Salju Abadi Mencair Akibat Perubahan Iklim, Perbatasan Swiss dan Italia Bergeser

Swiss mengatakan proses persetujuan untuk penandatanganan perjanjian terkait perbatasan sedang berlangsung di Italia.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 02 Okt 2024, 09:01 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2024, 09:01 WIB
Ilustrasi Swiss dan Italia.
Ilustrasi Swiss dan Italia. (Dok. Google Maps)

Liputan6.com, Bern - Swiss dan Italia sepakat "menggambar ulang" sebagian perbatasan mereka di Pegunungan Alpen karena mencairnya gletser akibat perubahan iklim.

Sebagian besar perbatasan Swiss-Italia ditentukan oleh garis punggung gletser atau area salju abadi, namun mencairnya gletser telah menyebabkan batas alami ini bergeser.

Swiss secara resmi menyetujui perjanjian tentang perubahan tersebut pada hari Jumat (27/9/2024), namun Italia belum melakukan hal yang sama. Langkah ini menyusul rancangan perjanjian oleh komisi gabungan Swiss-Italia pada bulan Mei 2023. Demikian seperti dilansir BBC, Rabu (2/10).

Statistik yang diterbitkan September lalu menunjukkan bahwa gletser Swiss kehilangan 4 persen volumenya pada tahun 2023, kehilangan terbesar kedua setelah rekor pencairan tahun 2022 sebesar 6 persen.

Laporan tahunan diterbitkan setiap tahun oleh Jaringan Pemantauan Gletser Swiss (Glamos), yang mengaitkan rekor kerugian tersebut dengan musim panas yang sangat hangat berturut-turut, dan curah salju yang sangat rendah pada musim dingin 2022. Para peneliti mengatakan bahwa jika pola cuaca ini terus berlanjut, pencairan es akan semakin cepat.

Pada hari Jumat, Swiss mengatakan bahwa batas-batas yang ditetapkan ulang telah disusun sesuai dengan kepentingan ekonomi kedua belah pihak.

Memperjelas batas-batas akan membantu kedua negara menentukan siapa yang bertanggung jawab atas pemeliharaan wilayah alam tertentu.

Batas-batas Swiss-Italia akan diubah di wilayah Plateau Rosa, tempat perlindungan Carrel, dan Gobba di Rollin - semuanya berada di dekat Matterhorn dan resor ski populer termasuk Zermatt.

Perubahan batas yang tepat akan dilaksanakan dan perjanjian akan dipublikasikan setelah kedua negara menandatanganinya.

 


Mengurangi Gas Rumah Kaca

Ilustrasi gletser.
Ilustrasi gletser. (Dok. Pixabay/Jacqueline Schmid)

Tahun lalu, Glamos memperingatkan bahwa beberapa gletser Swiss menyusut begitu cepat sehingga tidak mungkin bisa diselamatkan, bahkan jika suhu global tetap berada dalam target kenaikan 1,5 Celcius sesuai Perjanjian Iklim Paris.

Para ahli mengatakan bahwa tanpa pengurangan gas rumah kaca yang terkait dengan pemanasan global, gletser yang lebih besar seperti Aletsch - yang tidak berada di perbatasan - bisa menghilang dalam satu generasi.

Sejumlah penemuan terjadi di gletser Swiss dalam beberapa tahun terakhir karena pencairan dan penyusutannya yang cepat.

Juli lalu, sisa-sisa manusia yang ditemukan di dekat Matterhorn dipastikan adalah pendaki Jerman yang hilang sejak 1986.

Pada tahun 2022, reruntuhan pesawat yang jatuh pada tahun 1968 muncul dari gletser Aletsch.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya