Jangan Diam Saja Bila Remaja Bertengkar dengan Ayah

Berargumen dengan ayah ketika remaja akan memperkuar hubungan keduanya serta terbangunlah harga diri si anak.

oleh Melly Febrida diperbarui 09 Jun 2014, 10:03 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2014, 10:03 WIB
Jangan Diam Saja Bila Remaja Bertengkar dengan Ayah
Berargumen dengan ayah ketika remaja akan memperkuar hubungan keduanya serta terbangunlah harga diri si anak.

Liputan6.com, New York Kebanyakan hubungan ayah dan anak dihiasi perkelahian di masa anak remaja. Sayangnya, perkelahian ini berhubungan dengan depresi di kemudian hari dan sering meninggalkan rasa pahit hingga anak dewasa.  Padahal, berargumen dengan ayah ketika remaja akan memperkuat hubungan keduanya serta terbangunlah harga diri si anak apabila tak didiamkan saja.

Sebenarnya, ada cara terbaik untuk menyelesaikan perdebatan ayah dan anak yakni dengan membicarakannya.

Jeff Cookston, seorang profesor dan Ketua Departemen Psikologi di San Francisco State University melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana konflik orangtua bisa membantu hubungan ayah dan anak.

"Sudah banyak bukti yang menunjukkan bahwa konflik merupakan hal yang baik bagi remaja," kata Cookston seperti dilansir Medicaldaily, Senin (9/6/2014).

Pada penelitian ini sebanyak 392 keluarga ikut andil. Mereka menjawab pertanyaan tentang konflik antara anak remaja dengan ayah atau ayah tirinya.  Orangtua dan anak-anak ditanya seberapa sering mereka meminta bantuan selama konflik dan siapa yang sering berpaling untuk meminta saran. Remaja juga ditanya bagaimana perasaan mereka tentang diri mereka sendiri dan ayahnya setelah mencari dukungan.

Hasilnya, remaja yang paling sering meminta bantuan kepada ibunya ketika berdebat dengan ayahnya. Bahkan, berbicara dengan ayah atau ayah tiri tentang argumen memiliki dampak positif.

"Ketika anak mendapatkan penjelasan dan alasan yang baik sesuai dengan yang mereka lihat, itu membantu mereka merasa lebih baik. Kadang-kadang sulit mengubah perasaan remaja, tapi kita bisa berbicara dengan mereka bagaimana mereka berpikir tentang situasi tersebut," kata Cookston.

Menurutnya, masa remaja adalah waktunya perubahan fisiologis di otak yang memengaruhi bagaimana anak menafsirkan dunia.

"Kita bisa menggunakan waktu ini untuk membantu mereka memahami hubungan pribadi dengan cara yang kita harapkan agar mereka belajar dan memahaminya," tambah Cookston.

Ia menjelaskan, anak yang memiliki hubungan yang baik dengan ayahnya maka bisa meningkatkan kebahagiaan keluarga. Apalagi seorang ayah berperan penting dalam kesejahteraan anak.

"Ayah membawa manfaat positif bagi anak-anak mereka sehingga tak ada orang lain yang mungkin melakukannya," kata Sosiolog Dr David Popeneo.

Ia mengatakan, anak-anak yang mempunyai hubungan positif dengan anaknya akan bagus di sekolah dan memiliki kemampuan verbal serta fungsi intelektual yang lebih baik. Memiliki hubungan baik dengan ayah juga mengurangi kerentanan terhadap stres.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya