Liputan6.com, Tokyo Telepon seluler (ponsel) bisa menyebabkan kematian. Ah, masak sih? Kasus ini rupanya banyak terjadi di Jepang. Coba perhatikan bila Anda sedang berada di gerbong sebuah kereta api bawah tanah yang penuh sesak atau di jam-jam sibuk di kota-kota padat di Jepang seperti Tokyo, Anda akan menemukan sebagian besar orang menundukkan kepalanya dan mata tertuju pada ponsel atau gadget masing-masing.
Jumlah panggilan ambulans untuk orang-orang yang terluka karena menggunakan ponsel sambil berjalan atau mengemudi juga terus meningkat.
Menurut data statistik di Departemen Pemadam Kebakaran Tokyo, sebanyak 36 orang luka-luka pada 2013 dibandingkan 23 orang pada 2010. Pada tahun lalu, penyebab terbesar kecelakaan ponsel berhubungan dengan penggunaan ponsel atau melihat layarnya (26 orang), terluka saat berbicara di ponsel (5 orang). Ini menunjukkan bahwa ponsel layar sentuh memiliki segudang fungsi tapi bisa menjadi penyebab utama kecelakaan.
Meningkatnya jumlah kematian dari tahun ke tahun akibat penggunaan ponsel, perlu diperhatikan. Karena itu pemerintah setempat mengeluarkan peringatan. Apalagi ponsel bisa sangat berbahaya, tak hanya untuk diri sendiri tapi juga melibatkan penduduk sekitarnya.
Advertisement
Dalam empat tahun, dari 2010 hingga akhir 2013 total pengguna ponsel yang mengalami kecelakaan adalah 122 orang. Kelompok usia yang paling umum mengalami kecelakaan yakni yang berusia 40-an tahun, diiukuti 20-an tahun. Adapun jenis kecelakaan adalah 40 persen tabrakan, diikuti jatuh yang paling umum.
Sekitar 80 persen menderita luka ringan tapi harus dibawa ke rumah sakit bahkan bisa menimbulkan kematian seperti dilansir RocketNews24, Selasa (6/5/2014).
Pada Oktober 2013 di Itabashi Ward, seorang pria berusia 47 tahun berjalan keluar persimpangan kereta api saat asyik menggunakan ponsel. Tragisnya, orang itu tertabrak kereta dan meninggal.
Pada Mei tahun yang sama di R Yotsuya Station di Shinjuku, seorang anak berusia 10 tahun berjalan saat bermain ponsel. Dia akhirnya jatuh dan menderita luka serius.
Dengan banyaknya insiden tersebut, kini banyak poster keselamatan yang terpampang di stasiun kereta api untuk mengingatkan penumpang agar memperhatikan keselamatan.
Perusahaan besar juga meluncurkan kampanye internal untuk meningkatkan kesadaran di antara staf mereka dan menghentikan orang menabrak satu sama lain karena terburu-buru untuk pertemuan saat menjawab email.