Risiko Skizofrenia pada Pria Lebih Tinggi Ketimbang Wanita

Skizofrenia atau salah satu penyakit gangguan jiwa berat ternyata paling banyak dialami oleh pria ketimbang wanita.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 10 Sep 2014, 19:30 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2014, 19:30 WIB
Risiko Skizofrenia Pada Pria Lebih Tinggi Ketimbang Wanita
Skizofrenia atau salah satu penyakit gangguan jiwa berat ternyata paling banyak dialami oleh pria ketimbang wanita.

Liputan6.com, Jakarta Skizofrenia atau salah satu penyakit gangguan jiwa berat ternyata paling banyak dialami oleh pria ketimbang wanita.

Seperti disampaikan Ketua Seksi Skizofrenia Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia yang juga Kepala Departemen Psikiatri di RS Cipto Mangunkusumo, dr. A. A. Ayu AgungKusumawardhani, SpKJ (K) bahwa wanita cukup beruntung dalam hal ini mengingat hormon estrogen melindungi wanita dari sejumlah penyakit termasuk skizofrenia. Tapi sayangnya, penyakit ini mudah muncul pada pria.

"Perempuan beruntung punya hormon estrogen yang agak protektif sehingga kecenderungan penyakit skizofrenia lebih lama atau pada usia 20 tahun keatas. Tapi pada laki-laki, penyakit ini bisa menyerang di usia 17-18 tahun. Ini membuat mereka kesulitan menyelesaikan pendidikan menengah dan kehilangan kesempatan untuk memiliki keterampilan," katanya.

Oleh sebab itu, kata Ayu, penting bagi siapapun untuk deteksi dini. Karena jika pasien segera diperiksa dan minum obat, maka kerusakan otak bisa diminimalisir.

"Kalau mau disetarakan, penderita skizofrenia itu seperti penderita Diabetes Melitus. Kalau DM, mereka harus minum obat terus menerus agar gula darahnya terkontrol. Sedangkan skizofrenia, harus minum obat agar tidak berhalusinasi dan bisa meneruskan sekolah atau agar tidak mengganggu pekerjaannya," jelas Ayu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya