5 Mitos Salah tentang Kepribadian Seorang Introver

Inilah beberapa kesalahpahaman pemikiran mengenai kepribadian seorang introver

oleh Liputan6 diperbarui 07 Mei 2015, 10:30 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2015, 10:30 WIB
5 Mitos Salah Tentang Kepribadian Seorang Introver
5 Mitos Salah Tentang Kepribadian Seorang Introver

Liputan6.com, Jakarta Tidak ada yang tahu bagaimana kepribadian seseorang sebenarnya, bahkan anak kembar identik sekali pun. Sifat kepribadian introver, ekstrover, atau kecenderungan keduanya hidup berdampingan dan membuat perbedaan semakin indah.

Sayangnya, beberapa patokan yang dibuat kerap mematahkan eksplorasi kepribadian seseorang yang sebenarnya. Seperti orang yang aktif pasti ekstrover, sementara si pemalu pasti introver atau stereotip bahwa seorang introver tidak pandai bergaul dan bukanlah orang yang bahagia.

Selain itu, pandangan bahwa ekstrover sebagai orang yang secara alamiah lebih berorientasi terhadap dunia luar sementara seorang introver lebih fokus pada dunia batin mereka sendiri tidak selamanya benar.

Kenyataannya tidak murni seperti itu. Banyak orang introver lebih pintar dan kreatif dibanding orang ekstraver, juga sebaiknya. Sebab, sifat tersebut dipilih hanya sebagai kecenderungan.

Jadi, inilah beberapa kesalahpahaman pemikiran mengenai kepribadian seorang introver yang baik dipahami oleh seorang introver sebagai langkah pengembangan diri dan seorang ekstrover agar dapat membenarkan pemahaman mereka seperti yang dikutip dari laman HuffingtonPost, Rabu (6/5/2015): (auf)

1

Orang introver itu pemalu. Semua pemalu itu pasti introver.

Rasa malu dan introver merupakan hal yang bertolak belakang. Contoh, Bill Gates merupakan seorang introver, tetapi bukan orang yang pemalu. Ia pendiam dan kutu buku, tapi apa yang dipikirkan orang lain tidak menggangu dirinya.

Introver membutuhkan waktu sendiri untuk mengisi dan meningkatkan kembali energi, sementara rasa malu adalah perasaan tidak nyaman dan lelah pada situasi yang banyak melibatkan interaksi sosial. Bahkan, seorang ekstrover sekalipun bisa menjadi seorang pemalu ketika dia merasa tidak aman dan nyaman saat berada di kelompoknya.

2

Introver tidak suka di keliling orang

Ide mengenai seorang introver merupakan antisosial dan tidak ingin ditemanin oleh banyak orang tidak sepenuh salah. Mereka menikmati interaksi sosial yang cenderung berbeda dengan para ekstrover sehingga sering dianggap tidak suka bersenang-senang. Sebenarnya, mereka senang dengan orang, tetapi lebih berfokus menciptakan lingkaran kecil untuk teman-teman terdekat saja.

3

Introver bukan pemimpin atau pembicara yang baik

Jelas hal tersebut tidak terbukti pada Bill Gates, Abraham Lincoln, dan Mahatma Gandhi. Terbukti bahwa seorang introver juga suka memimpin, berbicara di depan publik, dan menjadi sorotan.

Penelitian pun menemukan bahwa individu dari kedua sifat kepribadian tersebut cocok untuk menjadi pemimpin dan sales.

4

Introver berkepribadian lebih negatif

Hanya karena mereka senang sendirian, stereotip bahwa mereka mengidap depresi atau kepribadian yang negatif kerap terbentuk. Justru ketika ekstrover berada pada situasi seorang introver mereka lebih sering merasa sedih dan depresi.

5

Introver lebih cerdas dan kreatif dibanding ekstraver

Memang banyak seniman dan penemu adalah seorang pendiam, seperti Albert Einstein, Marcel Proust, dan Charles Darwin. Oleh karena itu, kesan cerdas dan kreatif kerap melekat pada seorang introver.

Namun, tentu saja seorang ekstrover juga sangat cerdas dan kreatif. Mereka bisa lebih berkembang dan ide-ide muncul saat mereka berada di tempat yang lebih reflektif, sementara introver lebih kuat pada pola pikir.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya