Kesehatan Wanita di Tempat Kerja Jadi Perhatian Kemenkes

Kemkes menyambut baik upaya untuk menangani masalah kesehatan ibu pekerja pabrik di Indonesia.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 06 Mei 2014, 14:40 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2014, 14:40 WIB
Kesehatan Wanita
(Foto: Aditya EP/Liputan6.com)

Liputan6.com, Subang - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) melalui Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga, menyambut baik upaya untuk menangani masalah kesehatan yang mempengaruhi angka kesakitan dan angka kematian ibu pekerja pabrik di Indonesia.

Program dengan nama 'MSD for Mothers' ini digawangi oleh Merck Sharp and Dohme (MSD) bekerja sama dengan Project HOPE dan Yayasan Kusuma Buana (YKB).

Direktur Pelayanan Kesehatan Yayasan Kusuma Buana, Adi Sasongko mengatakan, hasil survei dasar yang dilakukan Project HOPE dan YKB menunjukkan bahwa 40 persen dari pekerja yang disurvei mengalami anemia. Sebesar 21 persen lainnya, memiliki kadar hemoglobin (Hb) sedikit di atas batas normal yang berisiko menjadi anemia.

"Tak ingin ini terus dialami oleh para pekerja, kami menyarankan pada pabrik untuk mengadakan klinik dan training kader untuk memberikan penyuluhan tentang hidup sehat. Pencegahan itu kan, jauh lebih baik," kata Adi dalam diskusi bertema 'Peningkatan Kesehatan Wanita di Tempat Kerja', di Subang, Jawa Barat, Selasa (6/5/2014)

Pabrik PT Hansoll Hyun tampaknya menyadari hal itu, yang membuat manajemennya memutuskan untuk mengikuti saran yang diberikan Project HOPE dan YKBN. Per November 2013, pabrik ini menyediakan klinik dan menyediakan kader yang siap melatih para karyawan untuk menerapkan gaya hidup sehat.

Melihat langsung apa yang sudah dijalani Pabrik PT Hansoll Hyun, membuat Direktur Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga, dr. Muchtaruddin Mansyur, SpOK, PhD merasa patut mengapresiasinya. Bagaimana pun, itu merupakan satu bentuk perilaku yang kalau diterapkan di kehidupan sehari-hari dapat mencegah terjadinya penyakit.

"Memang seperti inilah yang harus dijalankan perusahaan-perusahaan lainnya," kata Muchtaruddin.

Dengan adanya klinik, tambah dia, sebenarnya tidak menjadi masalah seberapa besar tempatnya. Melainkan, kegiatan penunjang yang dilakukan. Karena, tindakan pencegahan jauh lebih baik daripada mengobati.

"Jadi, jangan dilihat obatnya dikasih apa. Justru kalau ada manajemen yang memberikan obat, berarti tindakan pencegahan penyakit di perusahaan itu tidak berhasil," kata dia menerangkan.

Muchtaruddin percaya, ada hubungan timbal balik antara kesehatan kerja dengan produktivitas. Demikian juga dengan pemahaman risiko pekerjaan, lingkungan kerja dengan kesehatan wanita.

Lebih lanjut dia mengatakan, angka kematian ibu dan kesakitan ibu pun masih tinggi. Sehingga, segala upaya untuk meningkatkan kesehatan wanita, termasuk di tempat kerja harus menjadi perhatian.

'MSD for Mothers' sejalan dengan program pemerintah untuk mengurangi kematian ibu yang disebabkan oleh banyak aspek yang dapat dicegah. Program ini, kata Adi, berusaha untuk meningkatkan pengetahuan wanita akan kesehatan dan perilaku sehat, akses pada pelayanan kesehatan yang berkualitas dan berbagai keterampilan yang berkaitan dengan kesehatan. (Adt/Igw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya