Ukraina sedang dilanda protes besar-besaran. Kondisi tersebut semakin panas setelah 4 demonstran tewas saat bentrok dengan polisi. Aksi protes tersebut untuk menuntut beberapa hal, yakni membatalkan pemilu yang dipercepat pemerintah, mencabut Undang-Undang Antiprotes, dan menandatangani kesepakatan berasosiasi dengan Uni Eropa.
2 Pemimpin oposisi Ukraina, Vitali Klitschko dan Arseniy Yatseniuk, melancarkan ultimatum kepada Presiden Viktor Yanukovyc untuk memenuhi tuntutan mereka. Presiden Viktor diberi tenggat waktu 24 jam. Jika belum ada tanggapan, pihak oposisi akan menyerang Ibukota Kiev.
"Jika sampai besok, presiden tetap tidak memberi respons, kita akan menyerang," ujar Klitschko yang juga seorang petinju profesional terkemuka, seperti dimuat BBC, Kamis (23/1/2014).
Dia menegaskan, Presiden Yanukovych sebenarnya bisa mengakhiri protes yang telah berlangsung sejak pekan lalu tanpa pertumpahan darah jika memenuhi tuntutan demonstran. Yang harus dilakukan Presiden saat ini adalah membatalkan pemilihan umum.
Ultimatum ini dilayangkan setelah perundingan yang dilakukan oleh pihak oposisi dan pemerintah gagal dalam mencari kesepakatan bersama atas permasalahan politik yang sedang dihadapi.
Klitschko yang merupakan pemimpin Partai Udar menuturkan, akan memimpin langsung aksi demonstrasi anti-pemerintah dalam serangan ke Kiev, jika pemerintah bersikeras menolak membatalkan pemilihan umum (pemilu) yang akan diadakan lebih awal.
Dia menambahkan, saat ini pihak kepolisian tengah bersiap untuk mengusir para pendemo dari perkemahan mereka di markas Maidan, Independence Square. "Kita harus menghentikan rencana mereka yang ingin menyingkirkan kita dari sini," cetus Klitschko.
Pemimpin oposisi lainnya, Arseniy Yatseniuk berujar, di hadapan para demonstran oposisi bahwa pemerintah memiliki waktu tak lebih dari 24 jam untuk merespons terhadap permintaan para demonstran, termasuk permintaan pembatalan Undang-Undang (UU) Antiprotes yang disahkan pada Rabu 15 Januari pekan lalu.
"Jika UU tersebut tidak dicabut, kita akan bersama-sama melawan, meski nyawa taruhannya," tegas Yatseniuk.
Tetapi, Perdana Menteri (PM) Ukraina Mykola Azarov mengatakan, seharusnya para pemimpin oposisi tersebut harus lebih bisa berbesar hati atau menerima keputusan pemerintah.
"Kami siap berunding dan kami siap untuk membuat kesepakatan. Para pemimpin oposisi seharusnya mengerti kalau mereka juga bertanggung jawab dalam mencegah terjadinya perang saudara dan pertumpahan darah, begitu juga pemerintah," tuturnya.
PM Azarov menambahkan, kesepakatan bisa terjadi asalkan pihak oposisi tidak menyerang atau membuat kerusuhan di Kiev. Dia juga mengatakan pemerintah telah mengingatkan pihak kepolisian untuk tidak bertindak represif atau keras kepada demonstran yang beraksi secara damai.
AS Mengecam
Jika nantinya terjadi pelanggaran HAM oleh pemerintah dan kepolisian Ukraina terhadap para pendemo, termasuk menembaki demonstran yang melakukan aksi secara damai, Uni Eropa akan berpikir ulang untuk menjalin hubungan dengan Ukraina.
Amerika Serikat (AS) turun tangan dan mengutuk tindakan Pemerintah Ukraina atas situasi di yang semakin mencekam di negaranya.
"Memanasnya situasi di Ukraina adalah dampak langsung dari gagalnya pemerintah dalam berkomunikasi. Hal itu juga disebabkan oleh disahkannya undang-undang anti-demokrasi," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Jennifer Psaki.
Protes dari pihak oposisi awalnya dipicu oleh keputusan Yanukovych terkait pembatalan kesepakatan perdagangan dengan Uni Eropa pada November 2013 lalu dan memilih bekerja sama dengan Rusia.
Seperti dilansir CNN, sampai saat ini 4 demonstran dinyatakan tewas akibat ditembak kepolisian Ukraina dan ratusan lainnya terluka
Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri Rusia, 195 petugas polisi terluka dan 84 dirawat di rumah sakit akibat bentrok yang terjadi pada Minggu 19 Januari. (Ega/Riz)
Baca juga:
Pesta Pernikahan Luar Biasa, 1 Mempelai Pria dengan 2 Wanita
Janda Bung Karno Dilaporkan ke Polisi Karena Dituduh Menampar
Kisah Heroik Bocah 8 Tahun Tewas Selamatkan 6 Korban Kebakaran
Pemimpin Oposisi `Sang Petinju` Ultimatum Presiden Ukraina
Presiden Viktor diberi tenggat waktu 24 jam. Jika belum ada tanggapan, pihak oposisi akan menyerang Ibukota Kiev.
diperbarui 23 Jan 2014, 18:38 WIBDiterbitkan 23 Jan 2014, 18:38 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Jelang Pelantikan Donald Trump, Ini Deretan Saham yang Melonjak di Wall Street
Cara Merebus Daun Dandang Gendis untuk Diabetes dan Kanker, Yuk Coba di Rumah
AC Milan Menyerah dalam Usaha Mendapatkan Marcus Rashford
Kecoa Albino Pertanda Apa? Ketahui Mitos dan Fakta Menarik di Baliknya
Prabowo Ingin Semua Desa RI Teraliri Listrik 2030, Anggaran Fantastis
Arti Fee: Pengertian, Jenis, dan Penerapannya dalam Berbagai Bidang
15 Tradisi Lebaran di Jawa yang Unik dan Berkesan, Kaya Akan Nilai Budaya
Cara Menghitung Siklus Haid: Panduan Lengkap untuk Kesehatan Reproduksi Wanita
Prediksi Persaingan MotoGP 2025 Akan Semakin Ketat, Alex Marquez Persiapkan Fisik dan Mentalnya
Cedera Bahu, Anthony Sinisuka Ginting Dipastikan Absen dari Indonesia Masters 2025
Suhu Terdingin dalam 40 Tahun Sambut Pelantikan Donald Trump
Film Song Hye Kyo Dark Nuns Cetak Presale Tertinggi untuk Musim Liburan Seollal, Bakal Tayang Juga di Indonesia