Akademi Kebidanan Tak Bantu Turunkan Jumlah Kematian Ibu?

Menjamurnya Akademi Kebidanan (Akbid) di tanah Banten, ternyata tak membuat Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menurun.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 03 Feb 2015, 13:21 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2015, 13:21 WIB
Bidan Perlu 'Dukun' Atasi Kematian Ibu dan Anak
Petugas Kesehatan memeriksa ibu hamil. Foto: jhpiego.org

Liputan6.com, Serang Menjamurnya Akademi Kebidanan (Akbid) di tanah Banten, ternyata tak membuat Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menurun. Hal ini dikarenakan kualitas bidan yang menurun pula.

"IBI (Ikatan Bidan Indonesia) juga harus berperan serta meningkatkan kemampuan bidan. Karena dengan menjamurnya Akbid, kualitasnya malah menurun. Karena dengan menjamurnya Akbid, lahan praktik berkurang. Kebanyakan lulusan Akbid hanya melihat orang melahirkan saja," kata Sigit Wardoyo, Kadinkes Provinsi Banten diruangannya (02/02/2015).

Guna menciptakan tenaga kebidanan yang mumpuni, Sigit berencana akan mendidik bidan dengan memberikan beasiswa kepada 40 calon bidan dari lulusan SMA sederajat dari 4 kabupaten di Provinsi Banten.

"Kita sudah berkomunikasi dengan Dindik (Dinas Pendidikan) untuk melakukan beasiswa yang kemudian kita sekolahkan di Akbid (Akademi Kebidanan) Rangkasbitung, karena cuma itu yang negeri. Yang di sekolahkan 40 bidan dari 4 kabupaten," terangnya.

Sigit menjelaskan mengapa hanya mengambil 4 kabupaten yang diberikan program beasiswa, karena setelah dilakukan pemetaan oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes) bersama Dinkes, ternyata 4 kabupaten tersebut penyumbang AKI AKB terbanyak di Provinsi Banten.

Karenanya harus diberikan beasiswa dan dibangun program puskesmas fokus penurunan AKI AKB. Empat kabupaten tersebut adalah Kabupaten Tangerang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, dan Kabupaten Serang.

Sigit pun berharap agar masyarakat Banten secara individu mempercayakan keselamat kelahiran dan kesehatan bayi nya kepada bidan atau dokter yang menangani nya. Sehingga, keputusan dalam penanganan kesehatan dapat segera di ambil.

"Perilaku kesehatan di masyarakat kita terlambat merujuk, terlambat mengambil keputusan penanganan, karena biasanya harus nunggu keputusan dari yang dituakan," tegasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya