Liputan6.com, Jakarta - Gletser (Glacier) adalah lapisan es yang luas dan membentang hingga bermil-mil jauhnya. Gletser yang sangat besar disebut dengan gletser benua (continental glaciers) seperti yang terdapat di Arktik, Kutub Utara dan Antartika, Kutub Selatan.
Gletser benua terbentuk dari akumulasi pemadatan dan kristalisasi salju di daratan selama periode ratusan tahun. Gravitasi membuat salju-salju ini bergerak dan perlahan dari titik asal menuju tempat yang lebih rendah bahkan hingga menjorok ke lautan.
Salah satu gletser benua yang terkenal adalah Gletser Thwaites yang terdapat di Antartika, Kutub Selatan. Gletser Thwaites merupakan lapisan es yang luas dan sangat tebal dan dijuluki sebagai "Doomsday glacier" atau "gletser hari kiamat."
Advertisement
Gletser Thwaites merupakan salah satu gletser benua yang dimonitor secara ketat oleh para ahli, karena jika mencair dapat menimbulkan kenaikan permukaan air laut secara signifikan. Berikut fakta menarik gletser Thwaites.
Baca Juga
1. Ditemukan pada 1987
Dikutip dari laman Britannica, Selasa (25/02/2025), Gletser Thwaites diidentifikasi pertama kali pada Januari 1947 melalui pemetaan wilayah berbentuk lidah es oleh Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy/AL AS). Gletser ini ditemukan selama pengambilan foto udara dalam misi bertajuk Operation High Jump.
Identifikasi pertama garis pantai Antartika telah dilakukan pada 1940, sebagai bagian dari ekspedisi Byrd (Richard E. Byrd, seorang penjelajah kutub berkebangsaan AS) yang ketiga. Gletser Thwaites yang terletak di Antartika barat dipetakan secara lebih detail pada 1959 hingga 1966.
Gletser Thwaites diberi nama dari Fredrik T. Thwaites (1883–1961), seorang ahli geologi glasial, geomorfologi dan profesor emeritus dari Univesitas Wisconsin-Madison. Profesor Thwaites sendiri tidak pernah mengunjungi Gletser Thwaites di Antartika.
2. Julukan Gletser Kiamat
Gletser Thwaites dijuluki sebagai Doomsday glacier atau gletser hari kiamat. Julukan ini dikaitkan dengan pencairannya yang cepat dapat mendorong kenaikan permukaan laut yang dahsyat.
Menurut penelitian terbaru, gletser Thwaites mulai mencair dengan cepat dengan cara yang tidak terduga seperti sebelumnya. Faktor tersebut membuatnya dimonitor secara ketat oleh para ahli dan ilmuwan.
Apa yang akan terjadi pada gletser Thwaites akan membawa dampak yang serius untuk planet Bumi. Para ahli memperkirakan jika gletser Thwaites hilang seluruhnya akan menyebabkan kenaikan permukaan air laut global sekitar 65 cm.
Sementara itu, jika semua bagian yang berdekatan dari lapisan es di Antartika Barat mencair dan hilang, maka akan menyebabkan kenaikan permukaan air laut global sekitar 3,3 meter. Tidak semua ahli setuju dengan penamaan Doomsday glacier.
Nama tersebut menunjukkan manusia tidak dapat mengambil langkah proaktif untuk memperlambat pencairan gletser. Sedangkan sebenarnya kita mampu mengurangi emisi gas rumah kaca yang bisa sangat membantu menjaga Gletser Thwaites, setidaknya untuk sementara waktu.
Â
Tertua di Dunia
3. Gletser Terluas di Dunia
Dikutip dari laman Science, Selasa (25/02/2025), gletser ini merupakan daratas es terluas di dunia. Gletser Thwaites membentang sejauh 120 km.
Area wilayahnya meliputi luas hingga 193.000 kilometer persegi yang lebih besar dari luas negara bagian Florida di AS. Namun, sedikit lebih kecil bila dibandingkan dengan pulau Great Britain (209.000 kilometer persegi).
Sebagian besar bagian gletser yang dikenal sebagai ice shelf menjorok hingga ke lautan. Ice shelf tersebut sangat rapuh dan rentan terhadap pencairan baik di bagian permukaan mapun di bagian bawahnya.
Ice shelf yang masih tersisa dari Gletser Thwaites saat ini dikhawatirkan sejumlah ahli akan runtuh pada beberapa dekade ke depan.
4. Menumpahkan Jutaan Ton Bongkahan Es ke Lautan
Diperkirakan sekitar 50 miliar ton es hilang dari gletser Thwaites setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan sekitar 4 persen kenaikan permukaan air laut global.
Namun perkiraan ini akan terus meningkat pada tahun-tahun yang akan datang. Dengan adanya fenomena pemanasan global yang terus meningkat saat ini, ada kemungkinan gletser Thwaites akan melepaskan potongan-potongan besar gunung es secara lebih cepat ke lautan.
Potongan gletser besar yang runtuh dan hanyut mengikuti arus lautan disebut dengan iceberg. Bagian yang terlihat mengapung dari iceberg hanyalah sebagian kecil, jika dibandingkan dengan bagian yang berada di bawah permukaan laut.
Fenomena ini dikenal dengan istilah gunung es. Iceberg inilah yang ditabrak oleh salah satu kapal terbesar di masanya, Titanic dalam perjalanan komersial perdananya dari Eropa menuju Amerika Serikat pada 1912.
5. Rapuh
Tim peneliti gabungan dari Amerika Serikat dan Inggris melakukan penelitian di Gletser Thwaites pada akhir 2019 silam. Mereka melakukan pengeboran dengan bor air panas hingga kedalaman 600 m dan memasukkan berbagai instrumen penelitian termasuk sebuah robot berbentuk torpedo sepanjang 3,5 m bernama Icefin untuk meneliti gletser tersebut.
Robot tersebut memungkinkan para peneliti mengakses area yang sebelumnya hampir tidak mungkin disurvey. Icefin mampu mengambil gambar dan merekam informasi tentang suhu dan salinitas air laut serta arusnya.
Dalam jurnal ilmiah yang dipublikasikan, para ilmuwan terkejut ketika di bawah permukaan air robot Icefin menemukan retakan besar menembus lapisan es dan pencairan es menjadi sangat cepat di area ini. Menurut peneliti, pencairan tersebut bisa menjadi pemicu utama runtuhnya dinding Gletser Thwaites.
Pada penelitian pada 2021, sejumlah lapisan es dapat hancur dalam lima tahun ke depan. Peneliti mengatakan seiring dengan pemanasan global, Gletser Thwaites dapat berada dalam posisi yang rapuh untuk bertahan dari keruntuhan.
(Tifani)
Advertisement
