Liputan6.com, Jakarta Kebiasaan orangtua yang membiarkan buah hatinya tidur saat pesawat mendarat sepertinya perlu dihindari. Sebab tekanan udara saat pesawat mendarat dapat menyebabkan tuli.
Seperti disampaikan Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Penerbangan dr Soemardoko Tjokrowidigdo SpM, SpKP, anak-anak tidak memiliki fasilisator untuk menghindari tekanan udara ke rongga telinga. Sehingga jika tekanan udara terjadi saat flu, maka gendang telinganya bisa sakit dan berisiko pecah.
Baca Juga
"Pada saat pesawat akan mendarat dari ketinggian jelajah, anak harus dibangunkan. Kalau perlu disusui, karena memfasilitasi masuknya udara ke rongga telinga bagian tengah. Jika masuknya udara tersebut terganggu, maka gendang telinganya akan sakit dan kemungkinan bisa pecah dan bisa menyebabakan ketulian," kata Soemardoko saat diwawancarai Liputan6.com, ditulis Senin (15/12/2014).
Advertisement
Soemardoko menerangkan, kecepatan normal pesawat mendarat misalnya 2.000 feet per menit, kalau dipake standar militer 5.000 feet per menit, maka anak akan mengalami yang dinamai air sinus block atau rasa sakit luar biasa di telinganya. Rasa sakit berat tersebut akan berhenti saat tekanan udara kembali normal.
"Bayi kurang dari 14 hari merupakan risiko tinggi terkena penyakit ini. Kalau bisa, penerbangan harus ditunda sampai 2 minggu. Dan kalau sudah 2 mignggu, pesawat turun harus difasilitasi dengan menyusui atau memberikan minuman, jangan biarkan anak tidur. Kalau terlambat, maka gendang telinganya sakit dan berisiko tuli. Hindari pula menutup telinga anak dengan kapas atau ear plug. Itu salah dan tidak ilmiah," ujarnya.