Terbiasa di Jalan, Anak Jalanan Tak Betah di Rumah Singgah

Anak jalanan mengaku tidak kerasan tinggal di rumah singgah milik Kementerian Sosial.

oleh Kusmiyati diperbarui 27 Mar 2014, 20:00 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2014, 20:00 WIB
Anak Jalanan Potret Indonesia
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta Rumah singgah yang disiapkan Kementerian Sosial Republik Indonesia dirasa tidak nyaman oleh para anak jalanan. Menurut beberapa anak jalanan makanan yang disajikan terbilang tidak layak dan tidak terlalu bersih.

"Tidak nyaman, tidak begitu bersih jadi banyak nyamuk. Makanannya juga pernah dapat yang basi. Tidak betah di sana," kata Nur (10) yang pernah satu bulan tinggal di rumah singgah Kemensos, Cipayung Jakarta.

Selain Nur, ada juga Rum yang pernah tinggal selama tiga bulan di rumah singgah tersebut. "Tidak enak, makanya saya pergi dari sana. Izinnya mau ketemu orangtua habis dikasih ongkos kan disuruh kembali lagi. Tetapi saya tidak balik lagi. Tidak betah di sana," kata Rum, Kamis (28/3/2014).

Setelah dikonformasi kepada pihak Kementerian Sosial dan Ibu Panti, mereka mengatakan bukan tempat yang tidak layak tetapi anak jalanan kurang menyukai kedisiplinan.

"Kalau di dalam panti kan diajarkan bagaimana hidup yang benar dengan mengikuti keterampilan-keterampilan. Hal ini supaya mereka ada kemajuan dan menjadi yang berkualitas. Cuma kan karena mereka tidak suka ada peraturan makanya mereka selalu ingin keluar," kata Ketua Panti PSBR Bambu Apus, dra. Ignatia Sri Wueuh P, M.Si.

Hal serupa juga dikatakan Direktur Kesejahteraan Sosial Anak Kemensos, Edi Suharto. "Sulit mengajarkan mereka disiplin sehingga mereka merasa tidak betah, karena sudah terbiasa di jalanan. Kami selalu berupaya yang terbaik untuk mereka.

Psikolog Nunki Suwandi juga menilai anak jalanan sulit mengubah kebiasaannya menjadi lebih teratur. "Pasti tidak betah karena kan biasanya di luar, saat di dalam panti mereka diajarkan disiplin ya tidak betah. Pemerintah harus kerja keras lagi," kata Nunki.

Nunki berharap ada cara lebih efektif dibandingkan harus memasukan mereka ke dalam panti. "Berikan mereka keterampilan-keterampilan di lingkungan mereka. Sehingga mereka merasa lebih nyaman," kata Nunki.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya