Peran Ayah dalam Perkembangan Anak

Peran ayah dalam perkembangan anak ternyata juga tidak dapat diabaikan begitu saja

oleh Liputan6 diperbarui 20 Jan 2015, 14:05 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2015, 14:05 WIB
6 Film Tentang Ayah yang Perlu Kamu Tonton
The Pursuit of Happyness (2006). Film drama yang dibintangi oleh ayah dan anak Will Smith dan Jaden Smith ini mengisahkan perjuangan nyata dari seorang pengusaha dan pialang saham sukses Amerika bernama Chris Gardner (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Bagi banyak pria yang telah menikah, salah satu momen yang mendebarkan dalam kehidupannya adalah saat kelahiran sang anak. Saat penting itu datang, banyak perasaan / emosi kuat yang menyertainya. Rasa berdebar-debar, bahagia, bangga, kasih sayang, dan syukur adalah beberapa di antaranya. Terbayang masa-masa  penting sesudahnya. Bersama sang istri mengajari anak tentang banyak hal dalam kehidupan juga menjaganya dari hal yang dapat mengancam merupakan tugas selanjutnya.

Peran ibu pada perkembangan anak memang penting. Ibulah yang seringkali dianggap sebagai figure paling penting bagi anak di tahun-tahun awal kehidupannya. Meskipun demikian, peran ayah dalam perkembangan anak ternyata juga tidak dapat diabaikan bagitu saja. Ayah ternyta memiliki peran khas dalam pengasuhan anak.  Dalam suatu survey di Amerika Serikat (Nesbitt,  2012), lemahnya atau ketiadaan ayah atau figur ayah yang menggantikannya (kakek, paman, dsb) dalam keseharian hidup anak berhubungan dengan perilaku tidak adaptif atau perilaku nakal (delinquency) pada anak.

Pada anak laki-laki, lemahnya atau ketiadaan figur ayah akan memaksanya menjalankan peran sebagai lelaki di rumah secara lebih dini. Hal ini akan mengancam haknya untuk menikmati masa kanak-kanak secara optimal dan menimbulkan beban emosional tersendiri. Beberapa terdorong menjalankan perilaku negatif  yang seakan-akan berhubungan dengan perilaku yang umum dilakukan orang dewasa misalnya merokok, mengkonsumsi minuman keras, dan semacamnya. Sementara itu bagi anak perempuan, lemahnya atau ketiadaan figur ayah dalam hidupnya akan mendorong munculnya rasa tidak aman karena persepsi terhadap tidak adanya perlindungan dalam kesehariannya. Hal ini mempengaruhi pandangannya terhadap lawan jenis, diri sendiri, dan dunia sekitarnya.  beberapa kasus seks usia dini dan kehamilan pra nikah merupakan salah satu efeknya.

Sebaliknya, Ditta M. Oliker Ph.D. seorang psikolog klinis dari Los  Angeles (2011) mengatakan bahwa anak yang mengalami relasi yang intensif dengan ayahnya semenjak lahir akan tumbuh menjadi anak yang memiliki emosi yang aman (emotionally secure), percaya diri dalam mengeksplorasi dunia sekitar, dan ketika tumbuh dewasa mereka akan dapat mampu membangun relasi sosial yang baik.

Kecenderungan ayah secara umum yang berinteraksi dengan anak khususnya lewat aktivitas bermain ternyata akan memfasilitasi anak dalam mengelola emosi dan perilaku mereka. Ahli lain yakni Rosenberg, Jeffrey & Wilcox (2006) mengungkapkan bahwa ayah yang terlibat aktif dalam pengasuhan anak di masa kecilnya akan mendorong anak lebih berprestasi secara akademis di masa dewasanya. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bawa anak-anak yang pengasuhannya melibatkan peran ayah secara aktif akan berprestasi lebih baik khususnya dalam kemampuan verbal, fungsi intelektual dan capaian akademisnya.

Yang terakhir, Waterston & Brenda, (2006) mengungkapkan bahwa keterlibatan ayah dalam pengasuhan selain penting untuk perkembangan anak ternyata juga akan berperan positif terhadap pasangannya. Seperti di ketahui, meskipun merupakan saat yang banyak ditunggu kaum ibu, proses hamil, melahirkan, dan merawat anak di tahun-tahun awal juga berpotensi mendatangkan beban psikologis. Keterlibatan aktif ayah dalam pengasuhan di masa-masa ini akan meringankan depresi kaum ibu saat melakukan pengasuhan terhadap anak (maternal depression). Menurunnya depresi ibu selanjutnya akan berdampak positif bagi pengasuhan terhadap anak.

Yohanes Heri Widodo, M.Psi, Psikolog

Dosen Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Pemilik Taman Bermain dan Belajar Kerang Mutiara, Yogyakarta

 

Daftar pustaka

Nesbitt,  Evaney .(2012). Absent Fathers’ Contribution to Juvenile Delinquency. Dalam http://www.paradiseweb.org/node/505. Diunduh 10 Desember 2013

Oliker,  Ditta M. (2011). The Importance of Fathers Is Father's Day Real? Dalam  http://www.psychologytoday.com/blog/the-long-reach-childhood/201106/the-importance-fathers. Diunduh 15 Desember 2013

Rosenberg, Jeffrey & W. Bradford Wilcox.(2006). The Importance of Fathers in the Healthy Development of Children. U.S. Department of Health and Human Services Administration for Children and Families Administration on Children, Youth and Families Children’s Bureau Office on Child Abuse and Neglect

Waterston, Tony& Welsh, Brenda.(2006). Helping fathers understand their new infant: a pilot study of a parenting newsletter. Community Practitioner; Sep 2006; 79, 9

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya