Mahasiswa Unibraw Temukan Alat Pengukur Usia Biologis

Anda yang ingin tahu umur biologis bisa menggunakan alat yang ditemukan para mahasiswa dari Universitas Brawijaya

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 12 Jun 2014, 22:00 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2014, 22:00 WIB
Ilustrasi Sel 3
Ilustrasi Sel

Liputan6.com, Jakarta Tim MicroUB 1 dari Jurusan Teknik Elektro FT UB meraih juara tiga dalam kategori Medical Electronic and Assistive Technology pada kompetisi Lomba Cipta Elektroteknik Nasional ke-18 (LCEN XVIII) yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (HIMATEKTRO FTI ITS) selama dua hari, dari 24 hingga 25 Mei.

Tim MicroUB 1 membuat alat Pendeteksi Usia Biologis Sebagai Penentu Program Diet Bagi Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 dan Obesias.

Alat ini bekerja dengan cara, pengguna dipersilahkan duduk di kursi kemudian alat akan membaca berat badan dan tinggi lutut yang akan dikonversi menjadi tinggi badan. Kemudian data yang diambil tadi dihubungkan secara serial ke komputer.

Pada komputer, data langsung dimasukkan ke software yang dibuat. Kemudian data seperti umur kronologis atau umur sesungguhnya juga dimasukkan. Setelah selesai, akan keluar hasil berupa usia biologis. Usia biologis adalah usia yang menunjukkan seberapa sehat penggunanya. Jika usia biologis lebih muda dari usia sesungguhnya, maka dikatakan sehat, apabila sebaliknya, maka kurang sehat atau risiko mendapat penyakit akibat gaya hidup semakin besar.

Selain itu, dalam software terdapat jumlah kalori yang dibutuhkan penderita diabetes dan obesitas. Untuk menu makanan, pasien bisa memilih sendiri dalam software yang takarannya sudah diatur sesuai kebutuhan, apabila melebihi kalori, software akan mengingatkan.

Butuh sebulan
Ditanya mengenai persiapannya Tim dari FT-UB mengaku hanya memiliki waktu singkat untuk merealisasikan produknya "Dari pengumuman finalis, kita merealisasikan karya kami dalam waktu hanya 1 bulan". ujar M.Ilham salah satu anggota tim MicroUB1 seperti dikutip dari humasristek, Kamis (12/6/2014).

Selain tim MicroUB 1, Tim SSCFB dari FT UB yang mengikuti kategori Industrial Automation & Electronics, membuat penyortir biji kopi. Cara kerja alat ini yaitu, biji kopi dijalankan pada konveyor, kemudian sensor membaca warna dari biji kopi, lalu biji kopi disortir atau dipisahkan letaknya dengan menggunakan motor sesuai dengan kelompok warnanya.

Dalam acara ini cakupan peserta yang ditarget cukup luas. Terdapat kompetisi elektroteknik untuk tiga kategori yaitu Pelajar, mahasiswa, dan umum. Pada kelas pelajar terdapat satu kategori lomba, yaitu Kategori Applied Electronic sedangkan Kelas Mahasiswa terdapat tiga kategori lomba; Kategori Green Energy Inovation, Kategori Medical Electronic & Assistive technology dan KategoriIndustrial Automation & Electronics.

Di kelas umum; Kategori Telekomunikasi Multimedia dan Informatika. Dalam kompetisi tersebut Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT-UB) mengirim dua delegasi; Tim SSCFB dengan anggota M. Nurdin Islam, Rifki Pratama, dan Muhammad Wildan. Tim kedua; Tim MicroUB1: Bayu Satya N, Abdul Roqib, dan M. Ilham Akbar (e'12).

Pelaksanaan Final lomba ini melewati beberapa tahapan seleksi antara lain tahap penjurian awal yang menentukan 45 karya terbaik, dilanjutkan dengan pengumuman seleksi proposal, daftar ulang finalis, realisasi karya dan penjurian akhir. Pada tahap penjurian akhir, (24-25/5), peserta diminta untuk hadir guna mempresentasikan karyanya di depan juri dan akan dipamerkan pada pameran teknologi.

Dalam kompetisi ini kedua tim perwakilan dari Teknik Elektro UB berhasil lolos ke tahap final.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya