Liputan6.com, Jakarta Rumah Sakit Pertamedika Sentul City, Bogor, Jawa Barat, mengembangkan teknologi pendeteksi pembuluh darah otak atau pembuluh darah lainnya di seluruh tubuh, yaitu Digital Substraction Angiography (DSA). Dengan DSA, membantu dokter mendapatkan diagnosa yang bersifat dinamis.
"Dengan DSA kita akan mendapatkan informasi yang jelas, apakah pembuluh darah di lokasi tersebut (apakah di otak, di tungkai, di liver atau di perut), mengalami kelainan apa. Sebab, kelainan pembuluh darah itu bermacam-macam," kata Dr. Bagus Denny Indra Baruna, Sp. Rad kepada Health-Liputan6.com di Lantai 2, Rumah Sakit Pertamedika Sentul City, Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/10/2014)
Spesialis Radiologi Rumah Sakit Pertamedika Sentul City melanjutkan, dalam perjalanannya, diketahui bahwa DSA memiliki efek yang sangat baik, yang dapat digunakan untuk membentu memperbaiki kondisi pasien. Dan, DSA ini diharapkan dapat membantu memulihkan pasien stroke infark dalam mencapai proses kesembuhannya.
"Semakin cepat dilakukan tindakan DSA, maka akan semakin baik. Bila semakin lama, maka untuk mengetahuinya akan sangat lama," kata Bagus.
Lebih lanjut Bagus menjelaskan, subyektivitas maupun objektivitas kesembuhan pasien stroke setelah menjalani DSA akan sangat bervariasi, tergantung lama stroke yang diderita. "Kurang dari delapan jam, maka kita bisa melakukan trombolisis terapi, pasien tidak jadi stroke," kata Bagus menekankan.
Kalau stroke berupa sumbatan, jelas Bagus, maka dokter dapat membuka kembali aliran tersebut. Jika sudah masuk fase kronik, maka dokter akan melihat terlebih dulu kondisinya.
"Kalau sudah masuk kronik, yang mau diselamatkan adalah tepinya, karena yang di tengah sudah tidak dapat diselamatkan," kata Bagus. "Sebab, sel otak adalah sel yang mudah rusak dan sulit pulih," kata Bagus melanjutkan.
Dalam sejumlah kasus, memperlihatkan hasil yang sangat baik. Sementara pada sejumlah kasus lainnya, kondisi pasien tidak mengalami perubahan bermakna. "Evidence base dan clinical base sedang dipelahari dan sedang didata untuk hal ini," kata Bambang.
Namun demikian, harapan kesembuhan pada sejumlah pasien penderita stroke sangat besar, sehingga DSA yang pada awalnya merupakan sarana penegakan diagnosa kelainan pembuluh darah otak, dapat juga sebagai harapan di masa akan datang sebagai upaya penyembuhan terkini pasien stroke.
Keuntungan kerugian
Keuntungan;
1. Dokter akan mendapatkan gambaran pembuluh darah otak secara fungsional atau dinamis
2. Mengurangi rasa sakit akibat invasif minimal
3. Mengurangi waktu rawat inap, karena pasien bisa langsung pulang.
4. Sebagai terapi alternatif yang saat ini maupan masa yang akan datang, masih digali keilmuannya
5. Menekan biaya operasi dan anestesi.
Kerugian;
1. Efek terapi yang timbul secara beragam, baik subyektif maupun obyektif setelah DSA membuat dokter spesialis radiologi intervensi, Neurointervensi maupun neurosurgery yang melakukan DSA tidak bisa menjanjikan hasil atau kesembuhan yang sama pada setiap penderita stroke, tergantung lama stroke dan kondisi umum pasien.
2. Dapat berakibat pendarahan otak, bahkan kematian bila kondisi pembuluh darah dan kondisi klinis pasien secara umum berpotensi untuk itu. Screening awal mutlak untuk mengurangi dan menghindari risiko tersebut.
3. Terbatas hanya di rumah sakit besar dan di kota besar
Indikasi
Indikasi secara umum;
1. Diagnosa penyakit vaskuler primer (penyakit oklusi vascular atau sumbatan pembuluh darah, vasospactic disorders, aneurysma, malvormasi arteriovenous, fistula arteriovenous)
2. Diagnosa dan lokaslisasi tumbor vascular (Insulinoma pancreas, adenoma paratiroid)
3. Preoperatif untuk anatomi vascular (reseksi tumor lokal, transplantasi)
4. Diagnosis dan terapi komplikasi vascular
5. Perkutaneus prosedur endovascular (trombolisis, ballon angioplasty, stent embolisasi)
Advertisement