorang pria lain yang terjebak di jalan menuju Dara mengatakan bahwa banyak jenazah masih berada di dalam rumah-rumah yang terkubur salju.
"Kami sangat khawatir dengan keluarga kami yang terjebak di sana," kata Abu Muslim.
Kala itu, sebagian besar wilayah Afghanistan tertutup salju akibat badai besar yang melanda negara tersebut. Padahal, sebelumnya musim dingin di Afghanistan cenderung lebih hangat dan kering.
Otoritas di Provinsi Parwan telah menutup Salang Tunnel (Terowongan Salang), yang menghubungkan bagian utara dan selatan Afghanistan, karena kekhawatiran akan longsor. Kerusakan pada kabel listrik yang melintasi terowongan juga menyebabkan pemadaman listrik di sebagian besar Kabul sejak awal pekan ini.
Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, dalam pernyataannya menyatakan turut berduka atas bencana longsor dan banjir yang terjadi di berbagai wilayah negara itu. Ia telah memerintahkan evaluasi cepat terhadap tingkat kerusakan serta menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.
Sebelum bencana longsor salju terjadi, suhu di Afghanistan turun drastis dalam beberapa hari terakhir. Namun, para peramal cuaca memperkirakan salju akan mulai mencair di Lembah Panjshir dan sebagian besar wilayah pegunungan Hindu Kush dalam beberapa hari ke depan.
Sebagai informasi, Afghanistan telah mengalami lebih dari tiga dekade konflik sejak invasi Soviet pada 1979. Namun, selain perang, negara ini juga sering menghadapi bencana alam seperti tanah longsor, banjir, dan salju longsor. Kurangnya infrastruktur dan pembangunan di luar kota-kota besar membuat dampak bencana semakin parah.
Pada Mei tahun 2014, tanah longsor di Afghanistan menewaskan antara 250 hingga 2.700 orang. Sementara itu, tanah longsor serupa pada 2012 merenggut 71 nyawa. Sebagian besar jenazah korban tidak dapat ditemukan, sehingga lokasi bencana akhirnya dinyatakan sebagai kuburan massal.
Advertisement
