Gubernur Phnom Penh: Facebook Atasi Perbedaan Kultur

Masalah itu adalah perbedaan kultur. Tapi, ada cara untuk mengatasinya.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 18 Sep 2013, 17:37 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2013, 17:37 WIB
gubernur-phnompenh-130918b.jpg
Gubernur Phnom Penh Trac Thai Sieng yang hadir dalam pertemuan gubernur-walikota ibukota negara se-ASEAN, melihat ada 1 masalah utama yang harus diatasi untuk menyukseskan ASEAN Economy Community. Masalah itu adalah perbedaan kultur. Tapi, ada cara untuk mengatasinya.

Gubernur berkacamata itu juga menilai masalah beda kultur tidak separah dulu, karena adanya sosial media. Menurutnya, sosial media seperti Facebook atau Twitter dapat memangkas perbedaan yang jauh.

"Sosial media sudah bergerak lebih dahulu, seperti Facebook. Kita hanya membuatnya resmi dengan pertukaran budaya," ujar Sieng dalam perbincangan dengan Liputan6.com di Hotel JW Marriot, Jakarta, Rabu (18/9/2013).

"Ketika ada pasar bebas ini di 2015 maka penduduk kita akan menghadapi perbedaan yang begitu besar, beda kultur."

Dalam mengatasi masalah beda kultur itu, Sieng menyarankan agar negara-negara di ASEAN mengajarkan rasa toleransi tinggi terhadap penduduknya. Cara lain untuk mengajarkan rasa toleransi, dapat dilakukan dengan program pertukaran budaya.

"Kita bisa saling bertukar budaya, bertukar pelajar dari Jakarta ke Phnom Penh. Sebenarnya hal ini sudah ada sejak dulu, cuma kita hanya beri legitimasi lebih," kata dia.

Bila program pertukaran tersebut berhasil, maka masalah perbedaan bahasa juga dapat teratasi. Sebab dengan gerak tubuh atau senyuman kecil, bila ada rasa toleransi maka perbedaan bahasa tidak lagi menjadi soal.

"Salah satu masalah memang perbedaan bahasa. Tapi sikap yang ramah yang perlu diperhatikan. Ketika kita sudah memiliki sikap tersebut, bahkan sebuah senyuman atau gerak tubuh, dapat membuka hati tiap orang," papar Sieng. (Ism/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya