Cerita Inspiratif Ramadan: Penjual Kopi Kaki Lima Naik Kelas Berkat Keuletan

Sri Wahyuningsih, contoh nyata dari perjuangan dan keuletan dalam mengembangkan usaha. Bermula dari berjualan kopi kaki lima kini dia menjadi produsen biji kopi kemasan dengan berbagai varian.

oleh Septian Deny Diperbarui 05 Mar 2025, 13:00 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2025, 13:00 WIB
Jakarta Malam Hari Saat Pemberlakuan PSBB
Ilustrasii pedagang kopi kaki lima. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Sri Wahyuningsih, contoh nyata dari perjuangan dan keuletan dalam mengembangkan usaha. Bermula dari pedagang kaki lima yang berjualan kopi, kini Yuni mampu memproduksi biji kopi kemasan dengan berbagai varian.

Perjalanan bisnisnya pun mengalami transformasi luar biasa, berkat dukungan pembiayaan dan pelatihan yang diberikan PNM.

Sri Wahyuningsih memulai usahanya dengan berjualan kopi di mobil tua bersama suaminya, sebuah usaha kecil yang dikelola dengan tekun dan penuh semangat.Namun, tantangan besar datang saat ia ingin mengembangkan usahanya dan mobil tuanya turun mesin. Pada saat itulah Sri bergabung dengan PNM Mekaar dan mendapatkan modal untuk menghidupkan usahanya.

"Awalnya saya hanya berjualan kopi dari dalam mobil tua, karena belum mampu sewa warung tidak ada modalnya. Terus gabung jadi nasabah Mekaar, awalnya mau sewa warung malah jadi kepikiran lebih baik variasi produk,” cerita Yuni

Berbekal ilmu biji kopi dari suaminya, selain menjual minuman kopi yang diseduh, Yuni mulai membuat varian produk biji kopi kemasan untuk dijual.“Saya bagi waktu untuk mulai memilah-milah biji kopi, mengemas sampai packaging yang menarik dan kini produk saya bahkan sudah dikirim ke luar kota,” tambahnya.

Yuni mengaku inspirasi menjual produk biji kopi kemasan muncul setelah dirinya sering mengikuti pameran.

“Saya beberapa kali diajak PNM ikut pameran jadi bisa lihat langsung usaha lain seperti apa dan produk saya juga jadi semakin dikenal banyak orang,” ungkap perempuan asal Garut, Jawa Barat, ini.

Dengan dukungan pembiayaan dari PNM Mekaar, Sri mampu meningkatkan kualitas produk, memperluas jangkauan pasar, dan berinovasi dalam produk yang ditawarkan. Dari yang awalnya hanya menjual kopi siap santap, kini ia memproduksi biji kopi kemasan dengan berbagai varian yang diminati pelanggan.

 

Promosi 1

Aktif dan Kreatif

Kopi dan minyak kelapa
Masker alami kopi dan minyak kelapa. (Foto: Freepik/valeria_aksakova)... Selengkapnya

Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengapresiasi nasabah PNM Mekaar yang aktif dan kreatif seperti Ibu Yuni. Bagi Arief, usaha skala rumah tangga memiliki potensi besar untuk bisa menembus pasar nasional jika mau berupaya lebih.

“Kami berkomitmen memfasilitasi literasi dan inklusi usaha nasabah agar tumbuh kreativitas dan produktivitas. Itulah pentingnya membangun jejaring usaha supaya saling sinergi, berbagi inspirasi dan menghasilkan sesuatu yang menarik bagi publik,” jelas Arief.

Arief menambahkan komitmen PNM dalam membantu naik kelasnya usaha rumah tangga tercermin dari pemberian modal bukan hanya finansial, tetapi juga intelektual dan sosial guna memberikan nilai tambah.

Indonesia Jadi Negara Produsen Kopi Terbesar ke-4 Dunia

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN)
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mendampingi ITS untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip TPS ke Koperasi Kopi Wonosalam dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi kopi dengan mengintegrasikan petani kopi lokal,... Selengkapnya

Kopi adalah anugerah alam untuk manusia. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki anugerah tersebut. Indonesia adalah negara terbesar ke 4 penghasil kopi dunia dengan 96,1% dihasilkan oleh perkebunan rakyat.

Produksi kopi di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 789 ribu ton. Hasil produksi kopi ini dikonsumsi oleh 41% permintaan domestik dan 59% permintaan luar negeri. Tentu hal ini menunjukkan bahwa kopi merupakan salah satu industri yang berkontribusi bagi negara.

Namun demikian dalam industri kopi nasional, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi industri kopi nasional. Tantangan tersebut antara lain :

  • Produktivitas rendah (0,8 ton/ha) biji kering, sementara negara penghasil kopi lainnya seperti Brazil dapat mencapai 2 ton/ha.
  • Kurangnya akses teknologi dan kapasitas SDM terampil
  • Sulitnya akses permodalan
  • Serangan hama dan cuaca
  • Kurangnya kualitas produk dan nilai tambah akibat tidak melakukan praktik pengolahan standar dan keterbatasan alat pengolahan.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya