Sulit Membendung Tren Pernikahan Dini pada Remaja

Dari delapan tujuan Millennium Development Goals yang ditetapkan pemerintah Indonesia, ternyata ada 4 program yang dinilai tak akan tercapa

oleh Fitri Syarifah diperbarui 15 Jul 2014, 17:00 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2014, 17:00 WIB
Manajer Justin Bieber Menikah, Seperti Apa Pestanya?
Saat Scooter Braun dan Yael Cohen berjalan menuju altar pernikahan, Justin Bieber menyanyi "All You Need Is Love."

Liputan6.com, Jakarta Dari delapan tujuan Millennium Development Goals (MDGs) yang ditetapkan pemerintah Indonesia, ternyata ada 4 program yang dinilai
tak akan mungkin dicapai pada 2015. Salah satu poin yang paling sulit diturunkan adalah masih tingginya angka remaja yang menikah dini dan mengakibatkan kematian ibu dan anak.

Seperti disampaikan Staf Ahli Menkokesra Bidang MDGs, Dr. Tubagus Rachmat Sentika, Sp, A, MARS, kematian ibu dan anak terjadi lebih
sering karena belum adanya kesiapan rahim. Oleh sebab itu, ini masih menjadi tantangan generasi muda kedepan.

"Angka kematian ibu dan bayi sangat berpengaruh pada haya hidup anak muda. Data menunjukkan, 34,6 persen wanita menikah dibawah
dibawah 15 tahun. 37 persen menikah antara 16 tahun dan 23 persen menikah setelah 17 tahun. 68 persen kematian terjadi karena menikah
terlalu muda," kata Rachmat saat diwawancarai wartawan usai acara seminar Hari Kependudukan Sedunia di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin (14/7/2014).

Ditemui di tempat yang sama, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Fasli Jajal membenarkan jika masalah kematian ibu
dan bayi menjadi isu sensitif karena sulit diturunkan. Ia pun menghimbau, tidak menyarankan generasi muda untuk menikah dini dan
menitikberatkan pendidikan dasar pasangan muda tentang pengaruhnya bagi masa depan.

"Beberapa hal perlu dicegah, misalnya bagaimana pasangan muda tahu kapan waktu tepat berkeluarga dan kapan melahirkan. Jangan terlalu
muda, jangan terlalu sering, jangan terlalu rapat jaraknya dan jangan terlalu tua usianya. Kementerian Kesehatan dalam hal ini berperan mendeteksi ibu hamil terkait risiko hamil yang tinggi," jelasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya