Korban Ledakan Bom di Pakistan Tembus Angka 77 Orang

PM Pakistan, Nawaz Sharif mengutuk keras insiden tersebut. Terorisme 'tak punya agama', tak sesuai dengan kesejatian ajaran Islam.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 22 Sep 2013, 22:55 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2013, 22:55 WIB
afganistan-130922c.jpg
Kabar terbaru dari lokasi ledakan bom di luar sebuah gereja di Peshawar, Pakistan menyebut, setidaknya 75 orang tewas. Itu versi BBC, sementara CNN menyebut korban mencapai 77 orang. Menjadikan peristiwa tersebut sebagai serangan pada umat Kristiani terburuk di negara itu.

Dua pembom bunuh diri meledakkan diri saat para jemaat keluar dari gereja bersejarah,  All Saints, setelah menghadiri peribadatan Minggu.

Keluarga para korban yang berduka berkumpul di lokasi kejadian untuk memprotes kegagalan pemerintah melindungi mereka. Belum ada pihak yang bertanggung jawab atas serangan ini. Namun, diduga pelakunya adalah kelompok militan.

"Pembom bunuh diri memasuki kompleks gereja dari gerbang utama dan meledakkan diri di tengah-tengah jemaat," pernyataan yang dimuat di situs pihak gereja, sepeti dikabarkan CNN, Minggu (22/9/2013).

Anggota paduan suara dan anak-anak yang menghadiri peribadatan ada di antara korban tewas.

Lepas kejadian, bagian depan gereja dipenuhi puing-puing, juga kerumunan orang dan petugas keamanan yang menyelamatkan korban yang dipenuhi darah.

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif  mengutuk keras insiden tersebut dan berdoa bagi kesembuhan mereka yang terluka. PM Sharif menegaskan, terorisme 'tak punya agama'. Dan siapapun yang menargetkan orang tak bersalah, membunuh orang lain, tak sesuai dengan kesejatian ajaran Islam.

Awal bulan ini, sebuah bom pinggir jalan di Peshawar menewaskan seorang jenderal top Pakistan, hanya sehari setelah para pejabat mengumumkan rencana untuk menarik pasukan dari daerah tersebut dan melakukan pembicaraan damai dengan gerilyawan Taliban.

Namun, juru bicara Taliban mengatakan, tak akan ada gencatan senjata dengan pemerintah. Dan memperingatkan, serangan seperti itu akan terus dilakukan. "Kami membunuh mereka," kata juru bicara Taliban, Shahidullah Shahid. "Karena mereka membunuh kami." (Ein)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya